Saat itu, Udes Saepudin (32), Adi (38) dan Didin (52) bekerja di sebuah kebun yang terletak di Desa Tegalmanggung, Kecamatan Cimanggung. Mereka dikejutkan dengan kemunculan seekor macan kumbang.
Udes melihat macan kumbang hitam tengah memangsa unggas. Namun tanpa disangka-sangka, hewan buas itu langsung menerkamnya dari arah depan.
"Awalnya saya lagi kerja di kebun tiba tiba ada macan menyerang ternak, tiba-tiba menyerang saya," ucap Udes saat ditemui detikJabar di kediamannya, Sabtu (10/9).
Sewaktu diserang macan kumbang, Udes mencoba melawan dan meloloskan diri. Namun tenaga macan itu terlalu kuat untuk Udes bertarung seorang diri.
Udes pun terpental hingga kepalanya membentur batu. Kemudian datang Adi yang berusaha menolong. Adi malah diserang oleh macan yang ukurannya sebesar domba itu.
"Saya bela diri, dari pada jadi korban. Bela diri sekuat tenaga," kata Udes.
Melawan Macan Kumbang
Tak lama, Didin yang melihat dua temannya diserang macan kumbang mencoba membantu. Didin malah diincar dan diterkam sang macan.
"Pertama menyerang saya dulu, terus datang teman saya (Adi), diserang juga. Lalu datang lagi Didin, sama diserang juga kita bertiga," ucap Udes.
![]() |
Saat itu ketiganya melakukan perlawanan sengit kepada si macan. Manuver mereka menaklukkan satwa buas itu berhasil.
Udes dan temannya memiting leher macan itu dan membawanya ke sungai yang berada di lokasi. Saat itu macan tersebut terus menyerang hingga akhirnya mati karena ditenggelamkan.
"Dimasukin ke air, tenggelam (mati)," kata Udes mengisahkan kejadian mengerikan itu.
Udes dan dua temannya bersimbah darah. Akibat serangan itu, mereka terluka dan harus dibawa ke rumah sakit.
"Delapan titik (jahitan) semuanya, sama kepala. Pelipis saja (sobek), nggak kena kornea mata untungnya," tutur Udes sambil menunjukkan perban yang membalut luka di kepalanya.
Macan kumbang yang mati usai bertarung dengan tiga pria itu sempat menjadi tontonan warga. Bangkai macan kumbang tersebut dibawa oleh pihak BBKSDA Jawa Barat. (bba/bbn)