Keberadaan titik nol kilometer sangat penting bagi suatu daerah. Umumnya, titik nol kilometer berbentuk tapal atau monumen tugu. Akan tetapi, di Kota Sukabumi titik nol kilometer berupa jalan yang diberi simbol lingkaran di dalam segi enam.
Titik nol kilometer tersebut berada di Jalan Achmad Yani, pertigaan Jalan PGRI-Balai Desa, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi.
Peresmian titik nol kilometer Kota Sukabumi dilakukan oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pada 8 Januari 2022. Setelah melewati 9 bulan ini, kondisinya nampak tak terawat, cat sebagai penanda titik nol sudah pudar dan beberapa paving block rusak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi tersebut juga dikeluhkan oleh salah satu warga, Kusnadi (60). Dia mengatakan, seharusnya titik nol kilometer diistimewakan karena menjadi salah satu wajah Kota Sukabumi.
"Ya gitu lah kelihatannya sudah enggak terawat sekarang. Catnya sudah pudar, batunya (paving block) pecah," kata Kusnadi saat ditemui detikJabar, Kamis (8/9/2022).
Apalagi, kata dia, titik nol kilometer Sukabumi berada di pusat kota yang dekat dengan pusat perbelanjaan dan padat aktivitas masyarakat, baik itu pendatang maupun warga sekitar.
"Dirawatlah minimal, jangan sudah selesai dibangun sudah saja. Sekarang kelihatan enggak dirawat, dicat lagi, supaya indah lah Sukabumi. Orang pendatang teh kan menilai bagus Sukabumi," ujarnya.
![]() |
Menanggapi kondisi tersebut, Kepala Bidang Bina Marga DPUTR Kota Sukabumi Lutpi Alip mengatakan, pihaknya akan memperbaiki kerusakan dan perawatan titik nol kilometer pada tahun ini. Dia menjelaskan, penggunaan cat pada titik nol itu merupakan hibah dari pelaksana proyek pembangunan saat itu.
"Tahun ini diperbaiki, kita kan rencana tahun ini dipelihara. Kan kemarin cat itu sumbangsih dari pelaksana jadi tidak maksimal. Kita maksimalkan tahun ini fasilitasnya," kata Alip saat dikonfirmasi.
Lebih lanjut, pihaknya juga sudah menganggarkan dana sebesar Rp 100 jutaan untuk perawatan titik nol kilometer Sukabumi. Alip menyebut, hal itu bisa terealisasi tahun ini jika tidak mengalami refocusing anggaran.
"Insyallah tahun ini ada, kalau tidak terefocusing karena ini kan ada kenaikan BBM. Kenaikan BBM ini anggarannya untuk BLT (Bantuan Langsung Tunai). Jadi mudah-mudahan tidak ada pengurangan anggaran, tahun ini bisa dilaksanakan perbaikan," ucap dia.
(yum/yum)