Titik 0 KM dan Transportasi Kuda di Masa Lampau

Titik 0 KM dan Transportasi Kuda di Masa Lampau

Whisnu Pradana - detikJabar
Minggu, 11 Sep 2022 05:00 WIB
Titik nol kilometer Cimahi dan Bandung Barat.
Titik nol kilometer Cimahi dan Bandung Barat. (Foto: Whisnu Pradana)
Bandung -

Alun-alun Kota Cimahi menjadi lokasi berdirinya sebuah tugu berbentuk 'nol' dengan tulisan 'KM' di sebelahnya. Barangkali sudah jelas, tugu itu merupakan titik nol kilometer Kota Cimahi.

Meskipun berdasarkan penjelasan sejarawan, tak ada tugu atau monumen sebagai titik nol kilometer di Kota Cimahi. Justru yang ada yakni penanda titik 10 kilometer dari arah Kota Bandung yang berada di daerah Cibabat, Cimahi Utara.

Kondisi bertolakbelakang untuk daerah tetangga, yakni Kabupaten Bandung Barat (KBB). Daerah dengan 16 kecamatan itu tak memiliki sejarah soal keberadaan titik nol kilometer.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari dua kondisi di atas, boleh sedikit diulas soal urgensi sebuah daerah memiliki titik nol kilometer. Menurut pegiat sejarah Cimahi, Mahmud Mubarok, tak ada catatan khusus yang menyebutkan jika sebuah daerah mesti memiliki titik nol kilometer.

"Sebetulnya pembuatan titik 0 kilometer zaman dulu itu sebagai cara menentukan jarak dari satu kota dengan kota yang lain," ungkap Mahmud kepada detikjabar.

ADVERTISEMENT

Titik nol kilometer yang menjadi acuan Kota Cimahi dan Bandung Barat sebetulnya merupakan titik nol kilometer milik Kota Bandung yang ada di Jalan Asia Afrika. Seperti yang telah disebutkan, titik 10 kilometer dari Bandung ke arah Cimahi berada di sekitaran RS Cibabat. Sementara di Bandung Barat, titik 20 kilometernya ada di kawasan Tagog, Padalarang.

Tugu titik 0 kilometer di Kota Cimahi.Tugu titik 0 kilometer di Kota Cimahi. Foto: Whisnu Pradana

Mahmud mengatakan keberadaan titik nol kilometer Kota Bandung itu kemudian menjadi acuan pembuatan jarak sejauh 1,5 kilometer yang dikenal sebagai 'pal'.

"Tapi dulu ditandai juga dengan pal, hitungannya itu sekitar 1,5 kilometeran. Jadi itu sebetulnya fungsi dari titik 0 kilometer, untuk acuan pembuatan pal," kata Mahmud.

"Makanya ada daerah namanya Pal 3, Pal 6 di perbatasan Cimahi dan Bandung, jadi Pal 3 itu hitungannya sekitar 4,5 kilometer dari titik 0 kilometer," imbuh Mahmud.

Lantas apa fungsi dari pengukuran jarak menggunakan istilah pal yang barang tentu dewasa ini sedikit sekali orang yang tahu? Ternyata hal itu berkaitan dengan moda transportasi zaman dulu, yakni keretek atau delman yang ditarik menggunakan kuda.

"Sebetulnya itu pengukur jarak, jadi disesuaikan dengan kendaraan saat itu yakni kuda. Karena kuda itu memiliki kekuatan terbatas untuk berjalan, jadi di pal sekian ada tempat istirahat," kata Mahmud.

Selain itu penggunaan istilah pal berkaitan juga dengan toponimi atau penamaan sebuah daerah atau kawasan, yakni tagog. Saat ini ada dua kawasan bernama Tagog, satu di Cimahi dan satu di Bandung Barat.

"Tagog itu istilahnya tempat nagog, atau bahasa Indonesianya itu jongkok. Kenapa jongkok? Karena di tempat itu banyak orang jongkok menunggu transportasi kuda dan delman datang. Makanya di Padalarang ada nama daerah Tagog, nah itu sebetulnya titik 20 kilometer dari Bandung," ujar Mahmud.

(yum/yum)


Hide Ads