Jabar Hari Ini: Pasien Alami Gejala Mirip Cacar Monyet dalam Pemantauan

Jabar Hari Ini: Pasien Alami Gejala Mirip Cacar Monyet dalam Pemantauan

Tim detikJabar - detikJabar
Jumat, 09 Sep 2022 22:00 WIB
Male doctor holding monkeypox vaccine.
Foto: Getty Images/iStockphoto/kemalbas
Bandung -

Berbagai peristiwa terjadi di Jawa Barat (Jabar) hari ini. Pasien di Tasikmalaya mengalami gejala mirip cacar monyet hingga bobotoh batal dukung langsung Persib Bandung di Malang.

Semua terangkum dalam berita Jabar Hari Ini:

Banjir dan Longsor Terjang Sukabumi

Kabar duka datang dari kota Sukabumi. Banjir dan longsor menerjang sejumlah titik di Kota Sukabumi. Dua musibah ini terjadi akibat hujan deras yang mengguyur sejak siang hingga jelang sore.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi Imran Wardhani mengatakan pihaknya telah melaksanakan penanggulangan bencana kedaruratan yaitu penyelamatan, evakuasi, pencarian dan pertolongan darurat.

Dalam informasi yang dihimpun detikJabar, titik yang dilanda musibah di antaranya longsor di Kelurahan Sriwedari, banjir di Jalan Lio Santa Kecamatan Citamiang, tanggul jebol di Kecamatan Gunungpuyuh, banjir di lokasi pintu masuk terminal tipe A, dan sungai meluap di Sungai Cigede, Kelurahan Jayamekar.

ADVERTISEMENT

Beruntung tidak ada korban jiwa dalam lima peristiwa tersebut. Para korban yang terdampak banjir dan longsor pun telah dievakuasi. "Rumah longsor juga sebagian belakangnya saja dan memang dekat dengan padanan sungai. Jadi bagian belakangnya tergerus air hujan," ujar Imran.

Debit air hujan yang tinggi serta tersumbatnya saluran air menjadi penyebab banjir terjadi. Imran menyebut, rata-rata ketinggian air di lokasi banjir sekitar 30 centimeter.

"Saat ini sudah mulai turun ketinggian airnya. Kita berupaya menyisir mencari penyebab sumbatan ataupun kendala penyebab tidak mengalirnya air di saluran," ucapnya.

Terdampak Kenaikan BBM, Nelayan Sukabumi Tak Melaut

Harga bahan bakar minyak (BBM) yang melejit membuat masyarakat menjerit. Terutama para nelayan merasa dirugikan dengan keputusan Pemerintah per tanggal 3 September kemarin.

Seperti di Sukabumi, sebanyak 12 ribu nelayan di Kabupaten Sukabumi mulai merasakan dampak dari kenaikan harga BBM. Bahkan sebagian besar nelayan memilih untuk tidak melaut.

"Banyak yang mengeluh, BBM naik sementara harga ikan begitu-begitu saja, ditambah instrumen kebutuhan nelayan yang lain mulai naik. Nelayan dari dulu, sifatnya gambling ketika mencari ikan belum tentu dapat, BBM habis hanya untuk jalan ditambah resikonya sekarang menjadi besar ketika BBM naik," ucap Sekretaris Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Sukabumi Sep Radi Priadika, Jumat (9/9/2022).

Tak hanya itu, para nelayan pun merasa kesulitan dengan akses mendapatkan BBM. Menurutnya, saat ini kuota solar masing-masing nelayan masih belum jelas. Dipaparkan oleh Radi sebanyak 12 ribu nelayan aktif yang terdampak, mayoritas nelayan tradisional.

"Selanjutnya ketersediaan BBM di kita ada beberapa nelayan seperti kemarin nelayan Cibangban (Cisolok) mereka membutuhkan BBM 25 liter tetapi hanya diberi 10 liter sedangkan itu tidak memenuhi kuota yang mereka butuhkan mereka membeli di SPBU. Layanan Pertamina untuk nelayan harus diperhatikan dari mulai ketersediaan jam buka tutupnya, kapan nelayan harus membeli BBM karena agar tidak jadi konflik di lokasi. Takut ada gesekan dengan konsumen lain yang bukan nelayan," ujar Radi.

Dia mengaku terus berusaha meredam gejolak di lapangan. Dia berharap pemerintah terutama Pemkab Sukabumi bisa merespons atau membantu mengurangi beban yang dirasakan para nelayan.

Akibat hal ini, sejumlah nelayan di perairan Ujunggenteng, Kabupaten Sukabumi memilih untuk menyandarkan kapalnya. Mereka memilih untuk tidak melaut karena kondisi perolehan ikan pun tidak menentu.

"Nelayan hampir 70 persen libur, ikan murah tidak sebanding dengan harga BBM. Sampai ada yang jual Rp 15 ribu seliternya. Hasil tangkapan susah jarak jauh, sekali berangkat butuh 100 liter lebih untuk seminggu perjalanan dan perburuan ikan di laut," kata Asep JK, tokoh nelayan setempat.

Asep mengatakan ada 700 nelayan perahucongkreng dan 60 nelayan diesel libur. Nelayan memilih untuk memperbaiki perahu mereka sembari menunggu hargaBBM kembali normal.

Patung Sepatu Cibadyut Dicopot Lagi

Cibaduyut sebagai kawasan pengrajin sepatu memiliki ciri khas pada patungnya yang berbentuk sepatu. Belum lama ini patung sepatu Cibaduyut telah dipoles penampilannya. Namun tak lama kemudian patung tersebut kembali dicopot.

Beberapa waktu lalu, media sosial diramaikan oleh unggahan video pengangkutan Tugu Sepatu di Jalan Cibaduyut Raya, Bojongloa Kidul, Bandung. Video tersebut diunggah oleh akun Instagram infoticibaduyut pada Rabu (7/9/2022).

Dalam video tersebut juga diterangkan alasan pengangkutan Tugu Sepatu baru karena banyak warga yang menolak. Tugu Sepatu baru itu disebut memiliki desain yang asal-asalan.

Namun hal tersebut ditampik oleh salah satu warga yang bertempat tinggal di sekitar Tugu Sepatu, Gunawan. Ia menyebutkan bahwa masyarakat Cibaduyut protes mengenai penempatan tugunya, bukan mempersoalkan desain sepatunya.

"Bukan karena desain, cuma penempatannya aja," ucap Gunawan yang ditemui di sekitar Tugu Sepatu, Kamis (8/9/2022).

Ia juga menyampaikan penempatan Tugu Sepatu yang baru kurang menarik, sebab posisinya kurang tinggi dan terhalang jalan layang. "Kayaknya mah dari masyarakat Cibaduyut kurang setuju dengan penempatannya yang sekarang, kalo dulu kan agak menarik dikit tinggi, kalo ini udah ga ada variasinya, pendek lagi," tambah pria yang sudah 12 tahun menetap di sekitar Tugu Sepatu ini.

Gunawan menerangkan bahwa Tugu Sepatu baru dipasang selama dua hari atau pada hari Selasa (6/9/2022). Kemudian warga protes dan langsung diproses keesokan harinya.

Ia berpendapat penempatan Tugu Sepatu akan diperbaiki kembali. Salah satunya adalah dengan meninggikan posisi Tugu Sepatu. "Kayaknya diperbaiki lagi penempatannya, tempat tetep di sini cuma kayaknya mau ditinggin dikit sekitar 1 meter lagi," terang Gunawan.

Semenjak Tugu Sepatu Cibaduyut yang lama diangkut, Gunawan mengaku warga sempat kesulitan menemukan Kampung Cibaduyut. Sebelumnya, tugu ikonik Cibaduyut pernah diangkut lantaran adanya pembangunan jalan layang.

Bobotoh Batal ke Malang untuk Dukung Persib

Rencana kedatangan Bobotoh dan Viking ke Malang untuk mendukung Persib Bandung bertanding melawan Arema FC di lanjutan Liga 1 2022 batal. Kabar tersebut diumumkan oleh Viking Persib Club.

Dalam keterangan yang diterima detikJabar Jumat (9/9/2022), keputusan untuk tidak berangkat ke Malang didasari hasil rapat koordinasi antara panpel, perwakilan suporter dan kepolisian di Malang.

Dalam rapat koordinasi itu disepakati jatah tiket untuk suporter Persib dibatasi hanya 500 tiket dari 2.000 tiket yang sebelumnya beredar dikabarkan atau sesuai regulasi 5 persen suporter tim tamu.

"Dengan penuh pertimbangan, juga melihat antusiasme dan animo tidak sebanding dengan kuota yang diberikan, Forum Viking Persib Club sejak kemarin, 8 September 2022, hingga rilis ini ditayangkan, telah mengambil keputusan," kata Humas VPC Hendri Ibro.

Ibro menjelaskan bahwa ada banyak pertimbangan dan masukan dari Distrik, yang menyebabkan mereka tidak mendukung langsung match Persib melawan tuan rumah Arema, pada 11 September 2022 di Stadion Kanjuruhan, Kab Malang.

Mewakili teman-teman VPC, ia juga menyampaikan apresiasi kepada Arema dan Aremania yang telah menyambut kedatangan perwakilan Viking ke Malang untuk mengikuti rapat koordinasi.

"Kami sangat mengapresiasi itikad baik dari Panpel Arema, dan Aremania yang telah menyambut perwakilan kami di Malang dengan ramah. Semoga suatu hari nanti, suasana seperti itu terjadi juga di tribun stadion baik di Bandung atau pun di Malang," ujarnya.

Pasien di Tasik Alami Gejala Mirip Cacar Monyet

Seorang pasien RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya ditempatkan di ruang isolasi. Hal itu dilakukan menyusul gejala penyakit yang diderita pasien tersebut mirip cacar monyet alias monkey pox.

Namun Kabid P2P Dinkes Kota Tasikmalaya Asep Hendra menjelaskan bahwa masih perlu penyelidikan lebih lanjut terkait gejala ini, sehingga yang bersangkutan belum ditetapkan sebagai suspect cacar monyet.

Langkah menempatkan pasien di ruang isolasi menurut Asep sebatas antisipasi untuk pencegahan penularan. "Tim epidemiologi sedang turun untuk menyelidiki pasien tersebut," kata Asep.

Penyelidikan dilakukan untuk mengumpulkan berbagai data riwayat pasien tersebut. Mulai riwayat perjalanan, kondisi kesehatan dan data pendukung lainnya. "Setelah datanya diperoleh kemudian akan dilakukan pengambilan sampel," ucap Asep.

Dia mengatakan penyakit cacar monyet memiliki gejala yang mirip dengan cacar air, cacar api dan cacar lainnya. "Kan gejalanya mirip, jangan-jangan hanya cacar air biasa. Jadi kita harus hati-hati," ujar Asep.

Dia juga enggan memberikan gambaran umum pasien tersebut karena belum jelas pasien cacar monyet. "Nanti kalau datanya sudah lengkap kami rilis," ucap Asep.

Untuk mengantisipasi penularan, ia pun menghimbau jika ada anggota keluarga yang mengalami gejala cacar, sebaiknya untuk sementara tinggal terpisah. Ini adalah upaya untuk mengantisipasi kontak antara kulit orang sehat dengan lesi penderita.

Selain itu menjaga jarak dan menghindari kerumunan menurut dia sudah efektif untuk menghindari penularan cacar monyet.

"Sejauh yang saya tahu, penularan cacar monyet terjadi akibat kontak yang sangat erat. Jadi menular kalau lesinya nempel ke kulit orang sehat. Jadi antisipasinya 3M juga," papar Asep.

Meski demikian, Asep menegaskan masyarakat tak perlu panik dalam menyikapi penyakit ini. Kebiasaan yang sudah berjalan dalam melawan COVID-19 dipandang efektif untuk menghindari penularan penyakit ini.

"Upaya preventif melawan COVID-19 sebenarnya berlaku general. Misalnya kebiasaan cuci tangan, virus yang nempel di kulit akan mati kalau dicuci dengan sabun. Jadi tak usah panik," ujar Asep.

Halaman 2 dari 2
(aau/mso)


Hide Ads