Komunitas UrgTsk punya nama alias untuk menyebut Tasikmalaya yaitu 106 Km Bandung. Komunitas para pegiat wisata, kuliner dan semua hal tentang Tasikmalaya ini menjadi salah satu elemen yang mendorong pemerintah untuk menata titik nol kilometer Tasikmalaya.
"106 kilometer tenggara Bandung itu merupakan koordinat Tasikmalaya terhadap Bandung sebagai ibukota provinsi. Kami mengampanyekan istilah itu agar masyarakat tahu bahwa titik nol kilometer Tasikmalaya itu ada di Jalan dr Soekardjo," kata Aditya Hiracahya dari komunitas UrgTsk, Kamis (8/9/2022).
Dia menjelaskan jarak 106 kilometer itu didapatnya dari patok nol kilometer Tasikmalaya. "Di patok kan tertulis Bdg 106, artinya dari titik ini ke titik nol Bandung jaraknya 106, ke arah tenggara," kata Aditya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan titik nol ini berada di depan rumah warga, sehingga akan sulit jika ingin dibangunkan monumen atau tugu yang lebih representatif. "Tapi sebenarnya kalau ada niat dari pemerintah bisa, di seberang jalan titik itu ada lahan yang hendak dijual. Bisa tuh dibuatkan tugu atau taman," kata Aditya.
Layaknya di di daerah-daerah lain, titik nol kilometer menurut Aditya bisa menjadi destinasi wisata atau setidaknya ruang publik yang menarik untuk disinggahi.
![]() |
"Pasti ada manfaatnya jika titik nol kilometer itu ditata oleh pemerintah. Pasti ada titik keramaian di sana, kemudian akan membentuk simpul ekonomi baru," kata Aditya.
Mengenai sejarah titik nol kilometer Tasikmalaya, Aditya mengakui belum ada dokumen sejarah yang bisa menjadi rujukan.
"Mengenai sejarahnya saya juga sejauh ini belum menemukan referensi yang jelas. Belum ada yang peduli. Tapi tentunya penentuan titik nol kilometer itu dilakukan pada zaman Belanda," kata Aditya.
Sementara itu Eris (27) warga Kecamatan Tawang mengaku selama ini dirinya tak menyadari jika titik nol kilometer berada di dekat rumahnya. "Baru tahu titik nol kilometer Tasikmalaya ada di lingkungan saya," katanya.
Dia mengaku mendukung jika pemerintah melakukan penataan atau memanfaatkan titik itu jadi lebih menarik. "Setuju dibuat seperti di Jogja, kan jadi lebih menarik. Jadi spot foto, jadi penanda kalau kita sudah berkunjung ke suatu kota," kata Eris.
(yum/yum)