Perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah tidaklah mudah. Sejak zaman dulu, tercatat sejumlah negara yang pernah menjajah Indonesia dengan masa yang berbeda-beda. Salah satu negara yang pernah menjajah Indonesia, yakni Portugis.
Portugis merupakan negara pertama yang menjajah bangsa Indonesia. Dilansir dari detikEdu, Portugis menguasai jalur pelayaran hingga pelabuhan. Portugis bahkan memperluas wilayah jajahannya di Indonesia setelah jatuhnya Malaka di tahun 1511.
Portugis Pertama Kali Datang di Malaka
Berdasarkan buku IPS Terpadu karya Nana Supriatna, Mamat Ruhimat dan Kosim, Indonesia dan Portugis bertemu pertama kali saat Vasco da Gama tiba di India pada 1497 di India dan Diego Lopez Sequeira di Malaka pada 1509.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat itu pasukan Portugis di bawah Vasco da Gama dan Diego Lopes Sequeira serta Alfonso de Albuquerque (1459-1511), berhasil merebut kota pelabuhan di Goa, India pada 1510.
Jatuhnya kota pelabuhan itu membuat bangsa Indonesia terganggu dan mulai menunjukkan sikap tidak sukanya hingga akhirnya Portugis di bawah Alfonso de Albuquerque menyerang Malaka pada April 1511.
Jatuhnya Malaka membuat Portugis menerapkan pola perdagangan monopoli yang hal itu membuat pedagang Indonesia merasa terancam.
Kemudian dalam buku Suma Oriental yang ditulis oleh pegawai Portugis, Tome Pires, disebutkan bahwa tidak ada pusat perdagangan yang lebih besar dari Malaka yang saat itu jadi tempat perdagangan komoditas utama dari seluruh dunia timur dan barat.
Tome Pires mengatakan bahwa tidak ada tempat lain yang memperdagangkan komoditas dengan halus dan mahal. Jadi disimpulkan bahwa bangsa Portugis pertama kali mendarat di Indonesia di daerah Malaka.
Kedatangan Bangsa Portugis di Malaka
Saat diserang oleh bangsa Portugis di tahun 1511, Malaka belum memiliki kekuatan militer yang mumpuni untuk melakukan perlawanan terhadap pasukan Portugis.
Apalagi saat itu pasukan Portugis diperkirakan berjumlah 1.200 orang. Pasukan Portugis diangkut dengan kapal-kapal yang dilengkapi meriam besar.
Meski tidak memiliki kekuatan militer yang mumpuni, namun Malaka tetap melawan sebelum akhirnya menyerah dan membuat para pedagang Indonesia mengalihkan perdagangannya ke pelabuhan lain di kawasan Selatan Malaka.
Pengaruhi Perkembangan Politik di Malaka
Kehadiran Portugis juga mempengaruhi perkembangan politik di Malaka. Portugis ingin menguasai penuh Malaka dengan menaklukkan kerajaan-kerajaan di sana yang kemudian menimbulkan kutub kekuasaan di bawah Aceh dan pemerintahan Johor.
Mengutip dari buku Sejarah SMA/MA karya Ignas Kingkin Teja, kehadiran Portugis menghalangi ekspansi yang dilakukan kerajaan Aceh dan juga Johor.
Namun, Aceh mendapat mendapat manfaat dari pendudukan Portugis atas Malaka karena para pedagang muslim yang menghindari Malaka mulai berdagang di Aceh dan Banten. Sementara Johor, kian melemah meski tetap memiliki wibawa besar atas daerah Melayu.
Tak puas menguasai Malaka, Portugis ingin juga menguasai perdagangan rempah-rempah termasuk daerah penghasilnya. Mereka pun menargetkan sasaran selanjutnya untuk menguasai Maluku.
Meski datang untuk menjajah, namun beberapa kerajaan justru bekerja sama dengan Portugis demi kepentingan masing-masing.
Beberapa kerajaan yang bekerja sama itu ialah kerajaan Hitu dan Ternate sekitar tahun 1512. Hitu bekerja sama untuk mempelajari teknik perang, sementara Ternate bekerja sama untuk bisa bersaing dengan kerajaan Tidore.
Ternate Usir Portugis
Dari buku sejarah yang disusun oleh Nana Supriatna, kerja sama antara Portugis dengan kerajaan Indonesia berubah menjadi tegang ketika Portugis melakukan kristenisasi terhadap kerajaan yang beragama Islam.
Tak sampai di situ, Portugis juga tidak menghormati adat istiadat setempat. Akibatnya, masyarakat Ternate mengusir bangsa Portugis pada tahun 1575.
Melalui peperangan selama 5 tahun, Ternate berhasil mengusir Portugis. Penguasa ke-7 Kesultanan Ternate Maluku, Sultan Baabullah dan putranya Sultan Said sangat gigih dalam mempertahankan Ternate sebagai kerajaan Islam.