Mahfud Md Bicara Kasus Santri Tewas di Ponpes Gontor

Mahfud Md Bicara Kasus Santri Tewas di Ponpes Gontor

Rifat Alhamidi - detikJabar
Rabu, 07 Sep 2022 12:14 WIB
Mahfud MD saat hadir di diskusi RKUHP di Kota Bandung, Jawa Barat.
Mahfud Md saat hadir di diskusi RKUHP di Kota Bandung, Jawa Barat. (Foto: Rifat Alhamidi / detikJabar)
Bandung -

Menko Polhukam Mahfud MD turut menyorot kasus meninggalnya santri di Pondok Modern Darussalam Gontor. Mahfud menyatakan, saat ini sudah ada proses hukum yang mengatur dalam kasus yang menimpa seorang santri berinisial AM (17) tersebut.

"Iya nggak apa-apa, kan ada hukumnya," kata Mahfud saat ditemui wartawan di Bandung, Jawa Barat, Rabu (7/9/2022).

Mahfud menyerahkan kasus itu untuk ditangani sesuai prosedur hukum yang berlaku. Terlebih menurutnya, Pondok Modern Gontor juga menyatakan akan tunduk pada proses hukum yang sedang berjalan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kan Gontor sudah mengumumkan tunduk pada proses hukum. Biar aja, kan ada proses hukumnya," katanya.

Sebelumnya dilansir detikNews, Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menyoroti kasus meninggalnya santri di Pondok Pesantren Gontor. Ma'ruf berharap proses hukum dapat segera diselesaikan.

ADVERTISEMENT

"Jadi kita berharap bahwa ini bisa segera selesai, kasus ini bisa segera terungkap, dan duduk perkaranya, semuanya terjelaskan dan terselesaikan dan proses hukumnya bisa dilanjutkan," kata juru bicara (jubir) Wapres Masduki Baidlowi dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (7/9/2022).

Masduki mengatakan Ma'ruf Amin meminta segala bentuk tindakan kekerasan dalam dunia pendidikan, baik di sekolah maupun pondok pesantren, agar dihentikan. Menurutnya, apa pun motif kekerasan itu tidak dapat dibenarkan.

"Wapres memberikan satu arahan agar jangan sampai terjadi kekerasan yang seperti itu lagi di lembaga pendidikan, apakah itu pesantren ataupun lembaga pendidikan berasrama yang lain ataupun apakah yang berlatar belakang agama ataupun tidak," jelasnya.

Masduki membeberkan Ma'ruf menyoroti berbagai kasus kekerasan yang pernah terjadi di lembaga pendidikan negara. Ma'ruf menegaskan agar kejadian itu tidak terulang lagi.

"Kita ambil pelajaran kepada lembaga pendidikan yang lain agar jangan terjadi seperti itu lagi. Karena ini kan beruntun ya, banyak sekali kejadian (kekerasan) seperti itu, dulu juga pernah terjadi di lembaga pendidikan negara (seperti) Institut Pendidikan Dalam Negeri (IPDN)," ujarnya.

"Terus di mana lagi, di mana lagi, banyak sekali kejadian seperti itu yang disebabkan oleh proses yang dihubungkan dengan pelatihan fisik bagi seorang siswa misalnya," sambungnya.

(ral/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads