Massa yang tergabung dalam Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) melakukan aksi unjuk rasa. Mereka turun ke jalan untuk menentang kenaikan harga BBM.
Dalam aksinya massa sempat memblokir jalan di depan Alun-alun Singaparna. Massa juga membakar ban bekas di tengah jalan provinsi hingga membuat arus lalu lintas dari Tasikmalaya menuju Garut sempat terganggu.
Selain itu, mereka sempat terlibat saling dorong dengan aparat kepolisian yang berjaga. Massa tidak terima niatnya masuk ke kantor dewan dihalang-halangi. Akibatnya sejumlah mahasiswa yang ikut dalam aksi tersebut sempat terjatuh hingga nyaris tak sadarkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Revolusi, revolusi revolusi," kata mahasiswa sambil mendorong polisi yang bertugas di pintu masuk Kantor DPRD Kabupaten Tasikmalaya, Senin (5/9/22).
Dalam orasinya mahasiswa mengajak masyarakat Tasikmalaya untuk menolak kenaikan harga bahan bakar minyak.
"Ini isu nasional yang harus disikapi, karena kenaikan harga BBM ini memberatkan semua pihak," kata Givan Alivia Muldan, koordinator aksi dalam orasinya.
Dia menyatakan akan terus mengawal seluruh kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat. "Pegerekan ini berkomitmen, mengawal kebijakan yang tidak pro rakyat. Kahusunya BBM kita siap mengawal hingga turun kembali," ungkap dia.
Masa akhirnya masuk ruang paripurna DPRD Kabupaten Tasikmalaya sambil memasang beragam spanduk. Mereka diterima ketua DPRD Kabupaten Tasikmalaya Asep Sopari Alayubi.
(mso/mso)