Heboh Kemunculan 'Pesulap Merah' di Sukabumi, Eh Ternyata...

Heboh Kemunculan 'Pesulap Merah' di Sukabumi, Eh Ternyata...

Siti Fatimah - detikJabar
Senin, 05 Sep 2022 19:00 WIB
Kades Sukajaya Deden Gunaefi berdandan ala Pesulap Merah
Pesulap Merah KW. (Foto: Istimewa (Kades Sukajaya Deden Gunaefi))
Sukabumi -

Ada pemandangan menarik di perayaan festival rakyat yang digelar di Desa Sukajaya, Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi. Sosok fenomenal pesulap merah muncul dan ikut memeriahkan pesta rakyat itu.

Setelah ditelusuri, orang yang menyerupai Marcel Radhival itu ternyata tak lain adalah Kepala Desa Sukajaya Deden Gunaefi.

"Iya itu saya, pesulap merah kan hari ini lagi tren yah, jadi saya dan Pak Sekdes. Pak Sekdes menjadi Gus Syamsudin dan saya jadi Pesulap Merah," kata Deden saat dikonfirmasi detikJabar, Senin (5/9/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pakaian merah lengkap dengan rambut palsu berwarna merah ia kenakan saat perayaan pesta rakyat yang digelar pada akhir pekan lalu. Dia mengatakan, kostum pesulap murah yang dipakainya itu sengaja dibeli secara online dengan kisaran harga Rp 270 ribu.

"Jadi itu teh ngamumule kampung judulnya Ngarak Buras Moe Bedug. Puncak acaranya kemarin Sabtu-Minggu tanggal 3-4 September 2022. Kalau malam Minggu itu saya jadi MC dan yang jadi Gus Syamsudin itu surprise enggak ada yang tahu karena tiba-tiba aja langsung muncul," ujarnya.

ADVERTISEMENT
Kades Sukajaya Deden Gunaefi berdandan ala Pesulap MerahKades Sukajaya Deden Gunaefi berdandan ala Pesulap Merah Foto: Istimewa (Kades Sukajaya Deden Gunaefi)

Alasan dia menjadi Pesulap Merah tak lain hanya untuk menghibur masyarakat. Benar saja, saat warga melihatnya berperan sebagai Pesulap Merah, gelak tawa warga memenuhi acara tersebut.

"Saya ingin memeriahkan saja karena ternyata pas begitu saya menggunakan kostum itu masyarakat histeris. Jadi ada suasana pembeda. Di masyarakat juga banyak yang pakai kostum menarik-menarik misalnya pakai seragam SD, SMP, banyak lah gila-gilaan. Ada yang jadi tuyul," tuturnya.

Selain karnaval keliling kampung, acara itu juga dimeriahkan oleh berbagai macam perlombaan misalnya seperti lomba menghias mobil dan lomba tingkat kampung.

Sekedar informasi, kegiatan 'Ngarak Buras Moe Bedug' ini merupakan kegiatan tahunan Desa Sukajaya untuk mengembalikan budaya gotong royong.

Buras bermakna makanan ciri khas orang desa yaitu nasi yang dibungkus daun pisang. Sedangkan Moe Bedug artinya memanjakan bedug yang selama satu tahun digunakan untuk memanggil orang ke masjid.

"Sekarang diarak bedug itu supaya kulit bedugnya kembali kencang. Yang pasti tujuan utama sesuai moto Desa Sukajaya yaitu Tikukur (ti urang, ku urang, keur urang) atau dari kita, oleh kita, untuk kita," tutupnya.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads