Wali Kota Bandung Yana Mulyana banyak mendapat kecaman usai meresmikan Gedung Dakwah Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS) akhir pekan lalu. Langkah Yana itu juga turut disesalkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat.
Ketua MUI Jabar Rachmat Syafei mengatakan pemeluk agama apapun harus bisa menghargai perbedaan aliran dalam beragama, tak terkecuali syiah itu sendiri. Sehingga, perbedaan dalam beragama tersebut bisa memunculkan toleransi di antara masyarakat.
"Masalah beragama memang ada syiah. Kalau syiah seperti dulu yang pernah terjadi, kita harus toleran dalam arti jangan sampai mempunyai gerakan yang intoleransi terhadap itu," katanya saat dihubungi wartawan di Bandung, Kamis (1/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rachmat menilai langkah Yana yang turut meresmikan Gedung ANNAS kurang tepat dalam konteks menjaga tolerasi antar umat beragama. Sebab ia berpandangan, syiah bukan aliran menyimpang dalam kehidupan bernegara.
"Untuk Pemkot Bandung, gerakan-gerakan seperti itu harus diberikan konten dakwahnya, bukan masalah syiah atau tidak syiah. Sebab, dalam syiah itu kan ada yang tidak menyimpang menurut saya," tuturnya.
Pemkot Bandung juga diminta tidak mendeskriditkan aliran tertentu di tengah perbedaan keyakinan dalam beragama. Sebab menurutnya, jika perbedaan tidak dimaknai sebagai warna yang beragam, nantinya malah akan menimbulkan konflik sesama umat beragama.
"Iya tidak boleh begitu, nanti bisa ribut kita itu. Padahal ada yang perbedaan, ada yang memang penyimpangan. Penyimpangan tinggal meluruskan saja," ucapnya.
Terkait Gedung ANNAS yang sudah terlanjut diresmikan, pihaknya menyarankan supaya gedung tersebut tak perlu ditutup. MUI menyarankan pemkot memanfaatkan fasilitas tersebut untuk kebutuhan syiar agama.
"Ngga usah dicabut. Karena kalau untuk dakwah, kontennya itu jangan mengarahkan syiah yang bagaimana anti syiah itu," pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, Wali Kota Bandung Yana Mulyana dikecam usai meresmikan Gedung Dakwah Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS). Peresmian gedng di Jalan RAA Martanegara (Turangga) Kota Bandung itu dilakukan pada Minggu (28/8/2022).
Yana menjelaskan kehadirannya dalam peresmian gedung itu dalam kapasitas sebagai kepala daerah yang memenuhi undangan warga. Sebagai kepala daerah, ia mengaku harus berusaha hadir di tengah masyarakat.
Apalagi, Yana menilai agenda peresmian gedung dakwah itu sebagai pusat syiar ilmu pengetahuan. Ia berharap masyarakat dapat memperoleh banyak kebaikan dari ilmu-ilmu yang disampaikan berbagai pihak secara komprehensif.
Dalam keterangan yang diterima detikJabar, Yana juga membandingkan tentang kehadirannya dalam acara peresmian lainnya. Misalnya peresmian Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Sumber Sari di Komplek Sumber Sari, Jalan Sumber Sugih Kecamatan Babakan Ciparay, serta kegiatan keagamaan lainnya.
Menurut pengetahuan Yana, Gedung Dakwah ANNAS tersebut sudah berjalan sejak tahun 2018. Bahkan peletakan batu pertamanya kala itu dilakukan langsung Pjs Wali Kota Bandung almarhum Muhammad Solihin.
"Jadi kehadiran saya dalam kapasitas sebagai Wali Kota memenuhi undangan peresmian gedung dakwah. Karena memang selama ini Pemerintah Kota Bandung sangat mendukung hadirnya pusat-pusat kajian ilmu keagamaan dan gedung-gedung dakwah," kata Yana dalam keterangan yang diterima detikJabar, Rabu (31/8/2022).
(ral/mso)