Respons Walkot Bandung yang Dikecam Usai Resmikan Gedung ANNAS

Respons Walkot Bandung yang Dikecam Usai Resmikan Gedung ANNAS

Sudirman Wamad - detikJabar
Rabu, 31 Agu 2022 20:46 WIB
Wali Kota Bandung Yana Mulyana
Wali Kota Bandung Yana Mulyana. (Foto: Rifat Alhamidi/detikJabar)
Bandung -

Wali Kota Bandung Yana Mulyana dikecam usai meresmikan Gedung Dakwah Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS). Peresmian gedng di Jalan RAA Martanegara (Turangga) Kota Bandung itu dilakukan pada Minggu (28/8/2022).

Yana menjelaskan kehadirannya dalam peresmian gedung itu dalam kapasitas sebagai kepala daerah yang memenuhi undangan warga. Sebagai kepala daerah, ia mengaku harus berusaha hadir di tengah masyarakat.

Apalagi, Yana menilai agenda peresmian gedung dakwah itu sebagai pusat syiar ilmu pengetahuan. Ia berharap masyarakat dapat memperoleh banyak kebaikan dari ilmu-ilmu yang disampaikan berbagai pihak secara komprehensif.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam keterangan yang diterima detikJabar, Yana juga membandingkan tentang kehadirannya dalam acara peresmian lainnya. Misalnya peresmian Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Sumber Sari di Komplek Sumber Sari, Jalan Sumber Sugih Kecamatan Babakan Ciparay, serta kegiatan keagamaan lainnya.

Menurut pengetahuan Yana, Gedung Dakwah ANNAS tersebut sudah berjalan sejak tahun 2018. Bahkan peletakan batu pertamanya kala itu dilakukan langsung Pjs Wali Kota Bandung almarhum Muhammad Solihin.

ADVERTISEMENT

"Jadi kehadiran saya dalam kapasitas sebagai Wali Kota memenuhi undangan peresmian gedung dakwah. Karena memang selama ini Pemerintah Kota Bandung sangat mendukung hadirnya pusat-pusat kajian ilmu keagamaan dan gedung-gedung dakwah," kata Yana dalam keterangan yang diterima detikJabar, Rabu (31/8/2022).

Yana mengatakan, Pemkot Bandung mendukung kegiatan keagamaan. Namun, ia menegaskan pihaknya tidak menginginkan ada pergerakan intoleran.

"Fasilitas keagamaan seperti masjid, musala, termasuk tempat dakwah sangat banyak di Kota Bandung. Ini menunjukkan jika Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mendukung kegiatan keagamaan yang dilakukan masyarakat. Namun, jangan sampai ada pergerakan yang intoleran dan saling menyerang satu sama lain," jelasnya.

Yana pun menyikapi polemik yang berkembang di masyarakat. Ia mengajak semua pihak tetap komitmen menjaga toleransi dan saling menghormati perbedaan.

Orang nomor satu di Kota Bandung itu pun memastikan tidak pernah mendukung segala kegiatan yang bersifat intoleran pada kepercayaan dan keyakinan umat lain.

Sealiknya, menjaga keragaman dan terus memupuk toleransi beragama adalah komitmen yang selama ini terus dilakukan Pemkot Bandung. Yana juga menolak segala bentuk sikap intoleran dan kekerasan.

Untuk itu, Yana memastikan Pemkot Bandung akan menindak tegas sesuai dengan hukum yang berlaku jika ada praktik-praktik intoleran terlebih hingga berujung kekerasan.

Sebab hal itu bukan hanya mencederai toleransi yang sudah terjaga dengan baik di Kota Bandung, tetapi juga jati diri masyarakat Kota Bandung yang dikenal kental dengan silih asah, silih asih, dan silih asuh serta menghormati keragaman.

Yana menambahkan, terkait implementasi sikap toleransi, Pemkot Bandung merupakan daerah yang sangat mendukung toleransi dan menghormati keberagaman.

Hal itu menurut Yana dapat dibuktikan dengan keberadaan lima kampung toleransi di Kota Bandung yakni Kampung Toleransi Gang Luna terletak di RW 04, Kelurahan Jamika, Kecamatan Bojong Loa Kaler.

Kemudian ada Kampung Toleransi RT 02 RW 02 Kelurahan Paledang, Kecamatan Lengkong, Kampung Toleransi RW 12 Kompleks Dian Permai, Kelurahan Babakan, Kecamatan Babakan Ciparay, Kampung RW 04 & 05 Kelurahan Balonggede, Kecamatan Regol, dan Kampung Toleransi RW 08 Kelurahan Kebon Jeruk, Kecamatan Andir.

Kehadiran kampung toleransi menurutnya merupakan cerminan bagaimana warga Kota Bandung hidup dalam damai dan sikap saling menghormati tanpa tersekat perbedaan yang ada.

"Kampung toleransi adalah bukti bagaimana selama ini warga Kota Bandung mampu menjadi teladan menjaga keberagaman. Kota Bandung ini merupakan miniatur Indonesia yang kaya dengan keragaman suku, ras, budaya, dan agama. Sehingga butuh komitmen bersama untuk menjaga dan merawat nilai-nilai toleransi tersebut" ujarnya.

Yana mengakui masih banyak hal yang harus ditingkatkan dalam implementasinya. Merujuk pada hasil survei Indonesian Politics Research & Consulting (IPRC) dari 20-30 Juli 2022, yang menyebutkan sebanyak 60 persen warga menilai kinerja Pemkot Bandung semakin lebih baik dalam menangani persoalan keagamaan, merupakan modal penting bagi Pemkot Bandung dalam terus mendorong sikap saling menghormati, memupuk jiwa toleransi dan tetap menjadi keberagaman sebagai sumber kekuatan.

"Hasil survei itu juga menjadi pijakan kami untuk melangkah ke depan agar semakin lebih baik khususnya dalam menjaga sikap toleransi," paparnya.

"Sekali lagi mari kita sama-sama kembali kepada jati diri kita untuk terus memupuk dan merawat toleransi, dan tetap bersama dalam bingkai kerukunan dan keharmonisan menuju Bandung yang unggul, nyaman, sejahtera dan agamais sesuai cita-cita dan harapan kita bersama," kata Yana menambahkan.

(sud/orb)


Hide Ads