Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur menyebut kasus HIV/AIDS bak fenomena gunung es, karena masih banyak pengidap yang belum terdeteksi. Stigma negatif di masyarakat membuat mereka enggan melakukan pemeriksaan kesehatan, terutama cek HIV/AIDS.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur Frida Laila Yahya mengatakan pada 2021 temuan Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) baru mencapai 111 orang dan pada periode Januari hingga Juli 2022 angkanya naik mencapai 137 ODHA baru.
"Untuk tahun ini temuan terbanyak di bulan Januari, yakni sebanyak 32 kasus. Dari total 137 kasus, pelaku seks menyimpang laki-laki seks, laki-laki yang paling banyak, dengan 52 kasus. Dan kemungkinan sampai akhir tahun temuan kasusnya akan terus bertambah," kata dia, Rabu (31/8/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan temuan seratusan kasus ODHA baru itu berdasarkan 10 ribu tes HIV/AIDS yang dlakukan di tahun ini.
Namun, Frida mengakui jika capaian test tersebut baru 25 persen dari target. Pasalnya, menurut dia, Dinkes tahun ini menargetkan 40.749 orang untuk pemeriksaan HIV/AIDS dengan 40.749 di antaranya ditargetkan pada ibu hamil.
"Kita terus lacak agar penyebaran HIV/AIDS terdeteksi seluruhnya, dengan tujuan antisipasi penyebaran lebih banyak lagi. Tapi kami terkendala kondisi geografis, sehingga petugas kesulitan menjangkau warga yang rumahnya di pelosok," ungkapnya.
Tak hanya itu, Frida menyebut masih adanya stigma di masyarakat jika HIV/AIDS adalah penyakit kutukan dan pengidap HIV/AIDS ialah pelaku seks bebas atau pelaku tindakan yang dilarang membuat banyak yang enggan memeriksakan diri.
Padahal tidak sedikit mereka yang terpapar karena perbuatan orang lain atau pasangannya. Hal itu membuat kasus HIV/AIDS bak fenomena gunung es, yang jika tak segera diungkap maka penyebarannya akan lebih banyak.
Baca juga: 2 Ucapan Kontroversial Wagub Jabar |
"Kasus HIV/AIDS ini seperti fenomena gunung es, yang muncul dipermukaan sedikit, tapi yang tak terlihat atau belum terdeteksi sangat banyak. Karena stigma negatif di masyarakat, jadinya banyak yang tidak mau test. Padahal dampaknya akan lebih luas, karena tidak terdeteksi akan lebih banyak yang terpapar," ucap dia.
"Makanya kami terus berusaha agar stigma negatif itu hilang. Karena banyak yang terpapar bukan karena kesalahannya," kata dia menambahkan.
Simak Video 'Pro Kontra Wagub Jabar Sarankan Poligami untuk Cegah HIV/AIDS':