Sudah 15 tahun, Mawar (bukan nama sebenarnya) mengidap HIV/AIDS. Kaget, sedih, dan kecewa bercampur aduk bagi ibu tiga anak ini saat mengetahui dirinya positif HIV.
Mawar bahkan pernah putus asa dan menyerah pada hidup. Alasannya, stigma negatif dari masyarakat jika HIV/AIDS merupakan azab atau kutukan sehingga membuat dia sangat terpuruk di awal perjalanan sebagai orang dengan HIV/AIDS (ODHA).
Mawar mengaku mulai terkonfirmasi positif HIV/AIDS pada 2007 lalu. Awalnya dia mengalami sakit dalam jangka waktu yang lama. Setelah diperiksa, ibu rumah tangga (IRT) asal Cianjur ini dinyatakan positif HIV/AIDS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Awalnya saya tidak tahu saya positif HIV/AIDS, kemudian dijelaskan oleh petugas medis di pelayanan kesehatan tersebut," kata dia, Selasa (30/8/2022).
Setelah ditelusuri, ternyata suami pertamanya yang terlebih dulu positif akibat penggunaan jarum suntik.
"Suami saya yang pertama itu pecandu narkoba, menggunakan jarum suntik. Mungkin dari hal itu sehingga dia terpapar kemudian menularkan pada saya saat berhubungan sebagai suami istri," kata dia.
Dia mengaku sempat putus asa dalam menjalani hidup, bahkan pernah terbersit untuk mengakhiri hidupnya. Namun sosok sang anak membuat Mawar mengurungkan niatnya.
"Pernah saya berpikir bunuh diri, tidak kuat dengan fakta bahwa saya positif HIV/AIDS. Penyakit yang menjadi stigma negatif di masyarakat. Tapi saya berpikir, kalau saya meninggal, bagaimana anak, kan masih kecil. Itu yang menguatkan saya untuk tetap hidup dan rutin minum obat agar bisa membesarkan anak," katanya.
Dukungan dari suami baru usai bercerai dengan suami pertamanya juga semakin menguatkan Mawar. Bahkan sosok pria tersebut menyayanginya sepenuh hati membuatnya kuat menjalani hidup.
"Saya bercerai dengan suami saya pada 2010, kemudian menikah lagi. Suami saya yang sekarang negatif HIV/AIDS. Tapi dia tulus menyayangi saya, menerima saya apa adanya. Itu yang membuat saya semakin kuat sampai sekarang selain dari sosok anak," kata dia.
Dia berharap masyarakat tidak lagi mengecap para ODHA sebagai pendosa atau orang dengan perbuatan yang tidak baik. Sebab banyak juga ODHA yang terpapar dari pasangan.
"Khususnya IRT, banyak juga yang terpapar dari pasangannya. Padahal hidupnya dijalani dengan baik. Jadi saya harap, jangan ada lagi stigma negatif, kalau bisa dukung. Yang dijauhi itu penyakitnya, bukan orangnya," katanya.
Simak Video 'Kata Wagub Jabar soal Sarankan Poligami untuk Cegah HIV/AIDS':