Setiap manusia diciptakan dalam keadaan yang sama sempurnanya. Meskipun terkadang terdapat kekurangan dan kelebihan, tapi sejatinya hal tersebut tidak membuat seseorang berbeda dari yang lainnya.
Tak terkecuali pada penyandang disabilitas. Seorang penyandang disabilitas memang memiliki keterbatasan tertentu untuk berpartisipasi di masyarakat. Namun, penyandang disabilitas juga merupakan seorang manusia yang memiliki hak serupa dengan manusia lainnya.
Baru-baru ini jagad media sosial diramaikan oleh video TikTok unggahan afifyahya pada Minggu (28/8/2022), yang menunjukkan petugas SPBU Cipamokolan melayani anak disabilitas yang mengantre untuk mengisi bensin dengan mengendarai sepeda. Kejadian tersebut sontak mengundang reaksi dari netizen yang mana video tersebut sudah disukai sebanyak 774 ribu dan dikomentari sebanyak 15 ribu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu orang yang berkomentar di video tersebut adalah Suci Kurnia Pratiwi, yang mana ia adalah kakak kandung dari anak disabilitas yang bernama lengkap Muhammad Farhan Ramadhan. Dalam komentarnya, Suci menyampaikan ucapan terima kasih pada petugas SPBU yang sudah bersikap ramah terhadap Farhan sebagai penyandang disabilitas intelektual.
Saat dihubungi detikJabar, Suci menceritakan kronologi kejadian yang dialami adiknya itu. Saat itu adiknya Farhan akan berangkat sekolah pada Jumat (26/8/2022) sekitar pukul 13.00 WIB.
Biasanya Farhan berangkat ke sekolah diantar oleh ojek langganannya, namun saat itu ia memilih untuk berangkat sendiri dengan sepeda.
"Sebenernya sering dianter, terus dia bilang mau naik sepeda aja. Terus pas kemarin ditanya 'om Farhan emang ke mana? kok isi bensin, kan itu sepeda', terus katanya 'Iya Farhan mau ke sekolah terus isi bensin dulu, soalnya abis'. Akhirnya nyampe ke sekolah," ungkap Suci saat dihubungi pada Selasa (30/8/22).
Hal tersebut juga dibenarkan oleh petugas SPBU yang saat itu melayani Farhan, Jujun Wahyudi. Jujun menyebutkan Farhan memang beberapa kali datang ke SPBU Cipamokolan. Para petugas dan pengendara lain pun memaklumi tingkah lucu Farhan tersebut.
"Nggakngerugiin juga, paling minta waktunya sedikit doang," ucapJujun saat ditemui diSPBUCipamokolan,Rancasari, belum lama ini.
Kisah Farhan
Suci menceritakan kisah Farhan yang mana sudah terlihat sebagai penyandang disabilitas sejak masih di dalam kandungan. Farhan lahir pada 1 Oktober 2006 dan saat ini bersekolah setingkat SMA di SLB YPDP, Komplek Sentosa, Jalan Puri Asih VIII No. 12, Bandung.
Saat mengetahui kondisi Farhan, Suci beserta keluarganya yang lain mengaku sudah siap menerima. Tanpa melihat Farhan dari sisi kekurangannya, Suci beserta keluarganya melihat Farhan sebagai sosok anak yang baik dan riang.
"Kalo di rumah sih dia anaknya biasa kayak normal, karena dia down syndrome nggak termasuk hiperaktif atau autis. Kalo diajak ngobrol bisa jawab, bisa ngaji, bisa shalat, terus dia memang anaknya aktif dan hepi terus," ujar Suci dengan nada yang riang.
Farhan merupakan anak bungsu dari lima bersaudara yang kini hanya tinggal berdua bersama ibunya di rumah, sementara Suci beserta kakak Farhan yang lain sudah menetap masing-masing. Suci juga menceritakan bahwa tidak jarang Farhan mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari lingkungannya.
"Di masyarakat sekitar tidak jarang juga dibully, orang-orang kadang jahil kayak sendalnya diilangin, atau tasnya hilang. Terakhir Farhan sempet dipukulin sama orang-orang pas Idul Adha sampe kepalanya bocor," kata Suci yang kini bertempat tinggal di Serang, Banten.
Suci menyebutkan bahwa Farhan memiliki hobi mendengarkan musik, menonton, dan tentunya bersepeda. Farhan sendiri dibebaskan oleh ibunya untuk bermain di sekitar. Namun, Suci bercerita bahwa Farhan sempat beberapa kali hilang.
"Farhan tuh sempet beberapa kali hilang, pernah ditemuin di nagreg, di tol buah batu. Untuk waktu di nagreg yang nemuin itu guru SLB jadinya paham," ucap Suci yang mengaku sebagai kakak terdekat Farhan.
Meskipun begitu, Suci menyebutkan bahwa Farhan memiliki IQ dan daya ingat yang baik. Beberapa kali Farhan dapat berpergian sendiri dengan sepeda ke rumah salah satu kakaknya di sekitar daerah Cikoneng, Bojongsoang, Kabupaten Bandung.
Pesan untuk Masyarakat
Saat mengetahui Farhan viral di media sosial, Suci dan keluarganya mengaku merasa terharu dan bersyukur karena masih banyak orang yang paham dan menerima kondisi Farhan. Hal tersebut disyukuri lantaran Farhan kerap beberapa kali diperlakukan keji oleh masyarakat.
"Ya sedih aja gitu terharu, di zaman sekarang masih banyak yang menghargai keistimewaannya. Walaupun orang kadang ada yang nggak welcome, tapi alhamdulillah Farhan selalu dikelilingi orang baik. Semoga (orang baik) dikasih kebaikan, ngalir rezekinya, dan sehat," ucap Suci.
Suci juga berpesan kepada masyarakat agar lebih menghargai sesama manusia. Suci juga berpendapat bahwa Farhan dan penyandang disabilitas lainnya tidak layak diperlakukan secara berbeda di masyarakat.
"Walaupun ada beberapa perbedaan dan kelebihan, kalo anak down syndrome tuh memang sudah ditakdirkan, jangan menganggap bahwa itu beda. Orang seperti Farhan kan banyak, semoga masyarakat, khususnya di Bandung lebih memahami dan menerima bahwa anak istimewa itu butuh dianggap sama, tanpa perlu perbedaan," ucap Suci.
Suci juga menyebutkan akan berkenan mampir ke SPBU Cipamokolan untuk menyapa dan bersilaturahmi dengan petugas yang bersikap ramah terhadap disabilitas. Sejalan dengan hal tersebut, Jujun sebagai petugas SPBU juga menyerukan pesan agar masyarakat lebih menghargai sesama.
"Ya lebih sabar aja, terus sesama manusia coba mengertikan keadaannya juga," ucap Jujun.