Perjuangan Eks Pekerja Seks Bandung Merajut Asa Usai Divonis ODHA

Perjuangan Eks Pekerja Seks Bandung Merajut Asa Usai Divonis ODHA

Muhammad Fadhil Raihan - detikJabar
Minggu, 28 Agu 2022 13:14 WIB
E mengaku terpapar HIV sejak tahun 2015 dan AS juga mengaku terpapar HIV sejak tahun 2018. Mereka semangat berjuang untuk bangkit melawan penyakit tersebut.
Sepenggal Kisah WPS dan LSL di Bandung yang Terpapar HIV (Foto: Wisma Putra/detikcom)
Bandung -

Virus HIV/AIDS merupakan salah satu penyakit mematikan yang menyerang sistem imun kekebalan tubuh. Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) harus menjalani pengobatan selama seumur hidup dan mengonsumsi obat setiap harinya.

Orang yang baru saja ditetapkan sebagai ODHA seringkali merasakan pupus semangat dan dipaksa menerima keadaan. Stigma mematikan terhadap HIV/AIDS kerap membuat ODHA merasa khawatir dan tenggelam dalam pikiran yang tidak keruan.

Hal tersebut juga dirasakan oleh AS (33), ODHA sejak tahun 2018. Ia mengaku terpapar virus HIV/AIDS dari suaminya yang meninggal terlebih dahulu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya juga, AS sempat menjadi seorang PSK selama empat tahun sejak tahun 2011. Meskipun begitu, ia mengaku sempat dinyatakan negatif HIV/AIDS saat berhenti menjadi PSK. Maka dari itu, ia dan suaminya kurang tahu jelas bagaimana virus mematikan ini bisa menyerang keluarganya.

Saat awal ditetapkan sebagai ODHA, AS mengaku sempat merasa dunianya hancur. Ibarat sudah jatuh tertimpa tangga, setelah ditinggal suaminya, virus tersebut berganti menyerang AS. Tidak hanya mempengaruhi kesehatan, tetapi juga menyerang mental dan perasaan.

ADVERTISEMENT

"Perasaannya hancur banget sumpah (saat ditetapkan sebagai ODHA)," ucap AS saat ditemui di Female Plus, Jalan Awigombong, Bandung, Jumat (26/8/2022).

Bukan Pilihan

Sebelum ditetapkan sebagai ODHA, perjuangan AS dimulai saat awal mula ia menjadi seorang PSK. Menjadi PSK juga tentu bukan pilihannya, AS mengaku menjadi seorang PSK karena ditekan kebutuhan ekonomi dan juga dijerumuskan oleh temannya.

"Awalnya oleng di bidang ekonomi, terus cerita-cerita ke temen dan dijerumuskan temen yang juga kerja di situ, cuma saya nggak tahu kerjanya di situ, tahunya cuma nemenin minum aja, nggak sampai kayak gitu (menjadi PSK)," tutur AS.

Kemudian perjuangan tersebut berlanjut saat suaminya dinyatakan positif HIV/AIDS. Sampai akhirnya virus tersebut juga mulai menyerang AS. Meskipun sempat merasa hancur, AS kini memiliki semangat untuk terus berjuang dalam pengobatan.

"Waktu awal menghadapi (HIV/AIDS) sempet down, terus nanya-nanya ke RS, justru yang saya takutkan itu yang kena kanker karena mereka kan sudah divonis. Kalo HIV sih enggak terlalu parah yang penting minum obat dan lingkungan sehat," kata AS yang memilki dua orang anak.

Terpacu Motivasi

Setelah kurang lebih empat tahun menjad ODHA, AS juga bercerita salah satu hal yang membuatnya bangkit adalah anak. Ironinya, anak pertama AS yang berumur 7 tahun juga dinyatakan positif HIV/AIDS. Selain itu, AS juga menceritakan ada banyak hal yang membuatnya bangkit.

"Jadi yang menguatkan saya biar bangkit itu saya percaya sama agama saya, tuhan kasih saya umur dan kesempatan agar tidak masuk ke dunia yang sama. Temen-temen di RSHS (Rumah Sakit Hasan Sadikin) juga ada pendampingan yang bikin saya bangkit, dari yang awalnya down banget terus dirangkul," tutur AS.

Kini, AS dan anaknya tidak sendiri lagi. AS memiliki suami baru dengan seorang anak untuk menemani perjuangannya. Saat awal pertemuan, AS berkata jujur mengenai statusnya dan suaminya pun berkomitmen untuk menerima AS beserta anaknya yang positif HIV/AIDS.

Di akhir, AS berpesan kepada para temannya yang masih bergelut di dunia malam untuk segera berhenti. Ia mengingatkan bahwa di dunia malam ada satu virus yang menghantui dan mengancam nyawa.

"Saya kasih tahu ke semuanya jangan kerja di dunia malam lagi, nanti sakit, kalo sakit mending kalo masih dikasih kesempatan hidup," tutup AS.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads