Kota Bandung

Sayap Baru Sang Kupu-kupu Malam yang Berjuang Melawan HIV/AIDS

Muhammad Fadhil Raihan - detikJabar
Sabtu, 27 Agu 2022 13:30 WIB
Mantan PSK pengidap HIV/AIDS di Bandung (Foto: Wisma Putra/detikJabar).
Bandung -

'Ini hidup wanita si kupu-kupu malam. bekerja, bertaruh seluruh jiwa raga'. Penggalan lirik lagu 'Kupu-Kupu Malam' dari Titiek Puspa cukup jelas menggambarkan jerih payah seorang pekerja seks komersial (PSK).

Ibarat kupu-kupu di malam hari, cantik dan indah, tapi hanya dinikmati di malam hari. Selebihnya, seorang PSK kerap dianggap sebagai seorang pendosa.

Di tengah pandangan masyarakat yang menyebutnya pendosa, seorang PSK menggadaikan martabat dan kesehatannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selain sering mendapat caci maki, ada satu virus penyakit yang kerap menghantui. Bukannya menyambung nyawa, seorang PSK memiliki risiko besar yang mengancam nyawanya.

Virus yang mengancam nyawa tersebut biasa dikenal dengan HIV yang mana dapat memicu AIDS. Virus ini dapat tersebar akibat hubungan seksual berisiko tanpa menggunakan pengaman alat kontrasepsi. Virus ini tentu memiliki risiko besar terhadap PSK.

Salah seorang mantan PSK di Bandung berinisial AS (33) menjadi salah satu orang dengan HIV/AIDS (ODHA). AS menjadi PSK atau wanita pekerja seks (WPS) sejak berumur 22 tahun, tepatnya pada tahun 2011. Kemudian pada tahun 2018, AS positif dinyatakan ODHA.

Meskipun sempat aktif di dunia malam Bandung, AS mengaku terpapar virus HIV/AIDS dari suaminya. Ia mengaku sebelum berhenti menjadi WPS, ia sempat tes HIV dan dinyatakan negatif.

"Setahu saya sih terpapar dari suami yang meninggal karena sakit (HIV) juga. Waktu sebelum off jadi pekerja dunia malam, saya sempat tes dan hasilnya negatif," ucap AS saat berbincang dengan detikJabar di Female Plus, Jalan Awigombong, Bandung.

AS juga mengaku kurang tahu jelas bagaimana latar belakang ia dan suaminya sampai terpapar virus HIV/AIDS. Yang pasti, ia dan suaminya merasakan gejala yang sama, yaitu muntaber.

"Kurang tahu jelas, soalnya saya sama ketemu suami nggak menjalin hubungan kayak pacaran gitu, ketemu langsung nikah," ucap AS yang berasal dari Bandung Barat.

AS mengaku sebelumnya tidak mengetahui gejala-gejala dari HIV/AIDS. AS mulai mengetahui saat mengecek gejala muntaber ketiga kalinya di dokter. Saat itu dokter berinisiatif menyuruhnya tes HIV/AIDS.

Saat menjadiWPS, AS mengaku tidak pernah mendapatkan pendampingan ataupun edukasi dari pihak pemerintah dan LSM mengenai bahayanyaHIV/AIDS.




(mso/mso)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork