Kepala Dinas Kesehatan Kota Sukabumi Rita Fitrianingsih mengungkapkan masih ada 1.150 balita yang mengalami stunting. Angka tersebut jika dipersentasekan mencapai 5,5 persen dari total populasi balita di Kota Sukabumi.
"Kita fokus penanganan kepada 1.150 anak balita kita yang stunting. Lalu kita pilah lagi berdasarkan, dia mengalami kasus ada faktor pendampingnya nggak ya seperti ada sakit kronis atau alat tubuh vital," kata Rita saat ditemui di Puskesmas Edelweis, Kota Sukabumi, Jumat (26/8/2022).
Baca juga: Misteri Penyitaan 2 SPBU di Sukabumi |
Dia mengatakan penanganan stunting pada balita difokuskan pada keluarga yang memiliki latar sosial ekonomi rendah. Salah satu upaya untuk mengatasi stunting dengan penimbangan berat badan, pemberian vitamin A dan imunisasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, capaian bulan imunisasi nasional (BIAN) di Kota Sukabumi sudah mencapai 65 persen dari target 23 ribu balita usia 9-59 bulan. "Kita masih memiliki peluang di bulan September karena kita diberikan kesempatan untuk melaksanakan sweeping," ujarnya.
Rita juga mengungkapkan ada balita yang tidak bisa atau belum mendapatkan imunisasi karena beberapa faktor seperti sedang sakit atau bepergian. Selain itu, ada juga yang sudah pindah kependudukan namun datanya masih tersimpan di Kota Sukabumi
Baca juga: Kontroversi Hari Lahir Kabupaten Sukabumi |
Di tempat yang sama, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Barat Atalia Praratya Kamil mengapresiasi angka stunting yang rendah di Kota Sukabumi. Meski demikian, dia tetap mengingatkan pentingnya memperhatikan tumbuh kembang anak.
"Ada gap antara data pusat melalui survei masih 24 persen ternyata Sukabumi ini stuntingnya sudah stabil 5,5 persen. Kita tahu bagaimana mempersiapkan masa depan anak-anak kita dimulai bagaimana memantau tumbuh kembang mereka," kata Atalia.
(mso/mso)