Kontroversi Hari Lahir Kabupaten Sukabumi

JabarPedia

Kontroversi Hari Lahir Kabupaten Sukabumi

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Jumat, 26 Agu 2022 06:00 WIB
Bentang Alam di Bukit Panenjoan
Pesona Alam Geopark Ciletuh, Sukabumi (Foto: detik)
Sukabumi -

Sebentar lagi, Kabupaten Sukabumi akan merayakan hari jadinya yang ke 152 pada 10 September mendatang. Berdasarkan keterangan dalam website resmi Pemkab Sukabumi (Sukabumikab.go.id) Kabupaten Sukabumi lahir pada 10 September 1870.

Penetapan hari lahir Kabupaten Sukabumi itu berdasar pada pemisahan wilayah Afdeeling atau manajemen perkebunan di era kolonial.

"Wilayah Afdeeling Sukabumi terdiri dari tujuh distrik, yaitu Gunung Parang, Cimahi, Ciheulang, Cicurug, Pelabuhan, Jampang Tengah, dan Jampang Kulon sebagaimana ditetapkan oleh Gubernur Jenderal P. Mijer pada 10 September 1870 yang dimuat dalam Staatsblad van Nederlandsch-Indië over Jaar 1870. No. 121. Sebagaimana tertulis dalam pasal 3 ordonansi tersebut, penetapan wilayah Sukabumi sebagai sebuah afdeeling, diberlakukan secara efektif pada 1 Januari 1871. Pusat pemerintahan (hoofdplaats) Afdeeling Sukabumi berlokasi di (Kota) Sukabumi sekaligus sebagai pusat pemerintahan Onderafdeeling Ciheulang dan Distrik Gunung Parang," tulis website tersebut seperti dikutip detikJabar, Kamis (25/8/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, soal penanggalan tanggal tahun dan bulan penetapan hari jadi itu hingga kini masih menjadi perdebatan. Pasalnya sejumlah pegiat dan pemerhati sejarah Sukabumi menilai penetapan itu masih debatable alias belum pasti.

"Melihat hari jadi Kabupaten Sukabumi kan di website itu juga tertulis sebetulnya momentum pemisahan dan menjadikan Kabupaten Sukabumi dari Cianjur itu di 1 Juni 1921 ada di website itu. Kenapa Pemkab tidak mengambil tanggal itu yang jelas-jelas pembentukan kabupaten dibanding 10 September 1870," kata I Hendy Faizal, pemerhati sejarah dari Soekaboemi Heritages.

ADVERTISEMENT

"Pada 10 September 1870 itu kekuatannya sama-sama keputusan Belanda tapi itu hanya membagi wilayah berdasarkan keputusan manajemen perkebunan atau afdeeling untuk pengurusan administrasi perkebunan," sambung pria yang akrab disapa Egon tersebut.

Kata Egon berdasarkan catatan itu, di tanggal 10 September 1870 Kabupaten Sukabumi masih menjadi bagian Kabupaten Cianjur.

"Kan lucu gitu ya, kalaupun mau di 1 Juni 1921 yang berdasarkan website Pemkab Sukabumi. Kenapa dia tidak mau mengambil itu, Menurut saya prosesnya panjang, penetapan 10 September itu kan ada tim dari Unpad waktu itu. Saat itu kita kritik, karena tidak melibatkan teman-teman lokal bahkan kita sampai mengajukan rapat dengar pendapat dengan rekan-rekan dari Komisi III," jelasnya.

Egon menyebut, pihaknya adalah salah satu pihak yang menolak penetapan kabupaten itu di tanggal 10 September 1870. "Kalau 1 Juni 1922 kami menerima karena itu betul pembentukan Pemerintah Kabupaten Sukabumi oleh pemerintah Hindia Belanda," ujarnya.

Ketua Yayasan Dapuran Kipahare Irman Firmansyah menyampaikan hal serupa, peringatan hari jadi Kabupaten Sukabumi yang jatuh pada tanggal 10 September 1870 mengacu kepada Staatsblad no 121 tentang reorganisasi Priangan yang memecah beberapa kabupaten menjadi beberapa afdeling atau divisi termasuk Sukabumi yang merupakan pecahan Kabupaten Cianjur.

"Sah-sah saja pemerintah memilih dasar tersebut karena ini keputusan politik dan didasari naskah akademis. Tapi sebenarnya argumennya masih bisa disanggah karena jika mengacu kepada hukum administrasi negara tentunya yang lebih kuat seharusnya merujuk kepada tanggal 1 Juni 1921 melalui Besluit no.7 tertanggal 25 April 1921 yang berlaku 1 Juni 1921. Saat itu status afdeling Sukabumi sah menjadi Kabupaten setingkat dengan Cianjur karena saat status afdeling berada di bawah Kabupaten Cianjur," beber Irman.

Ia menjelaskan Afdeling sendiri merupakan divisi di bawah Kabupaten, yang dikepalai setingkat pembantu bupati. Istilah afdeling ini ada juga di perkebunan, bahkan dalam berita Java Bode 18 November 1868 Sukabumi sudah disebut Afdeeling.

"Jika argumennya bahwa wilayah afdeling Sukabumi sama dengan wilayah Kabupaten Sukabumi sekarang, sebenarnya tidak juga karena sekarang sedikit menciut karena pemekaran (wilayah) kota. Akbiatnya Lembursitu, Cibeureum, misalnya wilayahya lepas karena batas kota meluas mengambil beberapa wilayah Kabupaten," kata Irman.

"Kemudian argument wilayah tentunya tidak bisa dijadikan dasar karena banyak daerah lain mengambil acuan Ketika wilayahnya baru terbentuk alias sangat kecil dan kemudian berkembang. Jakarta misalnya, yang disebut Jayakarta pada masanya bukanlah seperti DKI Jakarta sekarang, tapi seiring jaman meluas. Bandingkan dengan Kota Bogor yang sama sekali mengabaikan statusnya di masa Hindia Belanda tetapi jauh mengacu kepada masa Padjajaran," sambung dia.

Terlepas dari perdebatan tersebut, saat ini Kabupaten Sukabumi tengah berbenah merayakan hari jadinya. Berbagai kegiatan digelar, sejumlah lokasi wisata juga kian dipercantik.

(sya/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads