Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat (Jabar) hari ini, Kamis (25/8/2022). Mulai dari Kecamatan Andir yang jadi penyumbang terbanyak kasus HIV di Bandung hingga keluh kesah akibat naiknya harga telur.
Berikut rangkuman Jabar hari ini:
Pemeran Video Mesum di Ciamis Masuk RS
Pria berinisial KR, pemeran dalam video mesum oknum guru SD di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, kini dirawat di RSUD Ciamis. Sebelumnya, KR sempat kabur beberapa minggu saat video mesumnya beredar di kalangan pendidikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya benar. Yang bersangkutan kita jemput dari rumahnya. Tidak menyerahkan diri. Karena sakit langsung dibawa ke rumah sakit," ujar Kasi Humas Polres Ciamis Iptu Magdalena, Kamis (25/8/2022).
Magdalena menyebut proses hukum video mesum tersebut masih dalam tahap penyelidikan. Sedangkan status pria pemeran video mesum guru SD Ciamis tersebut masih sebagai saksi.
Meski di rumah sakit, pihak kepolisian tetap melakukan pengawasan. Namun Magdalena tidak merinci terkait penyakit yang dialami KR.
"Statusnya saksi, memang masih dalam perawatan di rumah sakit. Kemarin baru dioperasi," ungkapnya.
Diketahui, KR sudah tidak ada di rumahnya ketika video mesum tersebut beredar. Bahkan Dinas Pendidikan Ciamis sudah mendatangi rumahnya tiga kali untuk melakukan pemanggilan. Namun pihak dinas pun tidak menemukan KR di rumahnya.
Andir Kecamatan Terbanyak HIV AIDS di Bandung
Jumlah kasus HIV/AIDS di Kota Bandung paling banyak ditemukan di Kecamatan Andir. Di sini tercatat ada 4.235 kasus HIV/AIDS.
Data yang diterima detikJabar dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Bandung, jumlah kasus HIV/AIDS se-Kota Bandung mencapai 12.358 pada 2021.
Dari 12.358 pengidap HIV/AIDS yang melakukan pelayanan kesehatan di Kota Bandung, 4235 di antaranya berasal dari Kecamatan Andir. Ini jadi yang terbanyak di antara wilayah lain di Bandung.
Peringkat kedua terbanyak kasus HIV/AIDS ada di Kecamatan Regol 2.289. Selanjutnya ada Lengkong 1.835 kasus, Coblong 1.269 kasus, Batununggal 1.069 kasus, Sumur Bandung 1017 kasus, Bandung Kulon 962 kasus, Bandung Kidul 941 kasus, Bojongloa Kidul 884 kasus, dan Cibiru 816 kasus.
Berikutnya Kecamatan Astanaanyar 717 kasus, Bojongloa Kaler 559, Cibeunying Kidul 503, Babakan Ciparay 491, Bandung Wetan 453, Sukajadi 376, Kiaracondong 375, Sukasari 280, Cicendo 236, dan Arcamanik 223.
Baca juga: Gunung Es di Bandung Itu Bernama HIV/AIDS |
Lalu Kecamatan Cinambo 217 kasus, Ujungberung 181 kasus, Mandalajsti 177 kasus, Antapami 138 kasus, Cidadap 131 kasus, Cibeunying Kaler 131 kasus, Buahbatu 130 kasus, Panyileukan 127 kasus, Rancasari 108 kasus, dan Gedebage 46 kasus.
Asisten Daerah 1 Kota Bandung Asep Gufron mengatakan, angka penularan kasus HIV/AIDS di Kecamatan Andir tinggi karena di kawasan Andir memiliki banyak tempat hiburan.
"Tempat menentukan juga, manakala di sana banyak kegiatan, misal di sana ada tempat hiburan, kan tidak sedikit juga kos-kosan di situ juga," kata Asep di Balai Kota Bandung, Kamis (25/8/2022).
Asep berujar, penyebaran kasus HIV ini tidak hanya melalui hubungan seksual saja, melainkan juga berasal dari jarum suntik.
"HIV penyebarannya tak hanya hubungan seksual, tapi juga dengan jarum suntik. Ini yang menjadi perhatian kita juga dalam penggunaan jarum suntik," ujarnya.
"Kita terus lakukan pemetaan terhadap wilayah yang tingkat perkembangan HIV-nya, mengalami peningkatan. Dengan KPA membuat pemetaan supaya tidak terlalu melebar dan bertambah," tambahnya.
Pemkot juga terus melakukan edukasi terhadap pengidap HIV AIDS dan warga Kota Bandung. "Kita juga terus lakukan edukasi kepada pengidap HIV dan masyarakat agar menjaga perilaku hidup bersih dan sehat," tuturnya.
Sementara itu, Ketua Sekretariat KPA Kota Bandung Sis Silvia Dewi mengatakan, kasus HIV di Kecamatan Andir banyak ditemukan, selain populasinya banyak, layanan HIV AIDS di Kecamatan Andir, seperti layanan di puskesmasnya sudah bagus.
"Sekarang nih seperti diCinambo yang tadinya rendah sekarang mulai naik, pelayanan jalan, kasusHIV/AIDS-nya banyak ditemukan. Rendah belum tentu nihil, itu mencerminkan pelayanan seperti tracingCOVID-19 saja," ujarnya.
Sidang Doni Salmanan
Terdakwa kasus penipuan aplikasi Quotex, Doni Salmanan kembali menjalani sidang di Pengadilan Negeri (PN) Bale Bandung, Kamis (25/8/2022). Pada sidang kali ini Jaksa Penuntut Umum (JPU) menghadirkan beberapa saksi.
Pantauan detikJabar, sidang kembali berlangsung secara online. Terdakwa Doni Salmanan diketahui berada di Lapas Narkotika Jelekong. Sementara perangkat sidang hingga saksi hadir langsung di ruang sidang Kusumah Atmadja PN Bale Bandung.
Dalam sidang kali ini JPU menghadirkan dua saksi dari 10 orang yang diajukan ke majelis hakim yang dipimpin Achmad Satibi.
"Dari 10 saksi yang diajukan, hanya dua orang yang bisa menghadiri, karena yang lain masih ada kesibukan masing-masing," ujar JPU yang diketuai Romlah.
Salah satu saksi asal Pandeglang Banten Restu Adi Wiguna (31) mengatakan, dia mengetahui investasi ini dari konten youtube Doni Salmanan pada awal tahun 2021. Bahkan dirinya langsung tergiur dari penjelasan terdakwa dari konten tersebut.
"Seperti termotivasi aja melihat youtube yang judulnya kalau nggak salah Rp 70 juta jadi berapa miliar," ujar Restu saat menjawab pertanyaan hakim.
Restu langsung memutuskan untuk bergabung setelah mendengar penuturan terdakwa yang meyakinkan. Dirinya berharap mendapatkan hasil seperti apa yang dilakukan terdakwa pada saat itu.
"Jadi saya menarik dengan pembawaan yang dibawakan Doni, jadi termotivasi, pengen kaya gitu dengan cara yang gampang," katanya.
Restu menyebutkan youtube Doni Salmanan pada saat itu berisikan edukasi tentang trading, sehingga dirinya langsung percaya. "Yang saya lihat konten edukasi buat orang yang ikut join, analisis market. Saat itu saya percaya," katanya.
Restu mengungkapkan mulai berinvestasi dan berbisnis di aplikasi Quotex sejak Maret hingga September tahun 2021 dengan total dana yang diinvestasikan mencapai Rp 300 juta. "Total deposit saya sudah sebesar Rp 300 juta. Tapi saya juga rugi Rp 136 juta," katanya.
Restu menambahkan salah satu alasan mengikuti trading quotex karena faktor ekonomi karena ingin mendapatkan penghasilan lebih. "Ya alasannya ekonomi," katanya.
Sementara itu Alfred Nobel (31) salah seorang korban penipuan Doni Salmanan menceritakan awal mula terjebak dalam kasus aplikasi Quotex. Aksi flexing Doni Salmanan di media sosial jadi alasan Alfred terjerumus.
Alfred menuturkan dia awalnya melihat konten Doni Salmanan di YouTube yang sedang pamer kemewahan hasil dari trading.
"Pas lagi buka YouTube, Maret 2021 lalu, tiba-tiba ada konten Doni Salmanan lewat ke beranda YouTube saya. Lupa lah nama kontennya yang mana. Terus saya lihat saja, saat itu memamerkan motor hingga mobil miliknya," ujar Alfred.
Meski tergiur akan cara Doni Salmanan mendapat pundi-pundi duit banyak secara mudah dan cepat, Alfred tak langsung mendaftar di aplikasi Quotex. Dia mengaku membutuhkan waktu beberapa hari untuk meyakinkannya.
"Saya nonton YouTube satu minggu, hingga dua minggu, baru daftar pada 25 Maret lah, saya masih inget," katanya.
Dia menjelaskan mengikuti trading tersebut dari Maret hingga Januari 2022. Dengan total deposit sebesar Rp 298 juta.
"Kalau di total saya deposit sampai Rp 298 juta mah ada. Tapi saya rugi juga sekitar Rp 265 juta," jelasnya.
Pria asal Banjaran tersebut mengaku mengikuti trading tersebut lantaran ingin mempunyai penghasilan lebih. Pasalnya pada saat itu dirinya hanya bekerja sebagai satpam di salah satu Pabrik.
"Saya pengen dapat pendapatan lebih, gaji satpam berapa sih. Terus punten kan, Doni juga lulusan SD bisa kaya gitu. Terus saya lulusan D3 masa gak bisa gitu," ucapnya.
Dia menambahkan dalam mengikuti trading tersebut telah habis segalanya. Bahkan dirinya pun turut mengajak kakaknya untuk mengukuti hal tersebut.
"Habis segalanya, ada gadai rumah, terus di sita, di PHK dari kerjaan, minjam koperasi, dan segala macam. Terus saya jujur aja, Abang saya kejerumusin sama saya, sampai dia cerai sama istrinya. Tapi dia gak mau jadi saksi," kata Alfred.
Polisi Bongkar Penipuan Pencari Kerja di Purwakarta
Sulitnya mendapatkan pekerjaan membuat masyarakat berusaha mencari jalan pintas. Kondisi ini dimanfaatkan oleh dua pelaku penipu yang memanfaatkan celah para pencari kerja.
Aksi kejahatan kedua pelaku terhenti setelah petugas dari Satreskrim Polres Purwakarta berhasil mengungkap dan menangkap keduanya. Tjetjep Saeful dan Solihun tersangka penipuan ditangkap di dua tempat berbeda di Purwakarta.
"Modus operandinya di mana pelaku adalah wiraswasta dua orang berusaha melakukan penipuan kepada korban dengan cara menawarkan kepada masyarakat siapa yang mau bekerja di perusahaan," ujar Kapolres Purwakarta AKBP Edwar Zulkarnain, Kamis (25/08/2022).
Edwar menjelaskan, tawarannya bukan tanpa jasa.Mereka meminta uang kepada para korbannya dengan berdalih biaya administrasi, pelaku menjanjikan dapat memasukkan korban menjadi karyawan di perusahaan yang ternama.
"Kedua pelaku menjanjikan bisa memasukkan kepada perusahaan dengan meminta imbalan masing-masing Rp 10 juta," katanya.
Aksi tipu-tipu terbongkar setelah dua korban melaporkan ke pihak kepolisian. Korban melapor karena hingga batas waktu yang disepakati ia tidak kunjung di panggil untuk bekerja. Korban yang jumlahnya puluhan mengalami total kerugian mencapai ratusan juta rupiah.
"Sementara ada dua pelapor kepada kita korban penipuan, kemudian dilakukan penyelidikan oleh Satreskrim Polres Purwakarta, total kerugian sementara dari dua korban Rp 42 juta rupiah. Berdasarkan hasil pengembangan penyelidikan diduga ada sekitar 40 orang korban yang masih kita dalami, baru keterangan sementara ada 40 korban lainnya," beber Kapolres.
Polisi menyita barang bukti surat perjanjian mengatasnamakan perusahaan dan sejumlah bukti kwitansi pembayaran. Atas perbuatannya kedua pelaku terancam pasal 378 dan atau 372 KUHPidana dengan ancaman kurungan 4 tahun penjara.
Keluh Kesah Warga soal Kenaikan Harga Telur
Harga telur ayam terpantau terus naik di Kota Bandung. Harga rata-rata telur ayam dari 5 pasar tradisional di Bandung pada Kamis (25/8/2022) hari ini Rp 31.800 per kilogram. Naik Rp 200 dari hari sebelumnya, Rabu (24/8/2022).
Kenaikan harga telur itu pun dikeluhkan oleh Aos (40) penjual telur gulung (Lorlung) di Taman Pandawa, Kota Bandung.
"Sekarang harganya Rp 33 ribu, saya beli di grosir di Jalan Saleh. Kalau di pasar Rp 32 ribu, cuman jauh," kata Aos kepada detikJabar.
Aos mengatakan, setiap harinya ia bisa membeli 6 kilogram telur untuk dijual kepada pelanggannya.
"Kalau normal harga Rp 22-24 ribu. Naiknya terasa banget dari Rp 28 ribu, Rp 30 ribu sekarang Rp 33 ribu," sebutnya.
Bagi Aos kenaikan harga telur sangat terasa dan memberatkan dirinya sebagai pedagang kecil apalagi bahan utama jualannya adalah telur.
"Buat pedagang kecil seperti saya berat sekali. Minyak udah mending, sekarang telur," katanya.
Menurut Aos, seharian berjualan dari pagi hingga sore, ia mendapatkan uang sekitar Rp 800 ribu dan mendapat keuntungan hampir setengahnya.
Keluhan disampaikan Narsono, warga Pasir Koja, Kota Bandung. Di rumahnya, Narsono memiliki warung kelontong yang menjual telur eceran.
Naiknya harga telur yang mencapai Rp 33 ribu per kilogram dikeluhkan Narsono. Ia mengatakan kenaikan harga telur sebenarnya sudah biasa terjadi. Namun kali ini berbeda.
"Kalau naik sebenarnya biasa sih. Tapi Sekarang naiknya dari agen saya kemarin beli 2 kilo itu, satu kilonya Rp 30 ribu," kata Narsono.
Naiknya harga dari agen membuat Narsono ikut menaikkan harga jual ke konsumen. Saat ini, ia menjual telur dengan harga Rp 2.500 per butir.
Kata dia, menaikkan harga telur membuat banyak konsumen yang mayoritas ibu-ibu komplain. Namun ia tidak bisa menjelaskan banyak soal kenaikan harga telur tersebut.
"Kalau dijual ke konsumen Rp 2.500 satu biji, dari tadinya Rp 2.000. Kalau seperempat itu saya jual Rp 7 ribu, sekarang jadi Rp 9 ribu, naik Rp 2 ribu," ujarnya.
"Pembeli pasti komplain kok harganya naik karena mereka nggak tahu jadi komplain. Soalnya belinya satuan, ya kenapa naik katanya, saya juga nggak tau dari sananya," ucap Narsono.
Kenaikan harga telur menurut Narsono sudah terjadi sejak sepekan terakhir. Meski stok telur terbilang aman, namun harga yang tinggi membuatnya bingung untuk menghadapi ibu-ibu yang membeli telur di warungnya.
"Udah semingguan lah kalo gak salah naiknya. Pelan-pelan naiknya dari Rp 28 ribu gitu. Sempat turun tapi naik lagi sampe Rp 33 ribu. Kalau stok mah aman di sini agen-agen disini cuma harganya doang yang melambung," jelasnya.
Narsono hanya bisa berharap harga telur kembali stabil seperti semula. Sebab bukan dirinya saja yang mengeluhkan naiknya harga telur.
Sementara itu, pengusaha kue rumahan Laras Lintang juga mengeluhkan harga telur yang tak stabil.
"Sempat turun di bawah Rp 30 ribu per kilo. Terus naik lagi, Rp 32 ribu hingga Rp 33 ribu per kilo. Ya pastinya mengganggu produksi," kata Laras saat berbincang dengan detikJabar, Kamis (25/8/2022).
Laras mengatakan tak hanya telur yang menjadi keluhan para pengusaha kue, harga bahan baku lainnya seperti tepung dan whip cream juga alami kenaikan. Laras pun menyiasati kenaikan harga itu dengan beberapa hal.
"Ada kue yang harganya kita naikkan sedikit. Ada juga yang pakai telur tapi ukurannya beda, misal biasanya pakai empat telur ukuran sedang, diganti pakai telur ukuran yang agak kecil," kata Laras.
"Karena tak semua konsumen itu menerima saat harganya dinaikkan. Di sisi lain, harga bahan baku terus naik," ucap Laras menambahkan.