Seorang emak-emak membangun tembok setinggi 3 meter untuk menutup jalan gang di Lingkungan Janggala, Kelurahan Ciamis. Kenyamanan dan ketertiban yang terganggu menjadi alasan Hermina, warga yang tutup jalan tersebut nekat menutup akses jalan warga.
Tembok tersebut dibangun sekitar 2 bulan lalu. Akibatnya selama 2 bulan itu warga kesulitan untuk beraktivitas. Apalagi anak-anak yang akan berangkat ke sekolah. Mereka terpaksa menggunakan jalan lain yang memutar yang lebih jauh sekitar 100 meter.
Sebelum dibangun tembok 3 meter, gang tersebut pun sempat dipasang pintu pagar selama hampir 2 tahun. Saat itu warga masih bisa lewat hanya harus membuka pintu pagar saja. Namun kini malah ditutup permanen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gang Penghulu 4 ini merupakan akses alternatif penghubung antara 2 jalan nasional. Yakni Jalan Jendral Sudirman dan Jalan Ir H Juanda. Warga yang akan menggunakan angkutan umum biasanya menggunakan gang tersebut.
"Meskipun hanya gang, tapi memang akses penting warga. Sekarang warga dan anak-anak yang akan ke sekolah SD Janggala harus memutar jalan sekitar 100 meter," ujar Saifudin, Jumat (19/8/2022).
Ketua RT setempat Yana Suryana mengatakan pihaknya sempat melakukan mediasi sebelum adanya pembangunan tembok. Namun sayang pembangunan tetap dilakukan oleh Hermina.
"Memang warga di sini keberatan jalan gang itu ditembok. Karena banyak warga yang sering menggunakan gang ini," ucapnya.
RT pun kemudian berkoordinasi dengan pihak Kelurahan Ciamis untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Supaya tembok tersebut bisa kembali dibuka.
"Memang jalan gang itu bukan milik pribadi tapi sekarang sudah menjadi jalan umum," ujarnya.
Sementara itu, Hermina (60), warga yang menembok jalan gang tersebut mengungkapkan alasannya.
Hermina mengaku penutupan gang dengan tembok lantaran merasa tidak enak dengan sikap warga atau tetangganya. Ia merasa kenyamanan dan keamanannya terganggu.
Hermina pun menyebut beberapa kali pun rumahnya jadi sasaran vandalisme dengan gambar tidak senonoh. Bahkan ada orang yang tidak bertanggung jawab mencoba merusak rumahnya dengan menggores-gores tembok dinding menggunakan batu.
"Saya merasa tidak enak oleh warga di sini, saya selalu disalahkan. Rumah di coret-coret, barang pada hilang. Sabar juga ada batasnya," ujarnya.
Hermina pun menegaskan bersedia membuka tembok yang menutupi jalan itu. Asalkan warga yang melintas menghargainya dan tidak selalu menyalahkannya.
"Bangun tembok ini habis biaya cukup besar. Saya akan membongkarnya sendiri. Saya bersedia membuka tembok asalkan dihargai, tidak selalu disalahkan," pungkasnya.
Pihak Kelurahan Ciamis pun sudah turun tangan dan berkoordinasi dengan warga serta emak-emak yang menembok gang tersebut. Hasilnya, Hermina menyadari perbuatannya salah dan berencana akan membuka tembok tersebut.
(tey/tey)