Nestapa Agustusan di Tasikmalaya: Balap Karung dan Karaoke Maut

Nestapa Agustusan di Tasikmalaya: Balap Karung dan Karaoke Maut

Faizal Amiruddin - detikJabar
Jumat, 19 Agu 2022 23:50 WIB
The dead womans body. Focus on hand
Ilustrasi jenazah (Foto: Thinkstock)
Tasikmalaya -

Dua peristiwa nestapa mewarnai peringatan HUT RI di Kota Tasikmalaya. Maut menjemput dua warga yang tengah larut dalam kemeriahan peringatan Agustusan di lingkungannya masing-masing.

Insiden pertama menimpa Rini (29), warga Kampung Gunung Bubut, RT 2 RW 4, Kelurahan Cipawitra, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Rabu (17/8) siang.

Ibu muda ini meninggal setelah tersungkur saat adu cepat di arena balap karung. Saat itu menjelang tengah hari, Rini ingin ambil bagian memeriahkan peringatan kemerdekaan Indonesia dengan ikut lomba.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bersama dua peserta lainnya, Rini beradu cepat melompat dengan kaki terbungkus karung. Diiringi riuh penonton dan cuaca terik, Rini berhasil menjadi yang terdepan di perlombaan yang digelar di jalan aspal kampung tersebut.

Petaka terjadi saat korban menyelesaikan separuh perlombaan dengan rute bolak-balik itu. Saat tubuhnya berputar, dia terlihat sedikit limbung.

ADVERTISEMENT

Saat hendak memulai lagi lompatan, kakinya seperti tersandung atau istilah Sunda 'tikarijet'. Seketika itu dia jatuh tersungkur. Tragis, dia jatuh dengan kepala lebih dulu membentur aspal. Tangannya yang memegang ujung karung tak sempat menahan atau melindungi kepala. Korban langsung tak sadarkan diri.

Warga dan keluarganya bergegas membawa Rini ke sebuah klinik kesehatan terdekat. Namun belum sempat ditangani tim medis, Rini dinyatakan meninggal.

Kapolsek Mangkubumi Iptu Hartono membenarkan adanya insiden tersebut. "Pada saat kami datang ke TKP, korban sudah siap dimakamkan. Suami korban dan pihak keluarga menyatakan menerima kejadian ini sebagai musibah dan tidak akan menuntut siapa pun," kata Hartono.

Menurut keterangan keluarga, Rini memiliki riwayat hipertensi. Selain itu, Rini juga baru dua bulan lalu melahirkan.

Rodi Ambruk di Panggung Karaoke

Selang beberapa jam atau Rabu (17/8/2022) malam, lara menyergap Kampung Cintamanah, Kelurahan Singkup, Kecamatan Purbaratu, Kota Tasikmalaya.

Malam itu tengah dihelat karaoke sebagai acara hiburan HUT RI di kampung tersebut. Seorang pria sepuh bernama Rodi Rohaedi (70) ikut meramaikan dengan bernyanyi di atas panggung.

Melantunkan tembang Biarlah Bulan Bicara milik Broery Marantika dengan versi koplo, Rodi membuat suasana meriah. Sebagian warga berjoget, bahkan ada dua warga yang menemani Rodi berjoget di atas panggung.

Namun, tiba-tiba Rodi lemas dan ambruk di atas panggung. Kemeriahan seketika berubah menjadi kepanikan.

Rodi kemudian ditolong oleh warga. Dia dibopong ke rumah salah seorang warga. Saat itu kondisinya masih sadar.

Selanjutnya, Rodi dibawa ke RSUD dr Soekardjo untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Namun, karena kondisinya memburuk, pada Kamis (18/8) siang Rodi tutup usia.

"Menurut keterangan pihak keluarga memiliki riwayat penyakit diabetes, darah tinggi dan jantung," kata Yusuf.

Yusuf menjelaskan kronologi kejadian itu berawal saat korban bernyanyi atau karaoke di panggung acara Agustusan di kampungnya. "Pada saat karaoke di panggung dalam memeriahkan HUT RI, korban mendadak terjatuh lemas kemudian dibawa ke rumah warga. Korban saat itu masih sadar, kemudian oleh warga diantar ke RSUD kota Tasikmalaya karena kondisinya memburuk. Pada Kamis siang, korban meninggal dunia," tutur Yusuf.

Keluarga Rodi menerima kejadian ini sebagai musibah. "Kami sudah mendatangi TKP dan mengumpulkan keterangan. Pihak keluarga korban menerima kejadian ini sebagai musibah," ucap Yusuf.

Halaman 2 dari 2
(bbn/bbn)


Hide Ads