Pesan Suami Sebelum Balap Karung Tewaskan Istri

Round-Up

Pesan Suami Sebelum Balap Karung Tewaskan Istri

Tim detikJabar - detikJabar
Jumat, 19 Agu 2022 07:00 WIB
Ilustrasi jenazah
Ilustrasi (Foto: Thinkstock).
Bandung -

Kemeriahan peringatan HUT ke-77 Republik Indonesia di Kampung Gunung Bubut, Kelurahan Cipawitra, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Rabu (17/8/2022) seketika berubah menjadi nestapa.

Seorang ibu muda meninggal dunia setelah jatuh tersungkur saat adu cepat di arena balap karung. Korban bernama Rini (29), ibu muda yang baru 2 bulan lalu melahirkan.

Saat itu, menjelang tengah hari, korban ingin ambil bagian memeriahkan peringatan kemerdekaan Indonesia dengan ikut lomba.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bersama 2 peserta lainnya korban lalu beradu cepat melompat dengan kaki terbungkus karung. Diiringi riuh penonton dan cuaca terik korban berhasil menjadi yang terdepan di perlombaan yang digelar di jalan aspal kampung tersebut.

Petaka terjadi saat korban menyelesaikan separuh perlombaan dengan rute bolak-balik itu. Saat tubuhnya berputar, dia terlihat sedikit limbung.

ADVERTISEMENT

Saat hendak memulai lagi lompatan, kakinya seperti tersandung atau istilah Sunda tikarijet. Seketika itu dia jatuh tersungkur.

Ironisnya dia jatuh dengan kepala lebih dulu membentur aspal, tangannya yang semula memegang ujung karung tak sempat menahan atau melindungi kepala. Korban langsung tak sadarkan diri.

Seorang warga yang merekam aksi korban dalam perlombaan itu mencoba memanggil-manggil namanya. Tapi korban tak memberi respons. Kemeriahan berubah menjadi kepanikan.

Oleh warga dan keluarganya, korban langsung dibawa ke sebuah klinik kesehatan terdekat. Namun, belum sempat ditangani tim medis, korban sudah dinyatakan meninggal dunia.

Kapolsek Mangkubumi Iptu Hartono membenarkan adanya insiden tersebut.

"Pada saat kami datang ke TKP, korban sudah siap dimakamkan. Suami korban dan pihak keluarga menyatakan menerima kejadian ini sebagai musibah dan tidak akan menuntut siapa pun," kata Hartono.

Hartono menjelaskan bahwa korban sempat terjatuh saat mengikuti perlombaan balap karung di lingkungan tempat tinggalnya. Menurut pihak keluarga, korban selama ini memang menderita penyakit.

"Menurut keterangan keluarga korban memiliki riwayat penyakit hipertensi, selain itu korban juga baru 2 bulan lalu melahirkan," kataHartono.

Dia mengatakan saat ini jenazah Rini sudah dimakamkan oleh pihak keluarga. Insiden itu kemudian membuat panitia perlombaan peringatan hari kemerdekaan di Kampung Gunung Bubut memutuskan untuk menghentikan semua rangkaian acara.

"Langsung disetop semua, berduka kita pak," kata Bayu tokoh pemuda dan panitia acara lomba Agustusan.

Semua hadiah yang sudah terkumpul akhirnya dilelang dan hasilnya akan diberikan ke keluarga korban sebagai santunan.

"Semua hadiah perlombaan sudah dilelang, nanti hasilnya disumbangkan kepada keluarga korban," kata Bayu.

Mengenai kegiatan lomba yang dilaksanakan di jalan, Bayu mengatakan di lingkungannya sudah tidak memiliki tanah lapang yang memadai untuk dijadikan arena perlombaan.

"Tak ada tanah atau lapang, jadi terpaksa di jalan. Itu pun tidak diblokir, kendaraan masih bisa lewat," kata Bayu.

Lurah Cipawitra Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya Tata Tahyadi menyatakan apresiasi atas langkah panitia yang melelang semua hadiah dan hendak diberikan kepada keluarga korban.

"Iya bagus, kita harus berempati terhadap keluarga korban yang sedang berduka. Batalkan saja semua kegiatan atau kemeriahan di kampung tersebut," kata Tata.

Meski nilai dari semua hadiah perlombaan di kampung tersebut relatif kecil, tapi langkah itu menjadi bentuk rasa empati masyarakat terhadap keluarga korban.

"Namanya di kampung, hadiahnya ya seadanya saja. Tapi keputusan panitia itu harus diapresiasi," kata Tata.

Mewakili pemerintah Tata mengatakan turut berbelasungkawa dan menyesalkan insiden meninggalnya Rini.

"Kami semua ikut berduka, tapi hikmahnya jadi pelajaran bagi kita semua agar ke depan panitia lomba lebih memerhatikan unsur-unsur keselamatan. Kemudian warga yang ikut lomba juga hendaknya sadar kondisi, jangan memaksakan," kata Tata.

Pihak kelurahan dan kecamatan menyempatkan bertakziah ke rumah duka. Mereka juga memberi pembinaan kepada para Ketua RW agar bisa belajar dari insiden memilukan itu.

"Para Ketua RW juga sudah kami beri pembinaan agar bisa belajar dari musibah ini," kata Tata.

Terkait korban yang meninggalkan 3 orang anak yang masih kecil, Tata mengaku akan berusaha memberikan bantuan. Minimal memberikan fasilitas bantuan pemerintah.

"Sudah kami urus KIP (kartu Indonesia pintar) untuk anak-anak korban. Kami dari pemerintahan setempat akan berusaha memperhatikan keluarga korban yang ditinggalkan," kata Tata.

Halaman 2 dari 2
(bba/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads