Jurit Malam: Menyelami Tragedi Berdarah di Gedung Sate

Jurit Malam: Menyelami Tragedi Berdarah di Gedung Sate

Sudirman Wamad - detikJabar
Kamis, 18 Agu 2022 22:45 WIB
Gedung Sate Bandung
Foto: Salah satu lorong di Gedung Sate Bandung (Wisma Putra/detikJabar).
Bandung -

Gedung Sate menyimpan kisah heroik para pejuang kemerdekaan. Peristiwa berdarah pernah terjadi di gedung bersejarah. Tujuh pekerja Departemen Pekerjaan Umum wafat di Gedung Sate.

Peristiwa berdarah itu terjadi pada 3 Desember 1945. Tujuh pejuang itu dimakamkan di area sekitar Museum Gedung Sate. Tiga di antaranya berhasil ditemukan, dan dipindahkan di Taman Makam Pahlawan Cikutra Bandung.

"Setelah merdeka, Gedung Sate itu difungsikan sebagai Departemen Pekerjaan Umum. Saat itu, ada peristiwa pertempuran," kata Koordinator Keamanan Dalam (Kamdal) Gedung Sate Yanto Rukmana saat berbincang dengan detikJabar, Kamis (18/8/2022).

Yanto menceritakan kejadian berdarah itu terjadi pada siang hari sekitar pukul 13.00 WIB. Kala itu, hanya ada 21 petugas Pekerjaan Umum yang berada di Gedung Sate. Pasukan Gurkha yang membantu Inggris mengepung Gedung Sate.

ADVERTISEMENT

Inggris melalui pasukan tempurnya menyerang Gedung Sate. Di sisi lain, para pekerja di Gedung Sate tak memiliki senjata atau peralatan yang memadai. Gedung yang kini menjadi kantor Gubernur Jabar itu menjadi saksi tujuh pekerja wafat karena pertempuran.

Gedung Sate BandungGedung Sate Bandung Foto: Wisma Putra

"Pekerja mempertahankan mati-matian. Tapi, jumlahnya tak seimbang dengan pasukan Gurkha. Korban pun berjatuhan," kata Yanto.

Puluhan pekerja tak mampu membendung pasukan Gurkha, pasukan gabungan Inggris yang juga dibantu oleh militer dari Asia Selatan. Menurut Yanto, sebagian pekerja melarikan. Pertempuran berdarah itu tak berlangsung lama.

"Empat jam pertempuran. Memakan tujuh korban," ucap Yanto.

Nyaris sewindu setelah pertempuran berdarah itu, pemerintah Indonesia menginstruksikan untuk mencari tujuh jasad pegawai Pekerjaan Umum yang menjadi korban.

Gedung Sate BandungGedung Sate Bandung Foto: Wisma Putra

"Pada 3 Desember tahun 1952, dicari jasadnya. Hanya ditemukan tiga kerangka di halaman belakang Gedung Sate. Kemudian dipindah ke Makam Cikutra," kata Yanto.

Empat jasad lainnya masih berada di Gedung Sate. Hingga kini masih menjadi misteri. Untuk mengenang aksi heroik tujuh pejuang itu, Monumen Pekerjaan Umum pun dibangun di depan Gedung Sate.

Sekadar diketahui, Gedung Sate memiliki nilai historis pada masa perang kemerdekaan. Pada tanggal 3 Desember 1945, sebanyak tujuh orang pemuda gugur melawan lawannya yaitu Pasukan Gurkha yang datang menyerang.

Gedung Sate dibangun pada 27 Juli 1920 oleh Nona Johanna Catherina Coops putri sulung Walikota Bandung B. Coops yang didampingi Nona Petronella Roeslofsen, putri sulung Wali Kota Bandung B. Coops yang mewakili Gubernur Jenderal di Batavia.

Pada awal tahun 1924 Gedung Hoofdbureau PTT rampung dikerjakan, disusul dengan selesai dibangunnya Induk Gedung Sate dan Perpustakaan Tehnik yang paling lengkap di Asia Tenggara, pada bulan September 1942.

(sud/mso)


Hide Ads