Temuan Fosil dan Potensi Wisata Desa Jembarwangi Sumedang

Temuan Fosil dan Potensi Wisata Desa Jembarwangi Sumedang

Nur Azis - detikJabar
Jumat, 12 Agu 2022 19:00 WIB
Penemuan fosil di Sumedang.
Tempat penemuan fosil di Desa Jembarwangi, Sumedang. (Foto: Nur Azis/detikJabar)
Sumedang -

Desa Jembarwangi, Kecamatan Tomo, Kabupaten Sumedang yang kaya akan temuan fosil memiliki potensi sebagai destinasi wisata. Di antaranya, wisata khusus akademis dan wisata umum atau geotrek.

Hal itu diungkapkan penyelidik Bumi dari Museum Geologi Bandung, Unggul Prasetyo Wibowo saat dihubungi detikjabar, Jumat (12/8/2022).

"Di sana itu ada dua potensi wisata. Pertama potensi wisata secara khusus atau akademis dan satu lagi wisata umum atau wisata geotrek," terang Unggul.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekadar diketahui, dikutip dari GEOTREK Perjalanan Menafsir Bumi (T. Bachtiar, 45-46, 2015), Geotrek pada dasarnya adalah perjalanan untuk menyapa berbagai gejala kebumian, menyapa makhluk hidup, menyapa manusia dengan budayanya.

Geotrek merupakan wisata dengan kesadaran penuh bahwa bumi dengan segala isinya adalah bagian yang tak terpisahkan dari dirinya.

ADVERTISEMENT

Menurut Unggul, kawasan Desa Jembarwangi memiliki batuan cukup lengkap untuk pembelajaran ilmu geologi. Di sana terdapat tiga jenis batuan, yakni batuan metamorf, batuan beku, dan batuan sedimen yang dapat menjelaskan awal mula terbentuknya pulau Jawa.

"Menariknya di Jembarwangi ini kita bisa menemukan lapisan-lapisan batuan yang bisa dikatakan terbentuk dari mulai laut dangkal sampai berubah menjadi rawa-rawa, endapan sungai dan terakhir daratan, dan itu semuanya bisa disimpulkan telah merekam proses terbentuknya pulau Jawa di Jawa Barat bagian utara," paparnya.

"Kalau di daerah lain tidak selengkap di Jembarwangi," Unggul menambahkan.

Ia menyebut kondisi lingkungan seperti ini biasanya dibutuhkan kampus-kampus atau universitas yang memiliki konsen bidang geologi.

"Kampus-kampus yang ada jurusan geologi biasanya nyarinya tempat seperti ini dan lokasi seperti ini cukup jarang," ujarnya.

Selain dari tinjauan akademis, sambung Unggul, kawasan Desa Jembarwangi memiliki bentang alam yang cukup menarik untuk dijelajahi.

"Di sana itu ada punggungan yang panjang, ada lembah, ada sungai purba yang cukup menarik dan di sana ada juga perkampungan yang terisolir oleh pegunungan yang cukup masif. Secara umum bentang alamnya yang cukup menarik," ujarnya.

Keunikan lain Desa Jembarwangi. Simak di halaman selanjutnya.

Keunikan lain dari Desa Jembarwangi yang tidak kalah penting adalah banyaknya temuan fosil-fosil purba. Menurut Unggul, temuan-temuan fosil tersebut sangat penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

"Potensi temuan-temuan fosil purba ini terhitung cukup langka di Jawa Barat dan Sumedang dilihat dari sejarah lingkungannya sangat lengkap, dari mulai laut dangkal hingga menjadi daratan, fosil-fosilnya juga ada di sana," terangnya.

Kendati demikian, menurutnya Pemkab Sumedang perlu mengemasnya dengan tema-tema menarik terkait potensi-potensi wisata tersebut.

"Yang penting bagaimana cara pengemasan atau penjelasannya, semisal sejarah terbentuknya pulau Jawa. Judul-judul atau tema-tema seperti itu yang biasanya akan menarik wisatawan. Kalau tidak ada penjelasannya, orang umum hanya melihatnya sebagai tebing dan sungai saja," paparnya.

Unggul menambahkan, hal lain yang perlu diperhatikan adalah tentang sisi keamanan dan keselamatan pengunjung.

"Kalau wisata geotrek ini kan ada treknya, maka yang perlu diperhatikan adalah sisi keamanan pengunjung," ucapnya.


Berita sebelumnya, fosil hewan purba kembali ditemukan warga di Desa Jembarwangi, Kecamatan Tomo, Kabupaten Sumedang. Fosil tersebut diduga bagian dari tulang rusuk Stegodon (gajah purba).

Kepala Desa Jembarwangi, Fitriani Dewi mengatakan, fosil tersebut ditemukan warga saat hendak membuka akses jalan menuju kebun pada bulan Juli lalu.

"Warga yang menemukan fosil saat itu hendak membuka akses jalan menuju kebun," ungkap Fitriani kepada detikjabar, Kamis (11/8/2022).

Fitriani memaparkan, lokasi temuan fosil kali ini berbeda dengan temuan-temuan fosil sebelumnya, tepatnya ditemukan di Blok Cirendang.

"Fosil ini jauh dari blok yang lain, atau di area baru, lokasinya cukup jauh dengan lokasi temuan fosil kura-kura yang belum lama ini ditemukan," ucapya.

Ftriani menyebut, patahan-patahan fosil yang ditemukan diduga merupakan bagian dari tulang rusuk stegodon. Jika dirangkai, fosil tersebut panjangnya lebih dari 30 centimeter.

"Menurut para peneliti yang belum lama ini berkunjung ke Desa Jembarwangi, patahan-patahan fosil ini diduga bagian dari tulang rusuk stegodon," terangnya.



Hide Ads