Krisis Keuangan, RSUD dr Soekardjo Tasikmalaya Tak Mampu Bayar Obat

Krisis Keuangan, RSUD dr Soekardjo Tasikmalaya Tak Mampu Bayar Obat

Faizal Amiruddin - detikJabar
Jumat, 12 Agu 2022 12:16 WIB
Suasana di RSUD dr Soekardjo
Suasana di RSUD dr Soekardjo (Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar)
Tasikmalaya - Kondisi keuangan RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya semakin memburuk dan mempengaruhi operasional layanan kesehatan rujukan itu. Saking buruknya, RSUD tersebut tak mampu bayar obat.

Hal itu diungkapkan Dewan Pengawas RSUD dr Soekardjo Undang Sudrajat, Jumat (12/8/2022).

"Kondisi keuangan RSUD dr Soekardjo makin berat, karena tak ada pembayaran piutang jaminan layanan sosial kesehatan dari Pemkot dan Pemkab Tasik," kata Undang.

Dia mengatakan pembayaran utang Pemkot dan Pemkab Tasikmalaya bulan lalu sempat ramai dibahas oleh para pemangku kebijakan. Namun hingga kini tak jelas realisasinya. Di sisi lain operasional RSUD dr Soekardjo tetap harus berjalan.

"Belum ada kejelasan pembayaran piutang Pemda sampai sekarang. Kini juga dirundung beban utang yang tak kalah besar," kata Undang.

Dia menjelaskan utang RSUD dr Soekardjo ke pihak ketiga sudah mencapai Rp 15 miliar. "Utang RSUD ke pihak ketiga sudah mencapai Rp 15 miliar. Utang itu sampai awal Agustus ini," kata Undang.

Selain itu, saat ini pun sudah tak mampu lagi membayar pembelian obat. Penyebabnya karena sudah tak ada lagi uang. "Saat ini RSUD sudah tak bisa bayar obat. Rata rata kebutuhan obat setiap bulan Rp 2 miliar," Undang.

Dia mengkhawatirkan pihak perusahaan obat menyetop pengiriman obat karena sudah terlalu banyak tunggakan. Karena sejak Februari sampai Agustus ini, RSUD menumpuk utang pembelian obat. "Padahal obat sangat penting dalam pengobatan pasien," kata Undang.

Ditanya mengenai opsi solusi yang bisa dilakukan, Undang mengatakan salah satunya Pemkot dan Pemkab Tasikmalaya didesak segera membayar piutang.

"Cara untuk menyelamatkan kondisi ini, ada kemauan politik dari Pemkab dan Pemkot Tasik membayar utang ke RSUD. Utang Pemkot Tasikmalaya Rp 15 miliar dan Pemkab Tasikmalaya Rp 5 miliar," Undang.

Sementara itu pelayanan RSUD dr Soekardjo juga dikeluhkan oleh pasien yang berobat jalan atau poli klinik. Hal itu dipicu oleh belum selesainya pembangunan gedung poli klinik RSUD dr Soekardjo. Pelayanan pasien poli klinik dilakukan di ruangan-ruangan sementara. Sementara antrean pasien terjadi di lorong sempit diantara bangunan yang belum selesai.

"Ya tidak nyaman, tapi mau bagaimana kan butuh berobat. Kalau ke praktek dokter kan mahal, kalau di sini bisa pakai BPJS, gratis," kata Euis, warga Kecamatan Indihiang.


(dir/dir)


Hide Ads