Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Bila Anda, pembaca, merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri atau menyakiti diri sendiri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.
Seorang pria berinisial AS (32) dan anaknya tewas tersambar kereta api Turangga jurusan Surabaya-Bandung di Rancaekek, Kabupaten Bandung.
Kejadian ini terjadi, Kamis (11/8/2022) sekitar Pukul 05.10 WIB. Kedua korban tewas seketika di lokasi kejadian dan sudah dilarikan ke RSHS Bandung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Manager Humas Daop II Kuswardoyo mengatakan, berkaca dari kejadian ini agar masyarakat tidak beraktivitas di jalur KA.
"Terlepas adanya informasi bahwa mereka sengaja atau tidak, dengan niat apapun menghadang laju kereta di lokasi tersebut, kami PT KAI meminta dan sangat berharap agar warga masyarakat atau siapapun jangan berada di jalur KA yang bukan peruntukkannya," kata Kuswardoyo via pesan singkat.
Menurutnya, sesuai amanat UU 23 tahun 2007 bahwa jalur KA hanya di peruntukkan bagi operasional perjalanan KA dan pihak pihak yang terkait dengan operasional Perjalanan KA tersebut.
"Kami tidak bosan-bosannya untuk terus mengingatkan kepada semua pihak terkait hal tersebut," ujarnya.
"Namun tentunya hanya dengan kesadaran dan peran serta semua pihak untuk saling mengingatkan maka keselamatan perjalanan KA dan warga masyarakat akan bisa terwujud," kata Kuswardoyo.
Kapolsek Rancaekek Kompol Nanang mengatakan, korban berjalan ke tengah rel KA. Di waktu yang bersamaan kereta api datang dari arah Timur.
"Laki laki tersebut turun dan membawa anaknya untuk kemudian berjalan ke tengah rel KA yang pada saat itu dari arah timur sedang melintas KA Turangga, sehingga kedua korban tertabrak dan meninggal di tempat," katanya kepada detikJabar.
Nanang menambahkan, pihak kepolisian langsung turun ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) untuk melakukan pengecekan dan evakuasi korban. Setelah itu korban langsung dibawa keluarganya untuk dikebumikan.
"Dengan adanya kejadian tersebut pihak keluarga korban menolak untuk dilakukan autopsi dan menganggap kejadian tersebut adalah takdir dari Allah SWT. Kemudian dengan di buatkan surat pernyataan oleh pihak polsek Rancaekek dan ditandatangani oleh pihak keluarga," pungkasnya.
(wip/yum)