Bupati Bandung Copot Kepala Rumah Sakit Jika Ada Pasien Diabaikan

Bupati Bandung Copot Kepala Rumah Sakit Jika Ada Pasien Diabaikan

Erika Dyah Fitriani - detikJabar
Rabu, 03 Agu 2022 22:25 WIB
Bupati Bandung Dadang Supriatna
Foto: Pemkab Bandung
Jakarta -

Bupati Bandung Dadang Supriatna menginap di rumah salah satu warga bernama Masri di Kampung Cangkore RW 15 Desa Rawabogo, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung. Hal ini menjadi bagian dari program Bunga Desa (Bupati Ngamumule Desa) ke-10.

Dalam kegiatan tersebut, Dadang bersama jajaran Perangkat Daerah terlebih dahulu melaksanakan pertemuan dengan ratusan warga di Desa Rawabogo. Dadang mengingatkan agar masyarakat cukup pakai kartu BPJS ketika sakit dan melapor jika ada rumah sakit yang mengabaikan pasien. Ia pun tak ragu akan mencopot kepala rumah sakit tersebut.

"Jika ada pihak rumah sakit yang menyepelekan pasien, warga minta segera lapor kepada saya. Nanti Kepala Rumah Sakitnya saya hentikan," ungkap Dadang dalam keterangan tertulis, Rabu (3/8/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk diketahui, pertemuan itu digelar untuk menyerap aspirasi masyarakat di sana. Ia pun berkomunikasi dengan masyarakat setempat mengenai program Pemkab Bandung. Selain pelayanan kesehatan, ia juga membahas hal lain mulai dari program pemberian pinjaman dana bergulir tanpa bunga, insentif guru ngaji, hingga membahas kartu tani si Bedas.

Dadang menyampaikan adanya program pendidikan yang berkaitan dengan muatan lokal. Mulai dari pendidikan Bahasa Sunda, mengaji, dan menghafal Al-Qur'an, serta yang lebih penting pemahaman warga tentang Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

ADVERTISEMENT

Terkait program muatan lokal itu, Dadang menjelaskan di program guru ngaji nantinya para ustaz hadir selama dua jam setiap minggunya untuk mengajar ngaji di sekolah.

Lebih lanjut, ia menyampaikan harapannya agar program Bunga Desa ini dapat dilaksanakan di 280 desa dan kelurahan yang ada di Kabupaten Bandung. Ia mengungkap program ini juga bertujuan untuk memastikan program kartu tani sampai ke masyarakat.

"Apakah kartu tani si Bedas itu sampai kepada masyarakat? Makanya, saya ingin mendengar langsung dari masyarakat, tidak hanya dari kepala dinas," tuturnya.

Dadang mengapresiasi petani milenial yang sudah mengkritisi program kartu tani. Sebelumnya, petani milenial mengkhawatirkan data yang masuk dalam rencana penerima program kartu tani si Bedas akan dimanfaatkan oleh pihak lain untuk kepentingan yang kurang baik.

Selain itu, ia menyinggung program kredit bergulir yang bisa digunakan untuk kelompok usaha bersama dan dimanfaatkan untuk usaha para pemuda milenial dalam mengembangkan usahanya.

"Teknisnya ada di pihak bank untuk mendapatkan pinjaman dana bergulir tersebut," terangnya.

Dalam sesi diskusi dengan masyarakat, Dadang turut menanggapi keluhan warga terkait adanya kerusakan jalan di desa Rawabogo.

"Sebagai bentuk nyata ayo kita turun ke lapangan dan langsung kerjakan perbaikan jalan itu," tegasnya.

Di kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung A Tisna Umaran menjelaskan kartu tani Si Bedas yang dilatarbelakangi oleh janji politik Bupati Bandung.

"Bahwa negara harus hadir di tengah-tengah masyarakat," ungkap Tisna.

Tisna mengatakan persoalan petani itu krusial di antaranya rugi, selain untung.

"Kewenangan Kabupaten Bandung dibatasi, dan Pemkab Bandung tak bisa mensubsidi karena hal tersebut merupakan kewenangan pusat," paparnya.

Oleh karena itu, Tisna mengajak masyarakat agar dapat berdiskusi dalam menyikapi persoalan yang dihadapi dalam pengelolaan Kartu Tani Si Bedas.




(prf/ega)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads