Lawan Rentenir, Kades 'Sultan' Ini Pinjami Warga hingga Rp 200 Juta

Lawan Rentenir, Kades 'Sultan' Ini Pinjami Warga hingga Rp 200 Juta

Erick Disy Darmawan - detikJabar
Selasa, 02 Agu 2022 07:00 WIB
Kepala Desa Kawunghilir, Yosa Novita
Kepala Desa Kawunghilir Yosa Novita (Erick Disy Darmawan/detikJabar)
Majalengka -

Dalam kondisi ekonomi sulit, sebagian orang memilih mencari uang secara praktis dan cepat. Meminjam uang kepada 'bank emok' atau rentenir biasanya menjadi salah satu solusi terakhir.

Namun opsi meminjam uang kepada bank emok bukan menjadi solusi terbaik, malah menimbulkan masalah baru. Sebab, bunga peminjaman terus bertambah karena utang tidak terbayar.

Tidak sedikit kondisi ekonomi rumah tangga berantakan karena hal tersebut. Sebab, demi menutupi utang agar bunga peminjamannya tidak terus membengkak, mereka memilih meminjam kembali sehingga persoalan pinjam-meminjam terus mengakar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kondisi seperti ini membuat salah satu kepala desa di Kabupaten Majalengka merasa prihatin. Yosa Novita adalah kepala desa yang cukup serius memerangi praktik rentenir masuk ke desanya.

Wanita yang baru setahun menjabat Kepala Desa Kawunghilir, Cigasong, itu membuat program 'mengusir' rentenir dengan cara membuka penyaluran kredit dari uang pribadi untuk masyarakat yang membutuhkan.

ADVERTISEMENT

Siapkan Rp 200 Juta

Dari kantong pribadinya, Yosa menyediakan uang Rp 200 juta untuk mencegah aktivitas warga melakukan peminjaman kepada bank emok. Uang tersebut ia sengaja pinjamkan tanpa bunga.

"Uang ini saya siapkan untuk mengurangi peminjaman masyarakat Kawunghilir kepada rentenir. Pinjaman uang ini tanpa bunga," kata Yosa saat diwawancarai detikJabar beberapa waktu lalu.

Yosa melakukan hal tersebut karena merasa prihatin jika ada masyarakatnya yang menjadi korban bank emok. Pasalnya, kata dia, praktik bank emok sangat merusak ekonomi masyarakat.

"Bagi saya rentenir atau bank emok itu sangat meresahkan masyarakat. Setidaknya program pinjaman tanpa bunga dari uang saya pribadi ini mencegah hal-hal pinjaman kepada rentenir," ujar dia.

Disampaikan Yosa, program tersebut telah berlangsung sejak dirinya menjabat kepala desa. Ia mengaku program ini juga telah membantu masyarakat yang terdampak COVID-19.

"Program ini sejak saya jadi kepala desa. Selain itu, program ini untuk mengurangi beban ekonomi masyarakat di tengah pandemi COVID-19," ucap dia.

"Karena pas COVID-19 itu banyak sekali warga yang terdampak, seperti wirausahanya tutup, banyak yang kena PHK. Jadi, ketika ada yang pinjam, silakan, gunakan untuk kembali bangkit berusaha, membuka lagi usaha yang telah tutup," dia menambahkan.

Adapun limit kredit program tersebut, Yosa membatasi peminjaman maksimal Rp 15 juta per keluarga. Hal itu agar terbagi rata untuk semua masyarakat.

"Kalau itu (limit) tergantung siapa yang minjam, semisal pedagang bisa Rp 10-15 juta. Jadi biar bisa bergilir gitu," kata dia.

Dikenal Kepala Desa Sultan

Selain programnya yang cukup berani, Yosa juga dikenal sebagai kepala desa sultan di Majalengka. Sumber pendapatan Yosa bukan hanya dari sebagai kepala desa. Ia juga mempunyai bisnis usaha dari bidang medis.

"Kalau sultan mah nggaklah, ha-ha-ha.... Cuma saya punya usaha lagi di bidang medis," ujar dia saat dimintai tanggapan soal julukannya.

Yosa saat ini mempunyai dua usaha medis di Bekasi, yakni rumah sakit dan klinik. Usahanya itu telah ia jalankan sebelum menjabat kepala desa.

"Udah lama usaha itu mah," ucap dia.

Disinggung alasannya ingin menjabat kepala desa, Yosa menyebut pengabdiannya kepada masyarakat menjadi yang utama. Desa yang juga sebagai tanah kelahirannya membuat Yosa ingin membahagiakan masyarakat lewat jabatan yang ia emban.

"Di sisa hidup saya, saya ingin bermanfaat untuk orang banyak," ujar dia.

Disambut Warga

Program tersebut direspons positif oleh warga setempat. Salah seorang warga bernama Agus Ridwanulloh (28) mengaku sangat mendukung program tersebut. Pasalnya, keberadaan rentenir dianggap telah meresahkan.

"Alhamdulillah, saya selaku masyarakat Desa Kawunghilir menyambut baik dan mendukung program tersebut sebagai inovasi baru dan langkah konkret dalam memberantas 'lintah darat'," ujar Agus.

Agus menyampaikan program yang digulirkan dari kantong pribadi kepala desa tersebut dinilai bisa sangat meringankan beban masyarakat khususnya pelaku UMKM di desa setempat.

"Program pinjaman bunga nol persen ini dapat memberikan angin segar bagi pemilik UMKM di desa kami dalam mengembangkan usahanya, meningkatkan perekonomian masyarakat, meringankan beban warga yang membutuhkan serta mencegah korban dari pinjaman rentenir," katanya.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads