Bumi Pecahkan Rekor, Punya Sejarah Hari Terpendek

Kabar Internasional

Bumi Pecahkan Rekor, Punya Sejarah Hari Terpendek

Tim detikInet - detikJabar
Senin, 01 Agu 2022 02:01 WIB
Ilustrasi Bumi
Foto: Ilustrasi (Getty Images/iStockphoto/Maksym Belchenko).
Jakarta -

Tahukah kamu, pada 29 Juni 2022 dan Selasa (26/7/2022) lalu terjadi laju putaran bumi yang tercepat. Hal ini sulit disadari manusia, namun peristiwa ini menyebabkan kita mendapat 1,59 milidetik ekstra di hari itu.

Dilansir dari detikInet, para ilmuwan menemukan fakta bahwa pada 29 Juni 2022 bumi membuat rekor baru untuk waktu tercepat dalam menyelesaikan satu rotasi, yakni 1,59 milidetik selama kurang dari 24 jam. Fase 50 tahun dari hari yang lebih pendek mungkin dimulai sekarang.

Para ilmuwan mencatat bahwa tahun 2020 memiliki 28 hari terpendek sejak tahun 1960. Namun, hari terpendek pada tahun 2021 lebih panjang daripada tahun 2020, membalikkan tren dari tahun sebelumnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

29 Juni 2022 justru bumi kembali melakukan rotasi tercepat yang pernah ada. Sementara pada 26 Juli 2022 lalu, tercatat hari yang berlangsung kurang dari 1,50 milidetik.

Jika Bumi berputar lebih cepat, maka ia akan mencapai posisi yang sama sedikit lebih awal. Setengah milidetik sama dengan 10 inch atau 26 sentimeter di khatulistiwa. Singkatnya, satelit GPS (yang sudah harus dikoreksi untuk efek Teori Relativitas Einstein kurva ruang dan waktu) akan menjadi tidak berguna.

ADVERTISEMENT

Penyebab perbedaan kecepatan putaran Bumi ini belum dapat diketahui, tetapi ada banyak teori. Beberapa ahli mengatakan bahwa hal ini disebabkan oleh lebih sedikit berat pada kutub akibat mencairnya gletser.

Sementara pendapat lain mencatat, inti cair dari interior planet kita bergerak dari waktu ke waktu. Aktivitas seismik pun bisa menjadi penyebab terkait lainnya. Sedangkan ahli lainnya menduga pergerakan kutub geografis Bumi melintasi permukaannya yang dikenal sebagai 'goyangan Chandler'.

Pastinya, perputaran Bumi yang lebih cepat bisa sebetulnya juga bisa disebabkan kombinasi dari faktor-faktor ini atau sesuatu yang memang belum bisa diprediksi.

Dilansir dari TimeandDate.com, Dr Leonid Zotov selaku peneliti berusaha menjawab beberapa pertanyaan seperti adakah kemungkinan panjang hari akan terus berkurang. Namun, ia memprediksi bahwa kondisi bumi 70 persen tak akan berputar lebih cepat lagi.

(aau/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads