Open Data Kota Bandung milik Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) menyebutkan, Kecamatan Coblong ada diurutan kedua sebagai wilayah pengguna kondom tertinggi di Kota Bandung sepanjang 2021.
Diurutan pertama ada Kecamatan Bandung Kulon dengan 996, kedua Coblong 673, ketiga Sukajadi 565, keempat Andir 628, dan kelima Arcamanik 388.
detikJabar mendatangi salah satu tempat pembuangan sampah sementara yang berada di Kecamatan Coblong, tepatnya di Terminal Dago untuk mencari tahu penanganan sampah kondom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu pengelola tempat pebuangan sampah, Ucu (40) mengatakan, tidak ada pengolahan khusus untuk sampah kondom.
"Kali-kali, tidak banyak, kalau enggak ada ya gak ada. Enggak ada pengolahan dibuang langsung," kata Ucu kepada detikJabar, Sabtu (30/7/2022).
Ucu menyebut, sebelum pandemi COVID-19 pihaknya kerap menemukan sampah kondom yang dibuang oleh penghuni rumah kos di kawasan tersebut.
"Sedikit, tapi kalau sebelum COVID-19 sering, itu di kosan atau rata-rata di kontrakan, disatukan dengan sampah lain," ujarnya.
Selain di lokasi tersebut, detikJabar juga mendatangi tempat pembuangan sampah sementara lainnya yang berada di wilayah Kecamatan Cidadap.
Sama halnya dengan lokasi sebelumnya, di lokasi ini juga jarang ditemukan sampah kondom.
"Sampah yang datang kita pilah, organik, anorganik dan residu. Model begitu (kondom) masuk ke residu," kata Ketua Kelompok Swadaya Masyarakat TPS Cidadap Hedi kepada detikJabar.
Karena masuk jenis residu, sampah kondom pun tidak dilakukan pengolahan melainkan langsung dibuang.
"Jarang, saya suka pilah jarang, tapi ada. Saya pengguna kondom karena tidak KB. Kalau kondom dibuang langsung karena residu, enggak kita olah, enggak bisa diurai kalau kondom itukan karet," jelasnya.
Meski ada, persentase pembuangan limbah tersebut tidak mencapai 1 persen.
"Kecil, karena di sini rumahan, enggak ada industri. Persentase kecil 0 koma, koma sekian, tapi ada saja ya, tapi enggak sampai belasan dalam sebulan," ucapnya.
Menurutnya di TPs tersebut didominasi sampah organik, sayur dan sisa makanan, ada juga plastik yang bisa dijual kembali.
"Di sini kebanyakan organik, sisa makanan dan plastik. Yang susah residu itu, kaca juga, kayu, kayu sih biasa ada yang bawa buat kayu bakar," pungkasnya.
(wip/tey)