Serba-serbi Warga

Obrolan di Warung Kopi soal Bandung Tak Seperti Dulu

Bima Bagaskara - detikJabar
Selasa, 26 Jul 2022 13:14 WIB
Suasana Jalan Dr Djundjunan (Pasteur) di Kota Bandung. (Foto: Bima Bagaskara/detikJabar)
Bandung -

Pernyataan Bandung tak sedingin dulu semakin dirasakan oleh warga kota berjuluk Parijs van Java ini. Warga menganggap Bandung tidak lagi sejuk dan adem seperti dulu.

Perubahan iklim ditengarai jadi faktor mengapa suhu di Kota Bandung tidak lagi sedingin dulu. Selain itu, makin banyaknya kendaraan dan permukiman juga bisa jadi penyebab suhu Bandung semakin meningkat.

Fajar Hidayat (51) warga Buahbatu mengakui saat ini suhu di Kota Bandung semakin panas. Suasana Bandung yang sejuk dan adem tidak lagi begitu dirasakan.

"Iya bener (panas), nggak kaya dulu. Ada perubahan cuaca mungkin yah," kata Fajar saat berbincang dengan detikJabar di sebuah warung kopi di Jalan Laswi, Selasa (26/7/2022).

Fajar membandingkan Bandung dulu dan sekarang. Fajar ingat betul, Bandung pada tahun 1996 begitu asri, sejuk dan menenangkan. Saat itu ia yang baru pindah dari Surabaya menganggap Bandung merupakan kota yang nyaman untuk ditinggali.

Ia menceritakan saat itu belum banyak komplek perumahan yang berdiri di Bandung. Selain itu, mayoritas warga lebih banyak menggunakan transportasi umum untuk bepergian.

Pohon-pohon besar yang rindang juga masih banyak ditemukan di seluruh penjuru Kota Bandung. Hal itulah yang membuat suasana di Bandung sejuk dan menyenangkan.

"Bandung, dulu itu masih banyak pohon besar, motor mobil masih sedikit. Jalanan juga nggak seramai sekarang, warga bepergian pakai (kendaraan) umum. Jadi enak dulu itu," ungkapnya.

Sedangkan sekarang, menurutnya Bandung sudah seperti kota-kota besar pada umumnya. Jalanan dipenuhi kendaraan bermotor, rumah-rumah berdiri di hampir seluruh sudut kota. Hal itulah yang kemudian menurutnya berdampak pada perubahan cuaca di Kota Bandung.

"Penyebabnya perubahan Kota Bandung yang mempengaruhi cuaca. Misal kendaraan kan ya lebih banyak. Kita bisa lihat motor, mobil nambah terus. Sedangkan jalan segitu-gitu aja, jadi macet," ujar Fajar.

"Kemudian perumahan, bangunan banyak berdiri. Dulu (Bandung) bukan untuk bisnis, tapi tempat peristirahatan karena suasananya yang sejuk, adem," imbuhnya.

Perubahan cuaca di Bandung juga membuat kebiasaan warga berubah. Fajar mengaku, dulu ia selalu mengenakan jaket tebal saat bepergian keluar rumah karena suhu dingin yang begitu terasa, apalagi saat malam hari.

Namun sekarang, ia seringkali hanya mengenakan kaos berbalut jaket tipis. "Sekarang mah pake jaket panas, enak kaos aja lebih adem, apalagi kalau siang," ujarnya mengakhiri perbincangan.




(bba/ors)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork