Peran Penting Guru dan Orang Tua untuk Cegah Perundungan Anak

Peran Penting Guru dan Orang Tua untuk Cegah Perundungan Anak

Bima Bagaskara - detikJabar
Jumat, 22 Jul 2022 08:30 WIB
Neglected lonely child against the white wall.  Little girl crying in the corner. Violence concept.
Foto: Ilustrasi (iStock).
Bandung -

Kasus perundungan yang menimpa bocah 11 tahun di Tasikmalaya, Jawa Barat membetot perhatian publik. Bocah malang tersebut meninggal dunia usai depresi setelah dipaksa menyetubuhi kucing oleh rekan-rekannya.

Dosen Departemen Psikologi Pendidikan Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran (Unpad) Fitriani Yustikasari Lubis mengatakan perundungan anak di lingkungan sekolah biasanya terjadi karena adanya perilaku atau kondisi yang khas.

Kondisi pertama anak yang dirundung cenderung anak pendiam atau mudah dibuat cemas dan anak memiliki perilaku atau karakter yang tidak sama, menonjol, hingga tidak disukai teman-temannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karakteristik korban di-bully memang biasanya sangat mudah dibuat cemas. Kalau temannya menuntut sesuatu, anak akan khawatir tidak bisa memenuhi. Atau dia merupakan anak yang punya perilaku tidak sama, sampai akhirnya teman-temannya suka mengejek dia," kata Fitri dilansir dari laman resmi Unpad, Kamis (21/7/2022).

Untuk mengantisipasi korban perundungan mengalami dampak lebih serius, peran guru sangat penting dalam melakukan observasi dan mengamati karakter setiap anak didiknya.

ADVERTISEMENT

Guru sebaiknya mampu menilai anak didik mana yang berpotensi mengalami perundngan, memiliki karakter/perilaku menonjol, hingga memiliki masalah belajar. "Akan lebih baik jika guru memunculkan awareness-nya dalam memperhatikan mereka-mereka yang potensial dirundung," ucap dia.

Selain itu, guru juga harus lebih peka apabila ditemukan adanya perubahan perilaku pada peserta didiknya. Begitu ada perubahan perilaku pada salah seorang murid, guru dapat langsung melakukan pendampingan dan penelusuran penyebabnya.

Perubahan perilaku yang sering terlihat dari korban perundungan adalah cenderung menjadi lebih diam dan tidak bersemangat saat berada di lingkungan sekolah.

"Apalagi jika sudah muncul perilaku signifikan seperti tidak mau makan, guru harus punya radarnya. Begitu ada perubahan perilaku, bisa langsung ditindaklanjuti," ujarnya.

Penguatan Karakter oleh Orang Tua

Selain guru, orang tua menjadi aktor penting dalam mengantisipasi perundungan anak. Peran tersebut dapat dilakukan sebelum atau ketika mengalami perundungan.

Fitri menjelaskan, orang tua perlu mendapat edukasi mengenai karakter anak yang potensial mengalami perundungan. Jika karakter tersebut kemungkinan dimiliki oleh anaknya, orang tua perlu melakukan langkah antisipasi untuk memperkuat karakternya.

"Jadi kalau anak dirundung, anak harus bereaksi seperti apa. Biasanya anak-anak potensial dirundung lebih ke tidak punya keterampilan mempertankan diri. Jadi kalau orang tuanya sudah bisa aware, bisa melakukan langkah antisipatif," jelas Fitri.

Langkah antisipatif yang dilakukan bisa berupa mengajarkan anak untuk mempertahankan diri. Kendati demikian, ia menekankan bahwa pengajaran ini bukan mendorong anak untuk menyakiti orang lain.

Akan tetapi, melatih anak untuk mampu mempertahankan diri saat mengalami tekanan dari luar. "Lebih untuk mempertahankan diri, bukan untuk menjadi agresif," ungkapnya.

Menurutnya orang tua juga tidak boleh diam diri saat mengetahui anaknya jadi korban perundungan. Orang tua harus peka akan perubahan sikap anak karena mendapat perundungan.

"Mungkin saja anaknya tidak mau cerita, tetapi meyakinkan anak bahwa orang tua ada untuk dia itu penting. Mungkin tidak diminta untuk bercerita, tapi yakinkan anak bahwa orang tua siap mendampingi dan menguatkan," ujarnya.

Ia juga mengatakan orang tua cenderung lebih fokus pada kasus perundungannya, bukan pada kondisi psikologis anaknya. Fitri mengatakan, depresi akut pada anak korban perundungan dapat berdampak serius.

Pada level yang cukup tinggi, depresi akan menyebabkan reaksi fisik. "Anak bisa jadi tidak berselera makan, tidak bisa tidur, gelisah, hingga dia merasa tidak punya kontrol atas dirinya karena depresinya," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(bba/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads