Peringatan (trigger warning): Artikel ini mengandung konten eksplisit tentang perundungan ekstrem yang dapat memicu kondisi emosi dan mental pembaca. Kami menyarankan Anda tidak meneruskan membacanya jika mengalami kecemasan dan meminta bantuan profesional.
Dokter rumah sakit umum daerah (RSUD) Tasikmalaya mengungkap penyebab kematian bocah yang dibully setubuhi kucing. Dokter menyebut bocah SD itu didiagnosis mengalami peradangan otak.
Sebelum meninggal dunia, bocah itu dibawa ke rumah sakit pada Minggu (17/7) malam. Saat dibawa ke rumah sakit, bocah mengalami kondisi penurunan kesadaran sehari sebelumnya. Bahkan, bocah tersebut tak mau makan dan minum serta mengalami demam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masuk ke RSUD SMC sabtu malam sudah tidak sadarkan diri. Kata keluarga juga sehari sebelumnya atau pas di rumahnya juga sudah tidak sadarkan diri. Dibawa ke kami dia sudah demam selama semingguan," ucap Kabid Pelayanan Kesehatan RSUD SMC Kabupaten Tasikmalaya.
dr. Adi Widodo pada Kamis (21/7/2022).
Nyawa bocah tersebut tidak tertolong meski sudah mendapat penanganan medis maksimal. Pihak RSUD SMC mendiagnosis penyebab kematian korban akibat suspect typhoid dan ensefalopati atau peradangan otak akibat komplikasi tifus serta suspect episode depresi atau gangguan kejiwaan yang bisa diakibatkan karena komplikasi demam tifus. Berdasarkan pengakuan keluarga pada rumah sakit, almarhum sempat jadi korban perundungan teman sebaya.
"Diagnosa kematian almarhum akibat suspect typhoid dan ensefalopati atau peradangan otak akibat komplikasi tifus. Serta ada suspect episode depresi atau gangguan kejiwaan yang bisa diakibatkan karena komplikasi tifusnya. Faktor internalnya bisa karena komplikasi demam," ucap Adi.
Pihak rumah sakit belum sempat memintai keterangan pasien karena kondisinya sudah hilang kesadaran. Sehingga untuk faktor eksternalnya, pihak rumah sakit belum menyimpulkan lantaran mengingat pasien tidak bisa berkomunikasi.
"Kami SMC belum sempat memintai keterangan pada almarhum karena sudah menurun kesadarannya sampai meninggal," kata Adi.
(dir/dir)