Cerita Warga Biasa

Pejuang Rupiah Antimaksa di Simpang Dago Bandung

Muhammad Fadhil Raihan - detikJabar
Kamis, 21 Jul 2022 09:00 WIB
Musisi jalanan di Simpang Dago, Kota Bandung. (Foto: Muhammad Fadhil Raihan/detikJabar)
Bandung -

Deru suara kendaraan mengiringi lantunan suara musisi jalanan di Simpang Dago, Kota Bandung. Bermodal peralatan sederhana, lagu "Cinta Karena Cinta" dari Judika dinyanyikan untuk menghibur pengendara yang menunggu giliran untuk melaju.

Sembari menyelesaikan satu lagu, salah satu personel musisi jalanan tersebut membawa kardus kosong yang berharap diisi pengendara. Tidak banyak yang diharapkan, uang receh pun dibalas senyuman.

Musisi jalanan yang bertugas di Simpang Dago tersebut adalah Yayat (37), Aji (40), dan Abid (30). Yayat bertugas sebagai gitaris dan vokal, sementara Aji dan Abid bergantian memukul cajon dan mengitari pengendara dengan kardus kosong.

Tepat di seberang Taman Dago, trotoar di kolong Jalan Layang Pasupati menjadi panggung megah untuk musisi jalanan ini. Sebelumnya, mereka bernyanyi di jalan raya sambil mengitari pengendara.

Namun belakangan mereka melakukan cara baru dalam beraksi. Kini mereka mengunakan sound system.

"Kalau pakai sound baru dua tahun jalan. Sebelumnya ngamen di jalan aja muter-muter," ungkap Aji yang ditemui di sela istirahatnya, Rabu (20/7/2022).

Ketiga musisi jalanan ini melakukan aksinya setiap hari, mulai dari pagi sampai dengan sore hari. Penghasilan yang didapat pun tidak menentu.

"Kalau penghasilan nggak tentu, sih. Musim liburan juga nggak menjamin penghasilan akan banyak. Kadang paginya ramai, siangnya malah zonk," tambah Yayat.

Setiap sekali lampu merah, mereka menyanyikan sebuah lagu dengan durasi 2-3 menit. Dari waktu tersebut, paling banyak pernah terkumpul Rp 75 ribu.

Musisi jalanan di Simpang Dago, Kota Bandung. Foto: Muhammad Fadhil Raihan/detikJabar

Sempat Bekerja di Restoran dan Hotel

Sebelum berkarier sebagai musisi jalanan, ketiga musisi ini mengaku sempat bekerja di berbagai restoran dan hotel yang berbeda.

Mereka berhenti kerja karena terkena dampak pandemi Covid-19. Mengamen menjadi salah satu solusi mereka untuk tetap berpenghasilan.

"Kalau ditanya 'kenapa kalian ngamen? kan masih muda?', siapa juga yang mau ngamen gitu. Kita juga dituntut sama keadaan, sebelumnya nggak ada niatan ngamen ini jadi pekerjaan utama," ungkap Aji.

Kini, mereka tidak menutup kemungkinan untuk kembali bekerja. Mereka masih mencari lowongan pekerjaan yang memang memiliki upah sesuai kebutuhan.

Sebab, ketiga musisi ini sudah memiliki keluarga masing-masing. Selain harus menghidupi diri sendiri, mereka juga perlu memenuhi kebutuhan anak dan istri.

Ditawari Tampil di Kafe

Musisi Simpang Dago ini juga memiliki keinginan berpindah panggung. Mereka juga sempat ditawari beberapa kafe untuk menghibur para tamu.




(ors/ors)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork