Jejak diduga bekas pijakan kaki harimau terlihat jelas di beberapa lokasi area garapan perkebunan warga di Perbukitan Pasir Kantong, Kampung Salagombong, Desa Sukadamai, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi.
Penampakan jejak itu bahkan sudah dilihat langsung pihak terkait, salah satunya BKSDA Jabar pada Selasa (19/7). Kades Sukadamai, Rudi Hartono mengaku kedatangan para petugas gabungan itu untuk memastikan kebenaran informasi warga yang mengaku melihat harimau di area tersebut.
"Awalnya ada penampakan katanya harimau yang diketahui petani di gunung. Sudah beberapa kali kejadian munculnya sekitar jam 17.00 WIB. Mereka laporan katanya 'saya melihat itu'. Hanya yang melihat satu orang, dianggap karuhun (leluhur) sama warga yang menjelma (jadi harimau). Udah selesai, saat itu belum ada tanggapan," kata Rudi kepada detikJabar, Rabu (20/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat itu laporan warga tidak terlalu diseriusi Rudi, sampai kemudian datang kabar kedua yang disampaikan warga yang lain. Kabar itu datang dari seorang ibu rumah tangga bernama Ajan dan putrinya yang melihat penampakan hewan tersebut.
"Sekitar satu bulan kemudian setelah laporan pertama, istri Pak Elut (namanya) Ibu Ajan dan anaknya sama persis melihat hewan itu lagi, sore juga kejadiannya, diinformasikan lagi ke yang lain. Memang sempat jadi polemik, namun lagi-lagi katanya karuhun yang menampakan diri menjelma jadi harimau," ujar Rudi.
"Tidak lama beberapa hari lalu, hari Senin (18/7), ada lagi informasi katanya Pak Baed kejadiannya jam 11.00 WIB, dia sedang kontrol ke kebun sampai di saungnya dia melihat harimau. Saat itu ada beberapa saksi lainnya yang juga mengaku melihat, ada sekitar empat orang dengan Pak Baed yang melihat," sambung Rudi.
Karena laporan yang masuk semakin banyak, Rudi akhirnya membuat laporan kepada pihak kecamatan, kepolisian, dan TNI, termasuk kepada pihak BKSDA. Sampai pada Selasa (19/7) tim gabungan mendatangi lokasi yang dikabarkan tempat harimau sering terlihat.
"Harimaunya tidak ada tapi bekas pijakan banyak sehingga di simpulkan oleh BKSDA katanya itu jejak macan tutul katanya. Jadi mungkin Polhut (Polisi Hutan) menyimpulkan itu bukan harimau, tapi sejenis macan tutul. Memang warna agak kekuning-kuningan," beber Rudi.
BKSDA akan mengecek lebih jauh. Simak di halaman berikutnya.
"Kemarin BKSDA katanya akan bawa informasi ini, penanganan akan pasang camera trap untuk memastikan dulu jenisnya. Sementara mereka hanya membawa bukti foto pijakan dan tempat harimau biasa mendekam," ucap Rudi.
Rudi memahami kekhawatiran warga, sebab lokasi Pasir Kantong memang banyak lahan garapan warga. Mereka khawatir terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Selain ternak, bisa saja warga menjadi korban terkaman hewan tersebut.
"Kita khawatir mau itu harimau atau sejenis macan tutul, takutnya lapar turun ke pemukiman. Memang sejauh ini belum ada laporan korban manusia atau ternak, tapi kan jelas khawatir ada mereka (warga waswas). Makanya kami segera laporan dengan harapan ada penanganan," pungkas dia.
Sebelumnya, dihubungi terpisah, Andi Irawan dari BBKSDA Jabar Wilayah Bogor membenarkan kabar tersebut. Namun pihaknya belum menerima laporan lengkap mengenai hasil dari kedatangan mereka ke lokasi.
"Kami belum menerima laporannya, kemarin teman-teman BKSDA sudah turun. Namun kami belum menerima laporannya," kata Andi.
"Jadi soal jejak atau hal lain belum sama sekali kami belum menerima laporan," imbuhnya.