Dear Warga Majalengka, Jangan Kasih Uang ke Anjal Ya

Dear Warga Majalengka, Jangan Kasih Uang ke Anjal Ya

Erick Disy Darmawan - detikJabar
Rabu, 20 Jul 2022 12:56 WIB
Anak jalanan di Majalengka.
Foto: Anak jalanan di Majalengka (Erick Disy Darmawan/detikJabar).
Majalengka -

Di perempatan lampu merah yang ada di wilayah perkotaan Majalengka, seperti di bunderan Cigasong, Tonjong, A Book dan Pasar Mambo, pemandangan anak-anak jalanan cukup sering terlihat.

Anak-anak jalanan di lampu merah perkotaan Majalengka itu terlihat membawa bungkusan plastik bekas, makanan ringan, maupun bekas bungkus permen. Mereka menenteng semacam wadah untuk meminta uang receh pada pengendara mobil dan motor.

Ketika lampu menyala merah, anak-anak jalanan itu mulai mengulurkan bekas makanan ringan kepada para pengendara yang sedang menunggu lampu hijau.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menyikapi hal tersebut, Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Kabupaten Majalengka Aris Prayuda mengatakan pihaknya justru tengah mengkampanyekan untuk melarang beri apapun kepada anak jalanan di lampu merah.

"LPAI melarang beri apapun. Kita justru sedang kampanye itu," kata Aris kepada detikJabar, Rabu (20/7/2022).

ADVERTISEMENT

Aris menambahkan, pihaknya pun mendorong Pemerintah Daerah bersama elemen masyarakat untuk mengkampanyekan 'Bebas dari Jalan'. Secara garis besar, LPAI Majalengka menawarkan konsep kampanye larangan memberi pada anak jalanan.

"Itu sudah diatur dalam Perda No 10 Tahun 2019 tentang penyelenggaraan Ketertiban Umum, ketentraman dan Perlindungan Masyarakat. Tinggal bagaimana Pemerintah bersama masyarakat untuk mengimplementasikannya," ujar dia.

Lalu bagaimana aksi di lapangan?

Aris memaparkan, konsepnya adalah dengan membuat pamplet menempel di tiap titik dan media sosial pemerintah yakni larangan memberi di Lampu Merah, Pasar, Alun alun serta spanduk di persimpangan jalan.

Tujuannya, agar masyarakat sadar akan pentingnya tidak memberi kepada anak jalanan. Menurut Aris, kebiasaan memberi ini malah membuat mental anak-anak tersebut tidak berkembang.

"Mereka cenderung berharap bantuan orang lain dengan usaha yang biasa saja. Jika memang masyarakat Majalengka mempunyai perhatian lebih dengan ingin memberi mereka lebih, maka bisa disalurkan melalui Baznas, Dinas Sosial dan juga bisa melalui LPAI Majalengka," ujar Aris.

(mso/mso)


Hide Ads