Samuel Hutabarat tengah dirundung duka. Anaknya, Brigadir Nofriasyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J tewas ditembak Bharada E, polisi juga. Kejadian nahas itu terjadi di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Fredy Sambo.
Awalnya, Samuel cenderung tertutup ketika peristiwa berdarah itu menyentuh gendang telinganya. Hari demi hari dilewati. Samuel kini tampak tenang. Meski kesedihan masih memeluk Samuel.
Samuel memberanikan untuk bercerita saat ditemui Desa Suka Makmur, Kecamatan Sungai Bahar, Kabupaten Muaro Jambi, Jumat (15/7/2022) kemarin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Samuel bercerita tentang kepribadian anaknya, Brigadir J. Kenangan saat Brigadir J kecil hingga kebaikannya diceritakan Samuel.
"Saya paham betul bagaimana kepribadian anak saya ini. Anaknya yang baik dan tidak pernah sama sekali menceritakan apa pun kesulitannya dengan keluarganya. Saya tahu betul bagaimana sifat anak saya ini," kata Samuel seperti dikutip dari detikSumut.
Brigadir J sejak dini bercita-cita menjadi polisi. Brigadir J tak pernah goyah. Polisi adalah cita-citanya. Kecintaannya terhadap institusi kepolisian begitu nyata, sebab barang yang ia beli selalu berbau kepolisian, termasuk pakaian.
"Jadi saya masih ingat betul itu, waktu dia kecil dia punya cita-cita jadi polisi, sampai dia kalau mau beli baju itu yang baju polisi lah, yang ada gambar garis kuning-kuningnya di baju itu. Dan sampai dia besar cita-citanya itu tercapai," ujar Samuel.
Rupanya, Brigadir J terinspirasi opung atau pamannya yang berprofesi sebagai tentara. Opung Brigadir J bertugas di kesatuan polisi militer.
Cita-cita yang digenggam sejak dini oleh Brigadir J akhirnya terwujud. Samuel bangga anaknya mengenakan seragam kepolisian. Sekali lagi, keluarga begitu bangga. Rela bolak-balik Jambi-Palembang untuk mengurus semua kebutuhan Yoshua setelah lolos jadi Polisi.
"Jadi waktu dia lolos jadi polisi, itu kami yang pontang-panting kesana-kemari itu. Dia kan lolosnya di Palembang. Kami sangat merasa bangga sekali. Awalnya banyak yang tidak percaya dia bisa lolos jadi polisi, tapi dia buktikan. Ya walau saya ini hanya kerjanya sebagai petani tapi dia mampu wujudkan impiannya itu," terang Samuel.
Kebanggaan kembali merekah di dada Samuel. Sebab Brigadir J mampu menjadi putra asal Jambi yang ditunjuk langsung bertugas menjadi seorang ajudan di Mabes Polri. Sebab, menjadi ajudan bukanlah anggota yang sembarangan dan tentu punya kemampuan pula.
"Dia waktu bilang ditunjuk jadi ajudan jenderal dan bertugas di Mabes Polri tentu kami kembali bahagia lagi. Selama dia jadi ajudan dia selalu berikan cerita-cerita yang baik-baik saja ke keluarga termasuk Bapak Ferdy Sambo yang juga baik, sangat banggalah kami kan," kenang Samuel.
Diterkam Lara
Kebanggaan terhadap Brigadir J tetap tak sirna. Namun kini hanya menjadi cerita. Lara kini menerkam keluarga Samuel. Anaknya tewas setelah baku tembak sesama polisi di rumah Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo. Anaknya yang dulu bercita-cita jadi polisi, kini tewas di tangan polisi.
"Rasa sedih itu pasti dirasakan betul oleh kami. Ya gimana ya, nggak nyangka aja kepergiannya itu seperti ini. Jika kepergiannya dengan hal yang normal-normal saja tanpa ada kejanggalan seperti ini saya sih masih bisa menerimanya. Kalau ini banyak kejanggalannya," ucap Samuel.
"Saya kira itu awalnya tewas anak saya itu di luar rumah itu. Ya tahu-tahunya di dalam," lanjut Samuel.
Samuel juga berharap agar peristiwa yang menimpa anaknya itu bisa terungkap. Dia juga sekarang telah mempercayai tugas Kapolri Jenderal Listyo Sigit dalam membentuk tim independen untuk mengungkap kasus itu agar terang benderang.
"Saya kini mempercayakan semuanya ke Polri, apalagi bapak Kapolri juga sedang membentuk tim dalam mengungkap kasus ini. Di sini kami tidak ada menyalahkan maupun membenarkan diri, kami cuma berharap semua ini bisa terang benderang dan bisa terungkap semuanya secara adil," harap Samuel.
Brigadir J sebelumnya tewas ditembak Bharada E. Aksi polisi tembak polisi itu terjadi di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo. Kasus ini pun masih diusut oleh Polri.
(sud/yum)