SDN 206 Putraco Indah mengalami kekurangan murid baru menjelang tahun ajaran 2022/2023. Pasalnya data tahapan PPDB Kota Bandung, sekolah ini hanya mendapat 3 siswa dari tahapan pendaftaran hingga dinyatakan diterima seluruhnya.
Kendala utama SDN 206 Putraco Indah hingga kekurangan siswa muncul karena sekolah ini sudah terlanjur dilabeli sekolah inklusi oleh warga. Hingga akhirnya, orang tua ditengarai enggan menyekolahkan anaknya ke sekolah tersebut atas label inklusi itu.
Lantas, bagaimana dengan kondisi sekolah inklusi lain di Kota Bandung? detikJabar pun telah merangkum jumlah penerimaan murid baru dari 10 sekolah inklusi lain di Kota Bandung dari hasil PPDB 2022. Berikut rangkumannya:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
SDN 263 Rancaloa
SD negeri inklusi pertama ada SDN 263 Rancaloa di Jl Cipamokolan, Kota Bandung. Dari jumlah kuota sebanyak 142 siswa untuk jalur zonasi pada PPDB, sekolah ini menjadi sekolah inklusi yang paling diburu orang tua dengan 243 calon peserta didik telah mendaftar di sekolah tersebut. Setelah diseleksi, hanya 142 orang yang diterima sesuai kuota PPDB 2022.
SDN 172 Andir Kidul
SD negeri inklusi selanjutnya yaitu SDN 17 Andir Kidul di Jl A.H Nasution, Kecamatan Cinambo, Kota Bandung. Di sekolah yang mendapat kuota sebanyak 100 siswa melalui jalur zonasi ini, ada 165 calon peserta didik yang mendaftar. Setelah diseleksi, hanya 100 murid baru yang diterima sesuai ketentuan kuota PPDB.
SDN 093 Tunas Harapan
Selanjutnya ada SDN 093 Tunas Harapan yang beralamat di Jl Cijerah, Kota Bandung. Dari kuota untuk 98 siswa baru, sebanyak 133 calon peserta didik telah mendaftar ke sekolah ini. Setelah diseleksi, hanya 98 orang yang diterima sesuai kuota PPDB Kota Bandung.
SDN 147 Citarip Barat
Dari kuota yang disediakan bagi 94 siswa, SDN 147 Citarip Barat mendapat 133 calon peserta didik yang mendaftar ke sekolah. Namun setelah diseleksi, hanya 94 murid yang diterima sesuai dengan kuota PPDB yang telah disediakan.
SDN 135 Turangga
SD negeri inklusi ini memiliki kuota untuk 53 murid baru pada PPDB 2022. Sebanyak 54 siswa telah mendaftar melalui jalur zonasi, hanya 53 siswa yang dinyatakan diterima sesuai kuota yang disediakan.
SDN 070 Pasirluyu
SDN 070 Pasirluyu menyediakan 54 kuota siswa baru saat PPDB 2022. Kemudian, ada 53 calon peserta didik yang mendaftar melalui jalur zonasi, hingga mereka dinyatakan diterima seluruhnya.
SDN 138 Gegerkalong Girang
Di SD negeri inklusi ini, ada kuota untuk 82 siswa baru. Namun, hanya 52 orang yang mendaftar melalui jalur zonasi dan setelah diseleksi berkurang menjadi 51 murid yang diterima di SDN 138 Gegerkalong Girang.
SDN 179 Sarijadi
Sekolah negeri selanjutnya yaitu SDN 179 Sarijadi dengan kuota untuk 77 siswa baru pada jalur zonasi PPDB. Sebanyak 55 siswa lalu mendaftar, dan mereka dinyatakan diterima seluruhnya.
SDN 119 Cijagra
SDN 119 Cijagra memiliki 54 kuota untuk siswa baru pada PPDB 2022. Sebanyak 34 siswa lalu mendaftar, dan setelah diseleksi ada 37 siswa yang dinyatakan diterima di sekolah negeri inklusi tersebut. Tiga siswa tambahan berasal dari mereka yang menentukan pilihan SDN 119 Cijagra sebagai pilihan kedua pada PPDB.
SDN 202 Suryalaya
SD negeri inklusi terakhir di Kota Bandung adalah SDN 202 Suryalaya. Pada PPDB 2022, sekolah ini mendapat kuota untuk 26 siswa baru, dan ada 22 siswa yang mendaftar sehingga mereka dinyatakan diterima seluruhnya.
Sebelumnya, pengamat Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Cecep Darmawan memberikan sejumlah saran kepada Pemkot Bandung supaya polemik SD negeri berstatus inklusi di Kota Bandung yang hanya mendapat 3 murid baru tak terulang. Bagi Cecep, sekolah berstatus inklusi seharusnya bisa menjadi sekolah unggulan yang memiliki poin plus dibanding sekolah reguler lainnya.
"Sekolah inklusi itu sekolah plus, artinya dia memiliki keistimewaan. Harusnya sekolah itu menjadi sekolah unggul, karena perlakuannya pun harusnya istimewa dibanding sekolah biasa," kata Cecep saat berbincang dengan detikJabar via telepon di Bandung, Selasa (12/7/2022).
Cecep mengungkap, sekolah inklusi bukan hanya berupa lembaga pendidikan yang turut menampung siswa berkebutuhan khusus di dalamnya yang bisa belajar secara normal. Namun lebih jauh, tujuan adanya sekolah inklusi harus bisa menjadi sekolah unggulan dibanding sekolah-sekolah lain.
"Anggarannya juga harusnya ditambah, fasilitas harus lebih baik. Nantinya, pasti orang akan seneng (sekolah) di situ. Karena bagi yang inklusi juga nanti berkembang sesuai kebutuhannya, terus yang biasa, yang noninklusi itu juga dia bisa banyak belajar dari para mereka yang inklusi tadi," tuturnya.
"Dengan demikian, image publik terhadap sekolah inklusi juga berubah," tambahnya.
(ral/yum)