Jalan Berliku SD di Bandung yang Hanya Punya Tiga Murid

Round-Up

Jalan Berliku SD di Bandung yang Hanya Punya Tiga Murid

Rifat Alhamidi - detikJabar
Selasa, 12 Jul 2022 18:00 WIB
SDN 206 Putraco Indah di Kota Bandung.
SDN 206 Putraco Indah di Kota Bandung. (Foto: Rifat Alhamidi/detikJabar)
Bandung -

PPDB di Kota Bandung memunculkan polemik meski seluruh tahapannya telah dilaksanakan. Pasalnya, ada SD negeri yang hanya mendapat tiga murid baru dan kurang diminati orang tua siswa.

SD yang dimaksud adalah SDN 206 Putraco Indah di Jalan Rajamantri Kaler, Kelurahan Turangga, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung. Dari hasil PPDB, sekolah yang memiliki kuota untuk 56 siswa ini hanya diisi tiga pendaftar dan otomatis diterima seluruhnya.

Setelah ditelusuri, faktor yang membuat SDN 206 Putraco Indah sepi peminat karena adanya label sekolah inklusi. Sehingga, orang tua banyak yang enggan mendaftarkan anaknya ke sekolah tersebut meski rumahnya memiliki jarak yang dekat dengan SDN 206.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi kalau saya lihat, masyarakat sudah melabeli kita dengan sekolah inklusi dan sekolah berkebutuhan khusus. Padahal pada dasarnya, sekolah kita itu sama sekolah reguler dan sekolah negeri," kata guru SDN 206 Putraco Indah, Septian Mulyadi, Selasa (12/7/2022).

Sekadar diketahui, sekolah inklusi adalah sekolah yang memberikan pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus (ABK). Di sekolah inklusi, baik anak yang berkebutuhan khusus maupun tidak, akan belajar di kelas yang sama dan mendapat pendidikan tanpa dibeda-bedakan berdasarkan faktor apapun.

ADVERTISEMENT

Septian yang juga menjabat sebagai Ketua PPDB SDN 206 itu pun menjelaskan, karena faktor tersebut, orang tua jadi enggan memasukkan anaknya ke sekolah ini. Ia mengakui label sekolah inklusi malah menimbulkan hambatan pihaknya saat penerimaan siswa baru.

"Karena kita di hasil akhir PPDB pasti selalu sedikit jumlah siswa yang keterimanya. Kita malah jadi yang paling sedikit di antara sekolah-sekolah negeri lain. Tahun kemarin aja kita cuma 4 siswa yang keterima di Putraco," ungkapnya.

Selain label inklusi, masalah faktor mindset orang tua yang lebih memilih menyekolahkan anaknya ke sekolah berlabel elit juga menjadi penyebab SDN 206 hanya mendapat 3 murid baru. Mengingat, SDN 206 lokasinya berdekatan dengan beberapa sekolah yang telah dilabeli sekolah favorit oleh masyarakat seperti SDN 257 Pelita, SDN 164 Karang Pawulang hingga SDN 163 Buahbatu Baru.

"Jadi gini, kita itu dikelilingi sama beberapa sekolah elit lah, orang-orang juga pada tahu. Jadi secara mainset, orang tua itu lebih memilih menyekolahkan anaknya ke sekolah-sekolah itu," ujarnya.

Padahal berdasarkan pantauan, lokasi SDN 206 tidak terlalu sulit untuk diakses masyarakat. Sekolah itu berada di tengah-tengah komplek perumahan mewah yang berada di RW 04 Kelurahan Turangga, Kota Bandung.

Masalah Lain yang Muncul

Namun karena faktor ini, masalah lainnya pun muncul. Menurut pengakuan Septian, warga yang tinggal di komplek sekitar sekolahnya lebih memilih menyekolahkan anak-anak mereka ke sekolah lain. Sementara, mereka yang masuk ke SDN 206 malah berlatarbelakang anak dengan orang tua yang berprofesi mulai dari ART di komplek perumahan itu, atau anak-anak yang orang tuanya merupakan pendatang dari luar Kota Bandung.

"Secara lingkungan sebetulnya kita paling enak, kita ada di dalam komplek sekolahnya dan kita juga sekolah adiwiyata. Tapi, kebanyakan siswa di kita itu anak-anak ART di komplek sini, mereka orang dari luar Kota Bandung rata-rata. Terus ada juga dari warga pendatang yang rata-rata berpengasilah menengah ke bawah, mereka juga dari luar Kota Bandung identitasnya," ucapnya.

Septian melanjutkan, selama tiga tahun terakhir, SDN 206 Putraco Indah sudah mulai mengurangi penerimaan ABK di sekolah. Jumlahnya pun kini mulai berkurang dari total 70 persen siswa ABK menjadi 60 persen.

"Jadi kita udah tiga tahun terakhir ini pengen menghapus labeling sekolah ABK, kita sekarang mulai mengurangi. Dan Alhamdulillah itu tercapai dari asalnya kita 70 persen ABK, sekarang turun jadi 60 persen," ucapnya.

"Dan di PPDB sekarang, kita mulai mengurangi. Kalau yang kategoru berat, mohon maaf karena itu sebetulnya kan jatah SLB. Tapi kalau hang masih ringan, kita masih bisa terima. Itu pun kita batasi penerimaannya," tambahnya.

SDN 206 Putraco Indah sebetulnya bukan tanpa upaya untuk pemenuhan kuota murid baru. Mereka bahkan sampai berkeliling ke TK-TK untuk meyakinkan orang tua supaya mau menyekolahkan anak-anaknya ke SDN 206.

Namun, upaya itu tetap saja belum membuahkan hasil maksimal. Sebab menurut Septian, mainset orang tua masih berpikir ingin menyekolahkan anaknya ke sekolah elit dibanding ke sekolah yang lebih dekat dengan tempat tinggalnya.

"Kita promosi udah, gencar di mana-mana. Dari situ, memang alhamdulillah ada beberapa orang tua yang mau sekolah ke sini. Kita jemput bola lah. Tapi, hasilnya kan kembali lagi ke orang tua masing-masing, apalagi kita dikelilingi sama sekolah elit," tuturnya.

Meski begitu, pihak sekolah sudah mengambil kebijakan untuk pemenuhan kuota rombongan belajar tahun ajaran baru 2022/2023. Yaitu, dengan cara mengundang orang tua siswa yang gagal mendaftar di PPDB untuk bisa menyekolahkan anaknya ke SDN 206.

"Jadi nanti kebijakannya dikembalikan ke sekolah lagi. Jadi siswa yang nggak keterima di PPDB, kita undang supaya masuk ke Putraco. Termasuk nanti menampung anak-anak dari orang tua yang pendatang, yang belum memiliki identitas sebagai warga Kota Bandung. Itu nanti kita undang buat masuk ke sini, sementara sudah 14 yang mau masuk," ucapnya.

Kebijakan ini juga sudah dikoordinasikan dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung. Menurut Septian, Disdik mendukung kebijakan yang diambil sekolah selama untuk pemenuhan kuota rombongan belajar.

"Sudah, sudah dikoordinasikan. Dan dinas mendukung Alhamdulillah. Ditambah, dinas punya kebijakan untuk sekolah supaya tidak menambah rombel, jadi ketika ada sekolah yang siswanya banyak, enggak boleh nambah rombel lagi. Kalau enggak nanti bisa disanksi. Mudah-mudahan dengan solusi itu kuota siswa kita jadi bertambah," ujarnya.

Tanggapan Disdik Kota Bandung

Kasi Kelembagaan Peserta Didik SD Disidik Kota Bandung Lisnan Al Isnaeni tak menampik mengenai kondisi tersebut. Namun menurutnya, nanti Disdik akan mendata ulang untuk memenuhi kuota siswa di SD yang masih kosong usai PPDB 2022.

"Dalam hal siswa yang masih kosong, itu memang jumlah pendaftarnya hanya segitu. Tapi dari sekolah tersebut, nanti akan melakukan pendataan ulang untuk memenuhi kuota bagi yang kosong. Bagi yang udah penuh mah udah selesai," katanya kepada detikJabar via telepon, Senin (11/7/2022).

Ia menjelaskan, proses pendataan ini akan berlangsung hingga masa pendaftaran ulang PPDB tahap dua atau jalur zonasi telah ditutup pada 12 Juli 2022. Dari sana, Lisnan menyebut nantinya akan ketahuan mana saja sekolah yang belum terisi koutanya untuk jumlah siswa baru.

"Sistem kan berjalan, kita nanti lihat secara riilnya berapa, karena posisinya ini PPDB baru diumumkan dan masih dalam proses daftar ulang. Ada kan yang tidak daftar ulang atau mengundurkan diri dan lain sebagainya, jadi ini tahapannya belum selesai 100 persen," terangnya.

"Nah bagi yang belum memenuhi kuota, memang masih memungkinkan menerima siswa untuk memenuhi kuota yang kosong. Daftarnya juga seperti biasa, persis kayak daftar kemarin aja. Nanti akan ada sistem tersendiri, tetep by sistem. Ini untuk khusus pemenuhan kuota saja yah," pungkasnya.

(ral/ors)


Hide Ads