Deretan Fakta Terseretnya 9 Santri Tasik di Pantai Legokjawa

Deretan Fakta Terseretnya 9 Santri Tasik di Pantai Legokjawa

Aldi Nur Fadillah - detikJabar
Jumat, 08 Jul 2022 08:43 WIB
Pencarian warga Tasik yang tenggelam di Pantai Legokjawa, Pangandaran
Pencarian warga Tasik yang tenggelam di Pantai Legokjawa, Pangandaran. (Foto: Aldi Nur Fadillah/detikJabar)
Pangandaran -

Sebanyak sembilan santri yang tergabung dalam Ikata Remaja Masjid (IREMA) Nurul Huda Cibereum, Kota Tasikmalaya terseret gelombang ombak Pantai Legokjawa, Cimerak, Kabupaten Pangandaran.

Akibat dari kejadian tersebut satu orang hilang dan tiga orang meninggal dunia. Sedangkan empat orang lainnya dalam perawatan di puskesmas Legokjawa dan satu orang dinyatakan kritis di RSUD Pandega Pangandaran.

Saat asyik melalukan aktivitas berenang, sembilan santri tersebut mendapatkan hantaman ombak sehingga tertarik arus balik ke tengah laut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut ini sederet fakta terseretnya sembilan santri di Pangandaran

1. Ombak Tenang, Tiba-tiba Besar

Nelayan pesisir Legokjawa, Uhan (50) mengatakan, sewaktu nelayan pulang melaut pada Kamis (7/7/2022) pagi kondisi ombak sedang tidak terlalu besar karena posisinya masih dalam keadaan pasang air laut.

ADVERTISEMENT

Kemudian pukul 07.00 WIB, sembilan santri berenang di tepian pPantai Legokjawa. Namun kondisi pantai mulai surut, sehingga gelombang air laut sedang pasang.

Akibatnya menurut Uhan, ombak pantai menjadi besar. Sembilan santri dihantam gelombang tinggi air laut yang menyeret ke tengah pantai.

2. Terdapat Karang dan Palung

Menurut nelayan setempat kondisi pantai pesisir Legokjawa tak ramah untuk berenang. Bahkan para santri yang berenang sangat disebut berani.

Itu karena tak jauh dibawah dasar pesisir pantai Legokjawa terdapat sebuah karang dan palung yang menjorok ke laut. Jika arus balik ombak pecah, maka akan menyeret ke tengah laut.

Kondisi ini berbeda dengan Pantai Pangandaran atau Batukaras. Ombak yang datang akan pecah oleh karang dan pananjung. Sehingga, ombak yang datang ke tepian tidak terlalu besar.

3. Kesaksian Nelayan saat Menolong Santri

Dua nelayan yang menolong sembilan santri yang terseret ombak hanya menggunakan satu perahu. Sementara sembilan santri mengambang tersebar di laut legokjawa.

"Enam orang berhasil dievakuasi perahu, dua orang terseret ombak ke tepian pantai, satu hilang tak tertolong," kata Uhan.

Namun saat dibawa ke puskesmas, tiga orang dinyatkaan meninggal dunia. Kondisi gelombang tinggi menyulitkan evakuasi karena tidak semuanya bisa menahan gelombang ombak saat berenang. Ditambah kebanyakan dari mereka perempuan.

4. Proses Pencarian Terhalang Gelombang dan Karang

Proses pencarian satu santri atas nama Syahrul Hidayah (13) sudah dilakukan dua kali menggunakan dua cara. Yaitu melalui pantauan perahu radius 1 kilometer dan penyelaman sejauh 500 meter menyisir Pantai Legokjawa.

Namun karena kondisi Pantai Legokjawa merupakan laut lepas menyulitkan dalam pencarian jalur penyelaman karena gelombang ombak yang naik-turun.

Selain itu ditambah adanya karang yang menghalangi pandangan dan membahayakan jika menyelam jika terlalu dalam.

5. Pantai Legokjawa Bukan Objek Wisata

Kasat Polair Polres Pangandaran AKP Sugianto mengatakan kondisi Pantai Legokjawa bukan untuk berenang. Bahkan lokasi tersebut tidak direkomendasikan untuk berenang.

"Pantai Legokjawa yang depan TPI bukan objek wisata yang sering dipakai berenang," kata Sugianto.

Lokasi tersebut hanya digunakan tempat untuk memancing dan nelayan melaut.

(ors/ors)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads