Rencana pembangunan Jembatan Cipamuruyan oleh pihak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menuai sorotan warga. Mereka meminta pihak PUPR lebih dulu melakukan relokasi Masjid Al-Huda yang nantinya akan berada di bawah jembatan penghubung Sukabumi - Bogor tersebut.
Irfan Rifaudin, warga Pamuruyan, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi meminta agar PUPR lebih dulu menggelar sosialiasi kepada warga terkait dampak dari pembangunan jembatan itu. Ia juga menilai warga bukan berarti menolak pembangunan namun, kementrian PUPR diminta lebih dulu melihat situasi di sekitar lokasi pembangunan.
"Kami meminta jangan ada dulu pekerjaan alat berat dan sebagainya, kalau bisa pihak kementerian melakukan sosialisasi dulu terutama sarana ibadah. Karena apabila dibangun jembatan, bagaimana nanti akan mengganggu aktivitas warga dalam beribadah karena akses mereka menuju masjid juga terganggu," kata Irfan, Rabu (6/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Irfan memastikan belum ada sosialisasi dari pihak PUPR kepada warga yang terancam terdampak proses pembangunan. Selain masjid, beberapa rumah warga nantinya akan berada di bawah jembatan.
"Kami bukan ingin menghambat pembangunan, kami mendukung rencana pemerintah, hanya perlu digaris bawahi kami diajak bicara dulu. Apa enggak bisa mereka (PUPR) berkomunikasi dulu dengan kami, di sini ada 3 sampai 4 rumah yang nantinya akan terdampak belum lagi ke belakangnya ada banyak rumah warga lainnya selain masjid tentunya ya, masjid itu sudah berusia 60 tahun, ada nilai historisnya bagi warga," kata Irfan geram.
Informasi diperoleh detikJabar, rencananya jembatan tersebut akan dibuat ganda oleh pihak PUPR. Ada jembatan baru yang akan dibangun tanpa menghancurkan jembatan lama. Pembangunan jembatan baru itulah yang kemudian menjadi polemik warga.
Kepala Desa Pamuruyan, Rudy Hardiansyah membenarkan adanya gejolak di warganya terkait rencana pembangunan jembatan tersebut. Rudy sendiri mengaku sudah bersurat kepada pihak PUPR.
"Kami atas nama pemerintahan desa, paham dengan keresahan masyarakat. Sabtu 24 Juni saya dikirimi surat untuk dimulainya pembangunan Jembatan Pamuruyan, hanya persoalan dengan warga ada beberapa bangunan yang belum direlokasi. Salah satunya mesjid Al Huda, nah masjid itu sarana ibadah yang sangat vital bagi masyarakat Pamuruyan. Kami membalas surat tersebut untuk mengakomodir kepentingan masyarakat disana," ujar Rudy.
Keinginan warga dikatakan Rudy adalah soal kenyamanan dan keselamatan masyarakat yang tinggal di dekat lokasi pembangunan jembatan.
"Kami ingin PUPR lebih dulu memperhatikan kenyamanan keselamatan masyarakat, baik saat pembangunan berjalan maupun setelah selesai pembangunan itu yang kita harapkan dari pihak PUPR. Kami menyampaikan aspirasi masyarakat kami dan itu vital sekali kalau jembatan itu sudah jadi ada masjid itu di bawah jembatan,"ucap Rudy.
"Warga mengatakan mereka tidak nyaman nantinya dalam beribadah disana, mudah-mudahan setelah berkirim surat akan direspon pihak PUPR. Kalau tidak mendapat respons kami akan menemui pihak PUPR secara langsung," sambung dia.
(sya/dir)