Keluarga Panik, Rina Hilang Kontak Lebih dari Tiga Hari di Qatar

Keluarga Panik, Rina Hilang Kontak Lebih dari Tiga Hari di Qatar

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Senin, 04 Jul 2022 13:17 WIB
Keluarga RK (36) Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Kelurahan/Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi.
Keluarga RK (36) Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Kelurahan/Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. (Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar)
Sukabumi -

Keluarga Rina Kartika (36) Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Kelurahan/Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi panik. Pasalnya sudah 3 hari ini mereka tidak bisa berkomunikasi dengan Rina.

Lilis Mardiani (51) mengaku khawatir terjadi sesuatu menimpa putrinya itu. Padahal menurut Lilis biasanya Rina selalu memberitahukan kondisinya di rumah majikan, ia berharap pemerintah segera turun tangan memulangkan putrinya itu.

"Sudah tiga hari tidak ada kabar, padahal biasanya ke Angga (anak kedua) dan ke Ria (anak ke tiga) sering memberikan kabar dan kondisinya di sana. Saya hanya khawatir ada apa-apa dengan anak saya Rina," kata Lilis saat menghubungi detikJabar, Senin (4/7/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suara Lilis terdengar serak dan terbata-bata, ia kemudian melanjutkan pembicaraannya. Ia mengaku takut, dengan kabar terakhir yang ia terima soal adanya ancaman pembunuhan.

"Ia terakhir kan dia cerita soal itu (ancaman pembunuhan), apalagi katanya sudah banyak juga yang menghubungi majikannya di sana. Saya hanya takut terjadi apa-apa," ucap Lilis, ia terisak.

ADVERTISEMENT

Serupa diungkap Ria, adik Rina itu mengatakan komunikasi terakhir dengan kakaknya itu putus. Bahkan menurutnya Rina sudah mengganti nomor teleponnya. Padahal setahu dia kakaknya itu jarang sekali ganti nomor telepon.

"Terakhir kabar itu ya dia kirim foto bibir luka itu, yang saya kaget ada pemberitahuan di dalam pesan whatsapp itu dia sudah mengganti nomor telepon. Saya curiga bukan diganti oleh kakak saya tapi oleh orang lain," ujar Ria.

"Saya hanya ingin tahu bagaimana kabar kakak saya sekarang, kami di rumah hanya bisa berdoa banyak yang tergerak dan memberikan pertolongan agar kakak saya bisa kembali berkumpul bersama keluarga di rumah," sambung Ria.

Sebelumnya, pihak KBRI Doha sudah merespons kabar soal Rina. Mereka turun tangan menelusuri kebenaran kabar tersebut.

Melalui aplikasi perpesanan, Atase Tenaga Kerja (Atnaker) KBRI Doha Dendy Indrawan Karno Putranto mengatakan pihaknya sudah berkomunikasi dengan majikan Rina untuk melakukan kunjungan.

"Tim kami sudah berkomunikasi dengan majikan Rina, dan akan dilakukan mediasi dengan majikan di KBRI hari Senin atau Selasa," kata Dendy, Sabtu (2/7) lalu.

Sebelumnya diberitakan, perempuan berusia 36 tahun itu mengaku diancam akan dibunuh oleh sang majikan. Pengakuan Rina itu disampaikan kepada salah seorang rekannya sesama pekerja migran yang kemudian diteruskan kepada pihak keluarga. Rina juga mengeluh hingga saat ini masih sering dianiaya oleh majikannya di Qatar, Timur Tengah.

"Saya mendapat kabar dari kakak saya melalui temannya, kakak saya diancam akan dibunuh oleh majikannya. Selama ini memang kakak saya ke pihak keluarga kurang terlalu terbuka," kata Angga Saputra (32) adik kandung Rina kepada detikJabar, Jumat (1/7/2022).

Menurut Angga, kakaknya itu juga dilarang menggunakan telepon seluler. Itu alasan kenapa ponsel Rina kerap tidak aktif. Setiap menggunakan ponsel, Rina juga selalu sembunyi-sembunyi.

"Kakak saya mengaku punya majikan yang jahat, dia hanya diberi waktu istirahat sebentar. Majikannya juga ringan tangan dan main tampar hanya karena kesalahan kecil pernah juga ditonjok sampai bibirnya pecah hanya karena dituduh meminta anaknya majikannya diam dengan berteriak diam padahal kakak saya tidak melakukan itu," ujar Angga.

(sya/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads