2 Pemuda asal Garut Tembus 8 Besar Youth Innovation Hunt

2 Pemuda asal Garut Tembus 8 Besar Youth Innovation Hunt

Inkana Putri - detikJabar
Sabtu, 18 Jun 2022 09:33 WIB
2 Pemuda asal Garut Tembus 8 Besar Youth Innovation Hunt
Foto: Pemkab Garut
Jakarta -

Dua pemuda asal Garut, Fathir Agung Cahya dan Rafli Muhamad Ridhwan masuk 8 besar ajang Youth Innovation Hunt dari rangkaian Acara Youth 20.

Kepala Bidang (Kabid) Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Diskominfo Garut, Yeni Yunita mengatakan pihaknya mengaku bangga dan siap mendukung Rafli dan Fatir. Ia pun berharap agar kedua pemuda ini bisa menjadi juara dalam gelaran Youth Innovation Hunt.

"Tentunya ini suatu hal yang membanggakan bagi Garut, karena dua pemuda asgar alias Asli Garut bisa menjadi finalis dalam event Youth Innovation Hunt, dan saya harap kedua inovasi yang diusung Rafli dan Fatir bisa masuk 3 besar Youth Innovation Hunt atau berhasil menjadi juara, Aamiin," ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (18/6/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam ajang ini, Rafli yang baru saja lulus dari SMKN Kehutanan Negeri Kadipaten menggagas sebuah inovasi bernama Coding Compost. Inovasi ini merupakan sebuah program pengolahan sampah organik menggunakan maggot yang dapat menghasilkan uang untuk dijadikan biaya belajar coding.

"Dari saya itu nama inovasinya yaitu coding compost, jadi coding compost itu adalah pengolahan sampah yang menggunakan maggot, tapi dari hasil pengolahan tersebut nanti bisa dikumpulkan lalu dikonversikan menjadi uang atau dijadikan biaya untuk belajar coding," ujar Rafli.

ADVERTISEMENT

Hal ini ia sampaikan saat bertandang di Kantor Diskominfo Garut, Senin (13/6).

Ia menjelaskan selama mengikuti event ini, dirinya mendapatkan banyak kesan, serta kritikan yang membangun dari para kurator.

"Dari saya sendiri cukup menyenangkan juga, cukup menegangkan, terus yang sangat terkesan sih waktu kuratornya sendiri, waktu sesi zoom sama kurator karena di situ banyak istilahnya kritik-kritik yang membangun buat inovasinya saya sendiri," ungkapnya.

Sementara itu, Fatir yang kini masih duduk di bangku kelas XI SMAN 1 Garut mengikutsertakan sebuah inovasi bernama Mere akronim dari Metakeun Rerencangan di ajang Youth Innovation Hunt.

Fatir menyampaikan Mere merupakan sebuah aplikasi yang mampu menyediakan sebuah data anak-anak dari prasejahtera. Melalui aplikasi ini, para donatur bisa langsung memberikan donasi ke orang bersangkutan sehingga tepat sasaran.

"Di aplikasi itu ada bisa munculin kayak Google Maps, tapi yang muncul itu bukan tempat makan atau restoran atau hotel, tapi anak-anak dari keluarga prasejahtera gitu. Nah, kami harap para donatur bisa membantu secara langsung tanpa ada perantara, jadi bisa langsung dan dananya tersalurkan," tuturnya.

Fatir menyebut dirinya juga bangga lantaran dapat menjadi salah seorang finalis dalam Youth Innovation Hunt. Terlebih beberapa peserta didominasi oleh mahasiswa, bahkan ada yang bergelar doktor.

"Cukup senang ya soalnya udah lama gak ikut lomba kayak gini juga, terus cukup tegang soalnya kan rata-rata yang lainnya itu ada yang kuliah, ada yang doktor malahan, minimalnya pun ada mahasiswa biasanya, justru kalau dilihat saya itu salah satu peserta termuda di situ," pungkasnya.

Sebagaimana diketahui, Youth Innovation Hunt merupakan bentuk keterlibatan anak muda Indonesia dalam melakukan inovasi serta menginspirasi masyarakat. Ajang ini juga dikurasi oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sebagai kurator utama, dan para kurator expert di bidangnya sesuai dengan empat tema prioritas Y20.

Dalam lomba ini, ada 4 tema yang dilombakan, yakni Ketenagakerjaan Pemuda, Transformasi Digital, Planet yang Layak Huni dan Berkelanjutan, serta Keberagaman dan Inklusi. Adapun kedua pemuda asal Garut ini menjadi finalis untuk dua tema yang berbeda.

Dalam hal ini, Rafli menjadi finalis di kategori Ketenagakerjaan Pemuda, sedangkan Fatir finalis untuk kategori Transformasi Digital. Saat ini, Rafli dan Fatir sedang menunggu hasil akhir dari acara Youth Innovation Hunt ini. Hal ini mengingat dari 8 finalis yang ada akan kurasi menjadi 3 besar. Nantinya para pemenang berkesempatan untuk mendapatkan uang pembinaan serta mentoring dari para ahli untuk mewujudkan inovasi-inovasi yang dilombakan.

(fhs/ega)


Hide Ads