Kabupaten Garut terpilih sebagai lokasi uji coba pelayanan posyandu Primer. Uji coba terkait integrasi pelayanan kesehatan primer yang dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) ini akan dilaksanakan selama tiga bulan.
Pada Selasa (14/6), Bupati Garut Rudy Gunawan memimpin langsung Rapat Persiapan Uji Coba Pelayanan Posyandu Primer. Rapat ini berlangsung di Desa Talagajaya dan Wangunjaya Kecamatan Banjarwangi yang dilaksanakan di Aula Kecamatan Banjarwangi.
"Kita ini dijadikan percontohan pelaksanaan integrasi pelayanan kesehatan primer, yaitu penguatan posyandu dan dilakukan dalam transformasi kesehatan primer yang dilakukan oleh Kemenkes, Kementerian Desa, dan Kementerian Dalam Negeri," ungkap Rudy dalam keterangan tertulis, Rabu (15/6/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan pelayanan posyandu primer merupakan kegiatan transformasi pelayanan kesehatan yang akan mengkoordinir seluruh kegiatan posyandu. Baik di tingkat dusun/RT/RW sehingga lebih terintegrasi, lebih dekat, dan mudah diakses oleh masyarakat.
Rudy menegaskan pihaknya siap untuk melakukan percontohan uji coba persiapan pelayanan posyandu primer ini. Selain Kabupaten Garut, imbuh Rudy, uji coba ini juga dilaksanakan di 9 kabupaten/ kota lainnya di seluruh Indonesia.
"Pulau Jawa sendiri hanya diwakili oleh Kabupaten Garut dan Kota Surabaya. Jadi kami ingin program ini berjalan dengan sukses, direplikasi secara nasional, dan direplikasi di Kabupaten Garut," ungkapnya.
Rudy meyebutkan ada beberapa langkah yang akan dilakukan pihaknya dalam uji coba ini. Mulai dari penguatan kelembagaan, komitmen anggaran, serta partisipasi masyarakat dan pemerintah desa. Sedangkan pengawasan akan dilakukan oleh puskesmas sebagai bagian dari fungsi pemerintah di bidang kesehatan yang terdekat dengan posyandu.
Sementara itu, Camat Banjarwangi Bambang Hernowo melaporkan kondisi terakhir pelayanan posyandu khususnya terkait stunting di Kecamatan Banjarwangi yang udah mulai membaik. Ia menyebutkan data yang telah diperoleh menunjukkan angka stunting di daerahnya kini mengalami penurunan.
"Kondisi terakhir pelayanan posyandu ini yang diinstruksikan oleh bapak (bupati) berkaitan dengan pencarian stunting, kami sudah mencapai 60%. Hasil akhir pada laporan kami yang teraplikasi di sistem 15% stunting dari 86 posyandu yang ada di kecamatan Banjarwangi," kata Bambang.
Bambang mengungkapkan penurunan angka stunting ini juga didukung dengan adanya bantuan khusus stunting melalui CSR (Corporate Social Responsibility) dari Yayasan PLN pusat yang didampingi oleh Forum Gizi Nasional. Sehingga, hal ini dapat dijadikan tolok ukur terhadap pelaksanaan uji coba di lokus pelayanan posyandu primer.
"Mudah-mudahan ini menjadi gambaran kepada desa khususnya di 10 desa yang lain sebagai sampling untuk pelaksanaan, dan juga mendukung kepada program pelaksanaan yang insyaallah mungkin nanti sesuai arahan bapak kita akan menjadi lokus untuk pilot project," jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Puskesmas Banjarwangi, Mahmud menyampaikan puskesmas di Kecamatan Banjarwangi tersebar di 11 desa. Namun lokus pelayanan posyandu primernya berada di Desa Talagajaya dan Desa Wangunjaya.
Pada awalnya, imbuh Mah Mahmud, pihaknya telah mengajukan Desa Talagajaya dan Desa Mulyajaya untuk dijadikan lokus. Akan tetapi karena ada syarat tertentu dari Kemenkes RI, maka lokus yang diajukan mengalami perubahan.
"Karena ada syarat tertentu yang harus dipenuhi di mana pada lokus posyandu pelayanan primer itu harus ada poskesdes atau pustu yang aktif, bukan lagi dadakan diaktifkan tapi harus sudah aktif," pungkasnya
(akd/ega)