Penyebab Desa Jembarwangi di Sumedang Kaya Temuan Fosil

Penyebab Desa Jembarwangi di Sumedang Kaya Temuan Fosil

Nur Azis - detikJabar
Sabtu, 18 Jun 2022 09:00 WIB
Penemuan fosil di Sumedang.
Penemuan fosil di Desa Jembarwangi, Sumedang. (Foto: Nur Azis/detikJabar)
Sumedang -

Desa Jembarwangi, Kecamatan Tomo, Kabupaten Sumedang, sepintas seperti desa lain pada umumnya. Namun siapa sangka desa tersebut menyimpan banyak peninggalan purbakala.

Terbaru, ditemukan fosil hewan purba berupa kura-kura dan buaya. Fosil yang diperkirakan berusia jutaan tahun lalu tersebut awalnya ditemukan warga.

Selain fosil, Desa Jembarwangi yang memiliki kontur tanah berupa perbukitan itu. Di sana pun menyimpan sebuah aliran sungai purba yang saat ini dinamakan Sungai Cisaar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantas, mengapa di Desa Jembarwangi terdapat banyak ditemukan fosil hewan purba?

Kepala Bidang Kebudayaan dari Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Sumedang Budi Akbar mengatakan, menurut peneliti dari Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), wilayah bagian barat pulau Jawa yang sebelumnya berupa lautan, menjadi wilayah pertama yang menjadi daratan saat pembentukan pulau Jawa.

ADVERTISEMENT

"Saat pulau Jawa belum terbentuk sekian jutaan tahun lalu, kemudian karena ada pergeseran dua kulit bumi, menyebabkan salah satunya terangkat ke permukaan dan bagian pertama yang terangkat adalah wilayah bagian barat pulau Jawa," kata Budi kepada detikJabar, Jumat (17/6/2022).

Budi mengatakan, setelah terbentuknya daratan di pulau Jawa bagian barat, satwa dari daratan Asia datang berbondong-bondong mencari sumber makanan.

"Karena di sana ada padang savana, sumber protein, binatang laut dan sumber air dari aliran sungai yang ada di sana," paparnya.

Salah seorang peneliti dari Balai Arkeologi BRIN Bandung, Anton Ferdiyanto mengatakan, jika dilihat dari kondisi lingkungan di salah satu lokasi temuan fosil satwa purba, dimulai dari dataran bawah, di sana terdapat sebuah sungai purba (Sungai Cisaar). Pada masa itu, selain aliran sungai juga terdapat lautan dangkal, serta sebuah daratan dan hutan yang cukup terbuka.

"Jika dilakukan rekontruksi lingkungan ke masa lalu di lokasi temuan fosil, maka lokasi ini terdiri dari laut dangkal, rawa-rawa, aliran sungai dan daratan luas. Jadi fauna-fauna banyak tinggal di sini pada masa itu," terangnya.

Penemuan fosil di Sumedang.Kantor Desa Jembarwangi di Sumedang. Foto: Nur Azis/detikJabar

Anton bersama tim peneliti lainnya yang telah melakukan penelitian di Desa Jembarwangi sejak 2016 ini, telah menemukan sejumlah fosil satwa yang hidup pada jutaan tahun lalu.

"Dari petak-petak ekskavasi yang dilakukan saat itu, kami tim peneliti menemukan indikasi peninggalan fauna-fauna yang hidup pada masa lalu," ungkap Anton kepada detikJabar di lokasi ekskavasi belum lama ini.

Anton menyebut, sejumlah fosil binatang purba yang telah ditemukan di antaranya fosil binatang sejenis sapi, buaya, gajah (stegodon), badak, babi, fosil makaka (sejenis kera), dan binatang purba lain.

"Jadi intinya di sini (di lokasi ekskavasi di Kawasan Desa jembarwangi) pada kisaran 800 sampai 1,2 juta tahun lalu wilayah ini sudah banyak dihuni oleh fauna-fauna itu sendiri," paparnya.

Penemuan fosil di Sumedang.Penemuan fosil di Sumedang. Foto: Nur Azis/detikJabar

Berita sebelumnya, Proses ekskavasi fosil binatang purba berupa kura-kura dan buaya masih terus dilakukan di Blok Leuwiumbar, Desa Jembarwangi, Kecamatan Tomo, Kabupaten Sumedang, Kamis (16/6/2022).

Tim ekskavasi yang terdiri dari petugas Bidang Kebudayaan Sumedang, peneliti dari Balai Arkeologi BRIN Bandung, peneliti dari Badan Geologi dan Paleontologi Kementerian ESDM beserta dibantu warga masih terus berupaya mengangkat fosil-fosil yang masih tertanam di permukaan tanah.



Simak Video "Video: Penemuan Fosil Buaya, Diyakini Berusia 10 Juta Tahun"
[Gambas:Video 20detik]


Hide Ads