Jejak Purba di Sumedang Segera Diteliti Lagi

Jejak Purba di Sumedang Segera Diteliti Lagi

Nur Azis - detikJabar
Minggu, 05 Jun 2022 03:00 WIB
Fosil Hewan Terbang Terbesar di Dunia Ditemukan di Skotlandia
Ilustrasi fosil. (Foto: DW (News))
Sumedang -

Pemkab Sumedang berencana melanjutkan proses ekskavasi fosil di Desa Jembarwangi dan Desa Darmawangi, Kecamatan Tomo, Kabupaten Sumedang pada Juni 2022 ini. Ekskavasi dilanjutkan setelah sebelumnya ditemukan berbagai fosil di wilayah tersebut.

Kepala Bidang Kebudayaan dari Dinas Periwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Budi Akbar mengatakan, proses ekskavasi kali ini sebagai kelanjutan dari kegiatan ekskavasi sebelumnya yang dilakukan Balai Arkelog, peneliti dari ITB, dan Badan Geologi.

"Fosil binatang purba yang berhasil ditemukan selama ini di antaranya gajah purba atau stegodon, fosil badak, taring buaya,fosil rusa dan fosil lain. Bahkan ada temuan fosil binatang laut berupa kerang moluska yang ditemukan di permukaan sebuah bukit," ungkap Budi kepada detikJabar, Sabtu (4/5/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Budi menyebut, proses ekskavasi akan dilakukan di tiga titik. Eskavasi akan dibantu para peneliti dari Balai Arkeolog dan Badan Geologi.

"Sementara, prediksi kami bersama peneliti dari balai arkeolog dan balai geologi, ekskavasi kali ini untuk fosil gajah purba atau stegon," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Kendati demikian, lanjut Budi, proses ekskavasi kali ini tidak menutup kemungkinan menemukan fosil manusia purba. Pasalnya, proses ekskavasi sebelum-sebelumnya telah berhasil menemukan sejumlah perkakas dari manusia purba.

"Perkakas manusia purba berbahan batu dari mulai yang kasar sampai yang sudah dihaluskan telah ditemukan di Sumedang, dan mudah-mudahan di Sumedang juga dapat ditemukan fosil manusia purba," paparnya.

Terkait temuan fosil purbakala di Sumedang, kata Budi, telah menarik perhatian Balai Pelestari Situs Manusia Purba Sangiran, Jawa Tengah dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset Teknologi (Kemendikbud Ristek).

"Seperti diketahui temuan fosil binatang dan manusia di Sangiran saat ini telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia di bawah UNESCO," terang Budi.

Menurutnya, jika fosil manusia purba berhasil ditemukan di Sumedang, maka situs temuannya pun dapat ditetapkan sebagai warisan budaya seperti halnya Sangiran, Jawa Tengah.

Bahkan, menurut peneliti dari Balai Geologi, sambung Budi, fosil-fosil yang ditemukan di Sumedang kemungkinan usianya lebih tua dibandingkan dengan temuan di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Hal itu lantaran saat terjadi pergeseran kulit bumi atau saat belum terbentuknya pulau Jawa pada jutaan tahun lalu, dasar laut yang pertama terangkat adalah di wilayah pulau Jawa bagian Barat.

"Karena tadinya dasar laut lalu terangkat kepermukaan sehingga sumber makanan menjadi berlimpah dan terbentuk padang savana, sehingga manusia dan hewan dari daratan Asia kala itu berbondong-bondong ke Pulau Jawa," ungkapnya.

"Logikanya karena yang pertama Pulau Jawa bagian barat yang terangkat ke permukaan, maka sebelum menginjakkan kaki ke Pulau Jawa bagian timur dan tengah, maka ke pulau Jawa bagian barat dulu," paparnya.

Budi menyebut, sejauh ini berbagai fosil binatang purba yang telah berhasil ditemukan jumlahnya ada 677 buah. Fosil-fosil berbagai ukuran dan jenis itu, kini untuk sementara dititipkan di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Museum Geologi Bandung.

"Ada juga temuan-temuan fosil yang terbaru untuk sementara kita simpan di Desa Jembarwangi dan Desa Darmawangi," terangnya.

Budi menambahkan, warisan budaya kepurbakalaan Sumedang sangat penting untuk diangkat, dijaga dan dipelihara sebagai salah satu wahana sumber ilmu pengetahuan. Selain itu, temuan kepurbakalaan ini dapat menciptakan multiefek positif bagi kemajuan Kabupaten Sumedang.

"Multiefeknya apa, pertama tadi ilmu pengetahuan. Kemudian pariwisata, dengan meningkatnya pariwisata otomatis akan meningkatkan ekonomi masyarakat. Bisa dibayangkan jika sumedang jadi destinasi wisata kepurbakalaan," ucapnya.




(ors/ors)


Hide Ads