4 Fakta Menarik Cadas Pangeran di Sumedang

4 Fakta Menarik Cadas Pangeran di Sumedang

Nur Azis - detikJabar
Minggu, 03 Apr 2022 18:30 WIB
Polisi waspadai jalur mudik Cadas Pangeran, Sumedang.
Jalur Cadas Pangeran. (Foto: Wisma Putra/detikJabar)
Sumedang -

Jalur kawasan Cadas Pangeran yang berada di Kecamatan Pamulihan dan Kecamatan Sumedang Selatan menjadi salah satu tempat yang paling populer di Kabupaten Sumedang.

Jalur tersebut memiliki medan rawan longsor lantaran berada di sebuah tebing, lereng, dan jurang. Selain itu, jalur itu pun sangat kental dengan sejarah dalam pembangunannya.

Namun di balik itu semua, bentukan alam Cadas Pangeran menyimpan fakta-fakta menarik untuk diketahui. Berikut fakta-fakta soal Cadas Pangeran :

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Tercipta dari Bentukan Gunungapi Tua dan Gunungapi Muda

Pakar Geografi T. Bachtiar menjelaskan bentukan batuan di kawasan Cadas Pangeran salah satunya merupakan batuan peninggalan dari gunungapi yang sangat tua.

ADVERTISEMENT

"Cadas Pangeran itu merupakan fosil gunungapi. Gunungapi purba yang pernah meletus pada jutaan tahun lalu," ungkap T. bachtiar kepada detikcom beberapa waktu lalu.

Dia melanjutkan, hasil dari letusan gunungapi tua itu berupa lava dan batuan beku yang sangat kuat.

Sumaryono, Sri Hidayati, dan Cecep Sulaeman dalam Gerakan Tanah di Cantillever dan Jalur Jalan Cadas Pangeran Sumedang (2010 : 23-31) menyebutkan, secara geologi, Desa Ciherang dan sekitarnya tersusun oleh produk gunung api muda tak teruraikan (Qyu), gunungapi tua (Qvb) dan gunung api tua lava (Qvl).

Gunung api muda tak teruraikan yang terdiri dari pasir tufaan, lapili, breksi dan lava. Sebagian aglomerat berasal dari Gunung Tangkubanparahu dan sebagian dari Gunung Tampomas. Membentuk dataran kecil atau bagian-bagian rata dan bukit-bukit rendah antara Sumedang - Bandung.

Aglomerat adalah gumpalan batuan yang terdiri atas komponen batu bersudut, batu bulat, atau kerikil yang pekat menjadi satu karena adanya bahan perekat (misalnya tanah liat). Sementara hasil dari gunung api tua (Qvb) terdiri dari breksit aliran lahar gunung api dengan susunan komponennya antara andesit - basal.

Sedangkan hasil gunung api tua lava (Qvl) menunjukkan kekar lempeng dan kekar tiang, terdiri dari batupasir tufa, batulempung dan batupasir gampingan dan batu gamping formasi kaliwungu (Pk).

Kembali ke T. Bachtiar, ia menjelaskan, gunung api muda adalah gunung api yang diketahui masih aktif atau jejak letusannya masih tersisa. Sementara gunung api tua adalah gunung api yang sudah tidak memperlihatkan sisa kawahnya tapi dapat diketahui dari hasil atau produk letusannya.

"Gunung api tua, gunung apinya tidak diketahui. Karena saat meletus, terjadinya pada saat jutaan tahun yang lalu belum ada manusia yang memberi nama," ungkapnya.

2. Lereng Cadas Pangeran Berada di Antara 500 - 800 mdpl

Kawasan Cadas pangeran merupakan kawasan perbukitan yang memiliki lereng terjal dengan kemiringan antara 25 - 40 derajat.

Adapun lerengnya berada diantara 500 - 800 meter di atas permukaan laut (mdpl). Dibagian lembah kawasan tersebut mengalir Sungai Cipeles.

Hal itu dikutip dari Sumaryono, Sri Hidayati, dan Cecep Sulaeman dalam Gerakan Tanah di Cantillever dan Jalur Jalan Cadas Pangeran Sumedang (2010 : 23-31).

3. Cadas Pangeran dan Habitat Babi Hutan

Dasar jurang dan tebing Cadas Pangerang yang berada di bawah permukaan jalan raya, ternyata merupakan salah satu habitat bagi kawanan babi hutan.

Kemunculan seekor babi hutan sempat diabadikan oleh salah seorang wartawan TVRI bernama Doni Irwandi. Ia yang saat itu sedang ikut ke toilet di salah satu warung di kawasan Cadas Pangeran dikagetkan dengan adanya kemunculan babi hutan di area bawah yang tidak jauh dari tempatnya berdiri.

"Saat itu saya sedang istirahat di tempat biasa di sebuah warung dekat Pos Polisi, pas saya ikut ke toilet dan lihat ke area di bawahnya, saya kaget karena ada babi hutan di sana," ungkapnya kepada detikjabar, Sabtu (5/3/2022).

Adanya babi hutan di kawasan Jurang Cadas Pangeran dibenarkan oleh warga lainnya, yakni Ade atau yang akrab disapa Agog. Ia yang cukup sering menjelajahi dasar jurang Cadas Pangeran mengaku kerap melihat kemunculan babi hutan.

"Apalagi kalau ke dasar Cadas Pangeran, disana saya sering melihat jejak-jejak kaki babi hutan bahkan melihat langsung pun pernah," ungkapnya.

4. Jalur Atas dan Jalur Bawah Cadas Pangeran

Jalan Cadas Pangeran terbagi dua, jalan bagian atas merupakan Jalan Cadas Pangeran yang dibangun Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels (1808-1811) pada masa Pemerintahan Hindia Belanda.

Sementara jalan pada bagian bawah dibangun oleh Bupati Sumedang Pangeran Aria Soeria Atmadja atau Pangeran Mekah pada 1908.




(ors/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads