Pemkab Garut Canangkan Bulan Pencarian Balita Stunting

Pemkab Garut Canangkan Bulan Pencarian Balita Stunting

Rhazes Putra - detikJabar
Kamis, 02 Jun 2022 16:54 WIB
Bupati Garut Canangkan Bulan Stunting
Foto: Pemkab Garut
Jakarta -

Bupati Garut, Rudy Gunawan meluncurkan Gerakan Bersama Cegah Stunting melalui program Bulan Pencarian Balita Stunting bersamaan dengan Kegiatan Orientasi Tahap II Tim Pendamping Keluarga (TPK) Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Kabupaten Garut Tahun 2022. Kegiatan ini merupakan gerakan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut untuk menangani permasalahan stunting.

Rudy menjelaskan upaya ini dilakukan dalam rangka membuktikan survei Kementerian Kesehatan RI yang menyebutkan data stunting di Kabupaten Garut berada di angka 35%.

"Setelah itu ada strateginya bagaimana yang dilakukan mulai dari menghindari perkawinan usia dini, melakukan pengawasan terhadap anak-anak yang sudah lahir baik neo-natal ataupun yang sudah balita dan yang lebih penting itu adalah mereka yang berisiko stunting dari mulai yang bersangkutan hamil," ucap Rudy dalam keterangan tertulis, Kamis (2/6/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam kegiatan bertempat di Gedung Olahraga Desa Bayongbong, Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut, Rudy menyebutkan pelaksanaan Gerakan Pencarian Balita Stunting ini juga berlangsung secara serentak di 421 desa dan 21 kelurahan sejak 1 Juni 2022 kemarin. Presiden RI Joko Widodo juga telah menginstruksikan kepada setiap daerah untuk bisa menyelesaikan masalah stunting terutama dari mulai pendataan.

"Jadi kita menggerakan segala daya upaya yang dipilih pemerintah daerah termasuk TNI/POLRI mengikuti kegiatan ini jadi ini gerakan besar di 421 desa (dan) 21 kelurahan," tutur Rudy.

ADVERTISEMENT

Ia menjelaskan setelah mendapatkan data akurat, pemerintah daerah akan menentukan tindak lanjut dalam penanganan stunting seperti salah satunya yaitu perbaikan rumah bagi masyarakat yang memiliki anak penyandang stunting.

"Memperbaiki struktur ekonomi keluarga terutama masalah ekonomi dulu, setelah itu masalah segi kesehatannya PIS PK nya (Program Indonesia Sehat Berbasis Keluarga) nya dioptimalkan," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA) Garut, juga selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), Yayan Waryana melaporkan kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan sumber daya manusia yang memiliki produktivitas dan daya saing yang tinggi.

"Untuk mewujudkan keluarga-keluarga muda yang berkualitas sebagai kunci Indonesia emas yang akan melahirkan generasi-generasi emas di tahun 2045 yang berdaulat maju, adil, dan makmur," ucap Yayan.

Kegiatan penimbangan serta pencarian balita stunting ini akan berlangsung secara serempak selama satu bulan penuh dengan melibatkan 33 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Lingkungan Pemkab Garut, 42 kecamatan dan lintas sektor kecamatan, 442 desa dan kelurahan, 67 Puskesmas serta beberapa pihak dan kader lainnya.

"Di mana dari masing-masing kader ini melakukan deteksi dini faktor-faktor yang berisiko stunting secara spesifik dan sensitif yang keduanya melakukan pendampingan dan surveilans yaitu melakukan penyuluhan, fasilitasi pelayanan rujukan, serta pendampingan bagi bantuan sosial," kata Yayan.

Hal senada diutarakan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Garut, dr. Maskut Farid. Ia menyebut mulai hari ini pihaknya telah menginstruksikan kepada seluruh puskesmas juga posyandu serta kader untuk mencari balita stunting dengan data yang lebih akurat dan lebih valid.

Dr. Maskut memaparkan data yang lebih akurat tersebut nantinya akan digunakan untuk melihat bayi tersebut berdasarkan by Name By Address. Pihaknya juga akan mengadakan intervensi berupa Pemberian Makanan Tambah (PMT).

"Nanti akhirnya di bulan Desember nanti kita akan ada gerakan lagi untuk memastikan bahwa stunting yang saat ini terdata Name By Address-nya sudah berubah menjadi tidak stunting, Amin ya itu harapan kami," ungkapnya.

Untuk suksesnya gerakan ini, pihaknya juga telah bekerja sama dengan Forum Kabupaten Garut Sehat memproduksi video terkait stunting untuk mengajak generasi milenial untuk lebih waspada terhadap stunting.

"Kami juga usahakan nanti video berupa edukasi kepada masyarakat supaya tidak ada stunting-stunting baru, sehingga program-program tindakan spesifik di Dinas Kesehatan (Dinkes) ini bisa berjalan dengan baik dan akhirnya mudah-mudahan tidak ada stunting baru yang timbul di Garut," tandas Yayan.




(ncm/ncm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads