Tangis Evi dan Abdul Muslih (32) pecah begitu tim dokter memberi tahu mereka jika operasi berjalan lancar dan kedua putrinya itu selamat. Evi tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya.
"Perasaannya alhamdulilah senang, sedih juga, takut campur aduk. Tapi semoga ini jalan yang terbaik supaya Zahira dan Zaina bisa hidup normal, bisa secepatnya pulih juga sehat," ucap Evi saat diwawancarai wartawan.
Evi mengungkapkan, kondisi yang dialami Zahira dan Zaina diketahui ketika kandungan memasuki usia 4 bulan. Saat itu, Ia melakukan pemeriksaan USG dan mendapati kondisi janin di dalam kandungan dempet.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pas ketahuan itu saat melakukan usg di usia kandungan 4 bulan di rumah sakit Sukabumi. Waktu di hasil usg memang terlihat dempet dada sampai perut," ujarnya.
Mendapati kondisi itu, pihak rumah sakit merujuk Evi untuk melakukan pemeriksaan di RSHS. Setiap bulan, Evi dan Abdul harus bolak-balik Sukabumi-Bandung untuk memeriksakan kandungannya.
Baru di tanggal 28 Juni 2021, Evi melahirkan Zahira dan Zaina dengan kondisi conjoin twins thoracomohalaphagus yakni kondisi dimana bagian perut dan dada dempet.
"Langsung dirujuk ke RSHS Bandung lalu setiap bulan kontrol sampai lahiran disini," kata dia.
Kini kedua bayinya telah dipisahkan dengan selamat. Evi berharap masa depan Zahira dan Zaina bisa sama dengan bayi pada umumnya. Ia juga menyampaikan terimakasih tak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu proses operasi pemisahan.
"Saya ucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya sama semua pihak yang telah menyelamatkan anak saya. Terimakasih," tutup Evi dengan nada tersendak.
Melibatkan 30 Dokter
Zahira dan Zaina sendiri merupakan bayi kembar siam yang lahir dengan kondisi conjoin twins thoracomohalaphagus yakni kondisi dimana bagian perut dan dada dempet.
Bayi berusia 11 bulan ini juga mengalami kelainan karena pada organ dalam yakni liver yang menyatu di bagian tengahnya. Operasi pemisahan yang melibatkan 30 dokter ini memerlukan waktu 3 jam 17 menit.
Ketua Tim Kembar Siam RSHS dr. Dikki Drajat Kusmayadi mengatakan usai operasi kondisi Zahira dan Zaina dalam keadaan stabil. Saat ini tim dokter RSHS masih melakukan tahap penutupan pasca operasi.
"Operasi dimulai pukul 10.14 berakhir pukul 13.31 selama 3 jam 17 menit dan berhasil, pasien dalam keadaan stabil dan sekarang proses penyelesaian penutupan pasca operasi," kata Dikki.
Dikki mengungkapkan saat operasi ditemukan ada selaput jantung yang ikut menempel. Kondisi itulah yang sempat menghambat proses pemisahan. Namun tim dokter RSHS berhasil mengatasi hal tersebut.
"Secara teknis pemisahan yang dilakukan dimulai dari dinding perut, dinding dada dan bagian dalam liver yang menempel dengan ukuran lebar 6 cm dan panjang 10 cm," ungkapnya.
"Kemudian pemisahan dinding dada ini menempel selaput jantung, jantungnya terpisah masing-masing mempunyai selaput jantung, tetapi ada penempelan sedikit kurang lebih 1 cm dan tidak menyulitkan tim bedah," lanjutnya.
![]() |
Meski berjalan lancar namun operasi pemisahan bayi kembar siam tersebut ternyata terlambat dari waktu yang direncanakan tim dokter.
Sekretaris Tim Kembar Siam RSHS dr. Fiva Aprilia menjelaskan tim dokter mengalami beberapa kendala salah satunya adanya selaput jantung yang menempel sehingga membuat detak jantung salah satu bayi menjadi tidak stabil saat operasi pemisahan dilakukan.
"Stabil secara klinis tanda vitalnya stabil, tapi pada saat pemindahan jantung karena selaput jantungnya agak menyatu, jadi denyut bayi yang satu ada terganggu tapi setelah distabilkan akhirnya stabil," ungkapnya.
Saat ini, Zahira dan Zaina masih berada di ruang operasi untuk menjalani tahap penutupan pasca operasi. Diperkirakan tahap ini membutuhkan waktu hingga 3 sampai 4 jam kedepan.
"Operasi ini 3 jam 17 menit mulai dari insisi pertama sampai terpisah, bukan dari awal persiapan sampai penutupan. Jadi belum selesai, masih dilakukan kira-kira 3-4 jam lagi sampai penutupan sempurna," ujar Fiva.
Tangis Bahagia Evi
Tangis Evi dan Abdul Muslih (32) pecah begitu tim dokter memberi tahu mereka jika operasi berjalan lancar dan kedua putrinya itu selamat. Evi tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya.
"Perasaannya alhamdulilah senang, sedih juga, takut campur aduk. Tapi semoga ini jalan yang terbaik supaya Zahira dan Zaina bisa hidup normal, bisa secepatnya pulih juga sehat," ucap Evi saat diwawancarai wartawan.
Evi mengungkapkan, kondisi yang dialami Zahira dan Zaina diketahui ketika kandungan memasuki usia 4 bulan. Saat itu, Ia melakukan pemeriksaan USG dan mendapati kondisi janin di dalam kandungan dempet.
"Pas ketahuan itu saat melakukan usg di usia kandungan 4 bulan di rumah sakit Sukabumi. Waktu di hasil usg memang terlihat dempet dada sampai perut," ujarnya.
Mendapati kondisi itu, pihak rumah sakit merujuk Evi untuk melakukan pemeriksaan di RSHS. Setiap bulan, Evi dan Abdul harus bolak-balik Sukabumi-Bandung untuk memeriksakan kandungannya.
Baru di tanggal 28 Juni 2021, Evi melahirkan Zahira dan Zaina dengan kondisi conjoin twins thoracomohalaphagus yakni kondisi dimana bagian perut dan dada dempet.
"Langsung dirujuk ke RSHS Bandung lalu setiap bulan kontrol sampai lahiran disini," kata dia.
Kini kedua bayinya telah dipisahkan dengan selamat. Evi berharap masa depan Zahira dan Zaina bisa sama dengan bayi pada umumnya. Ia juga menyampaikan terimakasih tak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu proses operasi pemisahan.
"Saya ucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya sama semua pihak yang telah menyelamatkan anak saya. Terimakasih," tutup Evi dengan nada tersendak.
(bba/yum)