Sejumlah musisi beken tanah air batal manggung di Kota Bandung karena urusan perizinan saat pandemi COVID-19. Pegiat musik di Kota Bandung pun turut merespons hal itu, dan memberikan saran agar gelaran konser musik masih tetap bisa dilaksanakan tanpa berbenturan dengan urusan protokol kesehatan (prokes).
Usulan tersebut salah satunya disampaikan oleh Iman Rahman Angga Kusumah. Pria yang akrab disapa Kimung dan pernah menggawangi grup musik ikonik Karinding Attack yang memadukan kesenian tradisional dengan musik metal memiliki saran agar komunitas musik di Bandung tak terburu-buru menggelar konser offline. Sebab menurutnya, kini ada teknologi yang bisa dimanfaatkan dan menggelar konser hybrid.
"Para musisi Bandung enggak usah terburu-buru juga buat bikin konser-konser offline, toh konser online juga teknologinya belum sepenuhnya dikembangkan, upgrade SDM-nya juga belum dilakukan. Padahal industri masa depan salah satu kuncinya ada di penguasaan teknologi internet," katanya saat berbincang dengan detikJabar, Rabu (18/5/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kimung memang ikut menyayangkan beberapa konser musisi besar di Bandung malah batal digelar. Sebab menurutnya, Pemkot Bandung terkesan lambat dalam merespons kondisi COVID-19 yang saat ini tengah menuju fase endemi.
Namun di sisi lain, ia lebih memilih untuk menghormati regulasi pemerintah daerah mengenai kondisi tersebut. Sebari pelan-pelan, para komunitas musik disarankan terus memberikan edukasi bahwa prosedur kebiasan baru sudah semestinya dilakukan dengan tetap menjaga kesehatan dan keselamatan komunal.
"Sepertinya kita memang tak punya pilihan lain selain mengikuti dan menghormati pihak-pihak status quo terkait COVID. Tapi yang penting juga, tidak memadamkan hasrat untuk berkarya para komunitas musik di Bandung," ucapnya.
"Berbagai upaya nekat menggelar berbagai perhelatan mungkin penting juga dilakukan secara terus menerus untuk menunjukkan gejolak aspirasi masyarakat yang menginginkan satu kondisi normal baru yang benar-benar aman, saling menghormati, dan tidak tercederai arogansi," tambahnya.
Menurut Kimung, saat ini sikap terbaik yang bisa dilakukan para musisi Bandung adalah bersinergi dan menjauhkan diri dari perasaan berburuk sangka. Para pelaku industri kreatif menurutnya harus berbaik sangka terhadap situasi pandemi saat ini, karena menurutnya orang Sunda selalu punya prinsip Silihwangian atau saling berbaik sangka yang di dalamnya ada prinsip keterbukaan.
"Hanya dalam kondisi yabg saling berbaik sangka inilah masyarakat yang sehat, baik jiwa mau pun raga akan terbentuk. Dalam masyarakat yang sehat, berbagai pelarangan atau apapun itu yang cenderung dipandang negatif akan mampu dihentikan," tuturnya.
Di sisa waktu menuju fase endemi COVID-19, Kimung pun memiliki saran agar para komunitas musik di Bandung mulai memunculkan inovasinya, terutama di bidang teknologi. Ia meyakini perpaduan keduanya bisa dilakukan dan terus didorong melalui produksi broadcasting di media sosial tanpa menghilangkan hipe dari konser-konser musik selama ini.
"Ada baiknya didorong terus beragam upaya untuk mengejar berbagai pengetahuan yang terbaru mengenai teknologi mutakhir seni pertunjukan. Dan yang tak kalah penting adalah upaya preservasi dan konservasi yang mudah diakses publik agar terbangun pemahaman bersama untuk menentukan langkah-langkah ke depan," katanya mengakhiri perbincangan dengan detikJabar.
(ral/yum)